"Dek..." Panggil Oliv.
"Dek, kamu dimana?? Jennie" Panggilnya lagi.
Saat ini Jenni sedang tidak ada di rumah. Dia keluar untuk beli buku dan beberapa novel. Jenni meninggalkan hpnya dan dari tadi Oliv mencari adiknya. Dia khawatir. Kakak mana yang tidak akan takut jika adiknya tidak ada kabar.
"Kenapa Liv?" tanya Sabrina panik mendengar suara anaknya yang besar memanggil adiknya.
"Mama tau kemana adikku?" tanya Oliv.
"Mama ngk tau liv. Mama dari tadi ada dikamar, istirahat. Kalau adik kamu keluar, pasti dia minta izin sama mama"
"Jenni ngk ada di kamarnya, ma. aku juga cari dikeseluruh rumah tapi tetap ngk ada" ucap Oliv dengan wajah yang khawatir.
"Jenni mungkin lagi jalan-jalan sore. Tunggu aja, kalau dia udah kembali. Nanti mama bicara sama dia" ucap Sabrina sedikit kesal karena gara-gara Jenni, Oliv tidak bisa tenang.
"Mama mau bicara apa sama Jenni?" tanyanya.
"Ngk bicara yang macam-macam kok, sayang. Mama cuman mau peringatin dia aja agar ngk buat kakak cantiknya ini khawatir" ucap Sabrina
"Ohh. Klu gitu, aku keatas kamarnya Jenni. Aku mau disitu tunggu dia" ucap Oliv berlalu.
'Awas aja kamu anak S*alan. kamu udah buat anak kesayangan aku panik kayak tadi. Tunggu aja kamu' ucap Sabrina dalam hati. Dia sangat Jengkel sekarang ini.
>>>>>>>>>>
"Assalamu'alaikum" ucap Jenni yang sudah pulang dari toko buku.
"Waalaikumsalam. Pulang dari mana kamu? Keluar ngk minta izin, mau jadi anak pembangkang kamu. Ahh" ucap Sabrina marah.
"Maaf ma. Tadi aku mau minta izin ke mama. Tapi mama lagi tidur, aku ngk mau kasih bangun mama" ucap Jenni membela dirinya.
"Ngk usah alasan kamu. Bilang aja kamu udah ngk mau dengerin kata saya lagi kan?" ucap Sabrina
"Ngk ma. Mana bisa aku kyk gitu. Aku ngk mau durhaka sama orangtuaku" ucap Jenni menunduk, matanya Sudah berkaca-kaca sedari tadi.
"Ngk usah cengeng kamu. Gara-gara kamu anak saya panik cariin kamu. Kamu dari dulu emang selalu nyusahin, ngk pernah ngk nyusahin" ucap Sabrina.
'Kamu dari dulu emang selalu nyusahin, ngk pernah ngk nyusahin' Ucapan Sabrina terniang di kepala Jenni dan itu membuat air mata yang ditahan sedari tadi jatuh.
"Kamu masuk ke kamarmu. Anak saya nunggu kamu disitu. Hapus air mata buayamu itu. Ngk guna juga" ucap Sabrina berlalu pergi sedangkan Jenni masih berdiri kaku dengan mengigit bibir bawahnya.
'Harus kuat, Jen. Kamu udah janji sama papa buat selalu kuat apapun yang terjadi. Terseyumlahh. Senyum' Lirih Jenni dan menghapus air matanya. Dia harus kuat sekarang.
Jenni menuju ke westafel kamar mandi dan membilas wajahnya. Jenni melihat kearah cermin dan melihat dirinya di sana. Jenni tersenyum dengan pahit dan mengepalkan tanganya dan memberi semangat pada diri sendiri akhirnya Dia tersenyum dengan lebar dan berlalu dari kamar mandi menuju ke kamarnya.
Sesampainya di depan kamarnya. Jenni enggan untuk membuka pintu kamar. Jenni menghembuskan nafas kecil dan tersenyum seperti biasa. Face smile dan memakai topeng andalannya.
Jenni melihat kakaknya yang sedang berdiri di balkon kamarnya dan ide muncul di kepala Jenni. Dia ingin mengusili kakanya ini. Jenni berjalan dengan pelan kearah belakang Oliv dan...
"KAKAKKKKK..." teriak Jenni dibelakang Oliv.
Oliv diam tidak merespon teriakan Jenni. Jenni memengang pundak Oliv sehingga Oliv langsung tersadar dari lamunannya.
"Kak oliv kenapa?" tanya Jenni hati-hati. Oliv tidak menjawab, dia hanya memandang wajah Jenni dari tadi. Matanya berkaca-kaca. Oliv langsung memeluk Jenni.
"Gara-gara kakak" ucap Oliv dengan pelan tapi bisa didengar Jenni.
"Maksud kak oliv apa?" ucap Jenni masih dipelukan sang kakak.
"Hiks...hikss" Oliv malah menangis setelah ditanya Jenni.
"Kakak jahat ya sama kamu. Gara-gara kakak selama ini kamu.. hikss" ucapnya lagi tanpa meneruskan perkataannya.
"Selama ini apa kak?" tanya Jenni. Dia tidak mengerti maksud kakaknya. Jenni merasa sedih melihat Oliv menangis begini.
Oliv melepas pelukannya dan menatap Jenni.
"Gpp. Maksud kakak, selama ini kamu ke mana??" ucap Oliv mengelak. Jenni semakin bingung.
"Maksud kak oliv apa si? kan selama ini aku disini. Kakak ada-ada aja deh perkataannya. Hapus air matanya. Tambah jelek kakak" ucap Jenni menghapus air mata Oliv. Oliv langsung memeluk Jenni kembali dengan erat.
"Maafin kakak ya, dek" ucap Oliv.
"Kenapa harus minta maaf. Kan kak Oliv ngk ada salah"
"Kamu emang adik aku yang paling baik" ucap Oliv tidak berminat melepas pelukangnya. Jenni yang dipeluk merasa sesak.
"Kak, udah dong pelukannya. Sesak nih" ucapnya dan Oliv hanya Cengengesan.
"Biarin..."
>>>>>>>>>>
Sedih ngk bacanya ngengsss...
Jangan lupa tinggalkan jejek kalian.
TEKAN BENTUK BINTANG TU.
PLEASE
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE
Teen Fiction(ON GOING) Up kalau Authornya lagi ngk sibuk. SELAMAT MEMBACA. Kenapa ini terjadi di hidupku? Apakah dulu aku memiliki kesalahan yang begitu besar? Aku ingin tau apa salahku dan mengapa dia memperlakukanku seperti ini.. Satu hal yang aku mau, dis...
