Fake5

15 3 0
                                    

Seorang cowok tergesa-gesa dengan tangan yang penuh dengan buku. Dia berlari kecil menuju ke kelasnya dilantai lima. Lift sedang penuh, jadi dia memutuskan untuk naik tangga. Tak sengaja matanya melirik ke toko buku dikampusnya dan langsung berhenti tiba-tiba dikarenakan dia melihat seseorang perempuan yang di kenalinya yang sedang merenung dengan memeluk tas pungungnya. Dia akhirnya membelok langkahnya ke arah perempuan tersebut.

"Jen?" panggil Davin. Yah, ternyata laki-laki ini adalah Davin dan Perempuan itu Jenni.

Jenni yang masih termenung tidak mendengar ada seseorang yang memanggilnya. Jenni terus memeluk tasnya dan sembari menghapus air matanya. Sedangkan Davin yang melihat Jenni ternyata sedang menagis langsung duduk disamping Jenni dan memengang pundaknya dengan sedikit rasa takut. Jenni menoleh dan kaget karena tiba-tiba ada Davin si mahasiswa baru disampingnya. Jenni bergegas menghapus air matanya dengar kasar.

"Kamu ngapain disini?" tanya Jenni. Yang ditanya hanya tersenyum malu.

"Tadi aku lewat trus liat kamu disini sendirian. Jadi, aku samperin dan ternyata kamu lagi nangis" ucap Davin lirih tapi masih didengar Jenni dan Jenni yang mendengar jawaban Davin hanya diam menunduk.

"Kamu kenapa?" tanya Davin.

"Hiks... A..aku mau beli buku yang harus dipelajari hari ini tapi uang aku tidak cukup. aku cuma pengang uang 50 ribu. Padahal harga bukunya 75 ribu" Jenni menjawab dengan sedikit menagis. Davin yang sudah tahu langsung mengeluarkan uang 100 ribu dari kantongnya.

"Ini" ucap Davin. Jenni yang mendengar Davin bicara dengan tegas di sampingnya langsung menoleh melihatnya dan ternyata Davin memberinya uang 100 ribu.

"Kamu... kenapa kasih aku uang itu? itu kan uangmu" ucap Jenni sungkan.

"Ngk apa-apa. Kita kan teman satu kelas pula. Masa bantu teman sendiri harus pamrih. Apalagi Buku itu harus di pake di pelajaran pertama loh. kamu mau ngk di izinkan masuk? Kalo ngk masuk kan kamu sendiri yang rugi" ucap Davin panjang lebar.

'Teman? Dia menganggapku temannya? Aku?' Jenni hanya terfokus pada satu kata dari ucapan Davin barusan yaitu Teman. Jenni langsung tersadar dari lamunanya dan menatap Davin sembari tersenyum.

"Ok. Aku terima uangnya. Tapi kalau aku udah punya uang, aku ganti" ucap Jenni tersenyum manis dan mengambil uang yang diberikan oleh Davin dan Davin ikutan tersenyum dengan lebar.

"Ayoo. Temani aku beli bukunya. Kita kan teman sekarang" ajak Jenni menarik tangan Davin.

Davin merasa hatinya menghangat saat Jenni memengang tangannya dan pipinya langsung memerah.

Selesai mereka membeli buku. Jenni dan Davin menuju ke kelas. dan dari tadi Jenni tidak berhenti tersenyum karena mengingat kata Teman yang diucapkan Davin padanya. Jenni duduk dengan Davin hari ini dan untuk seterusnya.

'Tak apa jika Davin hanya pura-pura mau berteman denganku. Saat ini aku hanya ingin punya orang lain yang dapat menemaniku setelah kak Oliv. Aku tak mau menyusahkan kak Oliv terus menerus. Aku juga harus punya teman agar aku tak bosan setiap hatinya. Terimah kasih Davin karena mau jadi temanku. Aku menghargaimu' ucap Jenni melirik Davin yang sedang fokus menulis penjelasan Dosen didepan.

"Makasih Vin" ucap Jenni lirih yang hanya didengar olehnya. Davin yang menyadari Jenni sedari tadi menatapnya, jantungnya langsung bergemuruh. Dia berharap Jenni tidak mendengar bunyi jantungnya Dan terus menulis penjelasan Dosen tapi tidak fokus karena Jenni menatapnya sedari tadi.




Haii.. Haii.. Aku Up lagi. Jangan lupa tekan Tanda bintang dibawah. Please.....
Jangan lupa komen juga. Aku sangat butuh saran dan kritik kalian.

FAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang