25

1.1K 155 6
                                    

pasangan itu masih mematung di tempat. Tubuh mereka serasa membeku. Apalagi ketika melihat langkah jaemin yg semakin dekat dengan mereka

" 'Echan!' "

Mereka makin tak bisa berkata, apalagi haechan.  Pasalnya, suara panggilan itu berasal dari 2 orang. Jaemin dan renjun

Renjun menyentuh pundak haechan. Dan kejadian itu tepat dengan kedatangan jaemin di depan mereka

Mark dan haechan saling tatap. Mereka mencoba berkomunikasi lewat tatapan. Tapi sayangnya mereka tidak mempunyai kemampuan telepati

"Halo jeno, renjun" sapa jaemin dengan senyum misterius

Haechan berpindah posisi di sebelah renjun, sambil mengelus pundak temannya itu

"Tenang njun, mark bakal ngatasin ini semua" bisik haechan

Renjun menatap haechan dengan tatapan putus asa. Di tatap seperti itu haechan menjadi tidak yakin dengan kata katanya tadi

"Ngapain lo disini?" tanya mark dingin

"Oh, lo yg waktu itu ke unit gue ya? Haha ga nyangka nih kita bisa satu sekolah" jaemin mencolek pipi mark genit, dan membuat haechan naik darah

"Heh kirdun! Jangan pegang pegang pacar gue!" gertak haechan

"Wohoo, kalem chan. Gue ga tertarik sama tuan alis melengkung ini. Oh ya, gue cuma mau bilang sama kalian, kalo mulai hari ini sampai lulus, gue bakal sekolah disini. Dan gue bakal sekelas sama kalian"

Jeno dan mark diam sambil menatap jaemin tajam. Sedangkan renjun dan haechan sudah darah tinggi

"Sebenernya lo ngerencanain apa sih? Sampe lo harus susah susah pindah kesini? Hm?" renjun maju dan berdiri di hadapan jaemin, yg membuat jaemin sedikit tergagap

"Gu--gue cuma pengen suasana baru. Gue ga ada rencana apa apa ya!" jaemin memelototi renjun yg lebih pendek darinya itu

"Ayo bersaing secara sehat. Kalo lo menang, lo boleh sama jeno. Kalo gue menang, lo harus pergi dari hidup jeno. Sepakat?" bisik renjun

Jaemin menaikkan sebelah alisnya dan tertawa mengejek

"Gausah lebay njun, pasti gue yg menang--"

"Kita bersaing secara sehat" potong renjun

"Woah, oke oke. Gue sepakat"

Mereka pun bersalaman. Dan setelah itu, renjun berlalu dari sana

~~~

Jaemin menepati janjinya. Sudah 2 minggu dia sekolah disini. Dia tidak mengumbar terang terangan bahwa dia mendekati jeno. Tapi jaemin melakukan cara halus, yaitu

Mendekati chenle

Masih ingat?

Sudah seminggu lalu chenle pindah ke sekolah ini. Dia ada di kelas 11 ips. Reaksi renjun? Tentu dia merasa sangat senang chenle kembali lagi bersamanya

"Le, sini"

Chenle terdiam di tempat sambil memperhatikan orang di depannya ini dengan tatapan menilai

"Lo siapa?"

"Gue jaemin. Temen sekelas jeno"

Mendengar nama jeno, chenle jadi teringat peristiwa saat di rumah sakit dulu. Dia merasa jengah dengan jeno

"Ada apa?"

"Ekhm.. Gue mau nanya. Lo saudara renjun yg dari cina kan?"

Chenle menaikkan sebelah alisnya

"Kok lo tau?"

"Tau. Jeno cerita sama gue" alibi jaemin

Jaemin mendekatkan bibirnya ke telinga chenle

"Lo masih terobsesi buat dapetin renjun?"

Chenle tersentak. Dan dia menjauh dari jaemin

"Apa maksud lo? Gue udah gamau terjebak di situasi itu lagi. Ngga. Jangan bahas itu" chenle berdiri sambil menggeleng

"Tunggu dulu le. Gue menawarkan cara bagus. Jadi gini, gue sayang banget sama jeno, dan jeno itu sebenernya pacar gue, cuma renjun ngaku ngakuin kalo jeno itu pacar dia" kata jaemin sedih. Chenle masih menyimak cerita jaemin

"Lo mau ga, bikin renjun lupa sama jeno dengan cara lo nembak dia? Lo gamau kan saudara lo sendiri di cap pho sama orang?"

Chenle terdiam. Perkataan jaemin ada benarnya juga. Tapi dia sudah tidak mau menyimpan perasaan lebih untuk renjun

Alasan chenle menghilang adalah dia kembali ke cina dan tinggal di kuil sambil berdoa. Setelah perasaannya membaik, chenle kembali lagi ke sekolahnya disini

"Tapi, gue--"

"Ayolah le, bantuin gue, pliss" jaemin menatap chenle memelas. Chenle sedikit goyah

"Le, anterin ke perpus yuk. Sekalian pinjem buku sejarah"

"Sorry ya, gue mau ke perpus dulu" chenle buru buru pamit dan mendatangi teman sekelasnya, jisung

Jaemin menyunggingkan bibirnya ketika melihat guanlin yg melintas di sebrang tanpa melihat ke arahnya

"Maaf, bawa pulpen? Gue pinjem bentar"

Sebuah suara lembut membuyarkan lamunan jaemin tentang rencana nya memisahkan jeno dan renjun. Jaemin pun mendongak dan dia menganga ketika melihat sosok tampan yg sedang menatap ke arahnya

"Are you have any pen?"

"Oh ada, ini" jaemin memberikan pulpennya dan segera pergi dari sana

"Hei! Pulpen lo ini!"

Baejin menatap pulpen yg ada di tangannya. Dan dia menemukan kertas yg mengelilingi pulpen itu dan bertuliskan 'na jaemin'

"Jaemin? Jadi dia jaemin?" baejin terlihat kaget dan pulpen itu tak sengaja terjatuh

***

[1] Asam Basa✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang