Cinta Terakhir

3.7K 35 5
                                    

#1
Aku Sella Oktaviani seorang gadis SMA, tahun ini awal aku memasuki sekolah yang sama dengan pacarku. Kami hanya selisih 2 tahun, aku yang baru kelas 10 sedangkan dia kelas 12 yang artinya sebentar lagi akan lulus. Kadang dalam hati aku selalu berpikir kenapa saat kita akan bersama harus terpisah kembali. Kami pacaran cukup lama hampir 3 tahun lebih, saat itu Kak Fahreza yang biasa aku panggil Kak Eza yang menjadi ketua osis di sekolahku saat masih Smp, membelaku saat di hukum oleh seniorku dengan tidak wajar saat MOS pertama, padahal aku hanya tidak menbawa topi yang disuruh aku disuruh keliling lapang 10 kali, pus up dan sebagainya, sampai sampai aku hampir pingsan.

Dan dengan tegas Kak Eza memarahi senior itu karena sudah berlaku berlebihan, masih ingat kata katanya dalam ingatanku saat ia dengan tegas menyuruh rekanya meminta maaf padaku dan ia meyuruhku memasuki aula yang sudah berisi anak anak MOS lainya.

Kembali ketopik. Saat ini aku sudah berdiri didepan gerbang dengan tangan melambai kearah Ayahku yang melajukan mobilnya setelah mengantarku kesekolah ini.
Omong omong soal Kak Eza, saat kemarin Ospek ia sangat sibuk sekali sampai sampai aku tak pernah melihatnya walau kami sekarang satu sekolah. Selama ini kami memang jarang bertemu, karena ia yang sibuk dengan kegiatan sebagai ketua osis dan juga belajarnya yang dari pagi hingga sore yang artinya Full day, saat sabtu dan minggu Kak Eza mengunakan waktu liburnya untuk latihan basket dan kumpulan organisasi rutinan.

Bertemu denganku pun bisa dihitung dengan jari selama kami 3 tahun pacaran. Aku tak pernah protes dengan keadaan ini malah aku mendukungnya selama hubungan kami baik baik saja. Tapi sudah hampir 4 bulan ini ia sedikit berubah, entah kenapa. Aku tak mempermasalahkanya yang terpenting ia masih ada untukku. Ditambah aku pun sama sibuknya dengan mengikuti les biola setiap minggu dan hari sabtu aku tetap sekolah.

Aku berjalan menyusuri koridor sekolah dengan terus mengembangkan senyum dibibirku. Aku menuju mading sekolah untuk melihat dimana kelasku, ternyata X IPS 2. Dengan segera aku mencari kelas itu yang terletak dengan tangga menuju lantai 2 bagian kelas XI. Sebelum ke kelasku aku sempatkan menuju kelas Kak Eza yang terletak di lantai 3 yaitu XII IPA 1, Kak Eza memang sangat pintar tak heran ia berada di kelas IPA, bahkan cita citanya ingin menjadi Dokter, berbeda denganku yang memiliki otang paspasan.

Setelah sampai aku melihat Kak Eza tengah berbincang dengan temanya, aku memangilnya ia cukup terkejut dengan kehadiranku yang tiba tiba. Aku tersenyum kearahnya dan melambaikan tangan, ia menghampiriku lalu menarik tanganku hingga aku berada di balkon ujung yang cukup sepi.
"Kenapa kamu ada disini" ujarnya dengan sedikit menggeram. Aku cukup terkejut dengan nada bicaranya, namun aku kembali menampilkan senyum kearahnya.

"Memangnya Kakak gak baca chat aku, kenapa juga Kakak selalu susah di hubungi sih 2 bulab terakhir ini". Dengan sedikit merajuk aku menggenggam tanganya.
"Kan aku juga udah bilang dari jauh jauh hari aku mau satu sekolahan lagi sama Kakak".

"Eza lagi ngapain woyy lama bener". Teriakan teman Kak Eza dengan suara yang sedikit mengelegar, bahkan yang lewatpun sempat menoleh kearah kami.
Kak Eza melihat jam yang ada dipergelangan tanganya dan menyuruhku cepat kekelasnya, karena sebentar lagi bel. Aku pun menurut padahal aku tau bel sekitar 15 menit lagi. Saat aku menuruni tangga aku masih mendengar percakapan mereka.

"Siapa tadi Za, cantik loh Za." Tanya orang yang tadi, dan dibalas siulan dari teman temanya. "Oh adik sepupu gue, dia siswa baru". Deg..dia bilang aku sepupunya, ada apa dengan Kak Eza. "Ohh kirain pacar baru lo, kalo iya lo mau kemanain Marcella.." setelahnya aku tidak tau apa yang mereka bicarakan, aku terlanjur sakit hati dengan ucapanya yang hanya menganggapku adik.

Jadi ini jawabanya setelah hampir berbulan bulan ia jarang ada kabar dan sikapnya banyak yang berubah. Tapi akan aku tanyakan apa maksudnya nanti saat istiraha saja, biar jelas biar aku tak berpikiran negatif tentangnya. Aku tidak ingin menduga duga, tidak baik untuk hatiku.

Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang