keluarga hanif

17.9K 141 3
                                    

Hari ini sangat cerah. Gue sambut pagi dengan senyuman dan segudang harapan yang baru. Hehe..
Bagaimana tidak? kemarin, gue udah nikmatin amoy cantik plus duit dingin 400ribu, lumayanlah..

Kayanya mulai sekarang gue bakalan berhenti jadi tukang parkir. Sekarang gue udah punya cita cita. Jadi raja diraja hahaha..

"Tapi gimana gue harus mulai?" Gue lihat jam..
" Waduh udah jam 11! Ga apa apalah masih subuh!"

Saat gue ke warung buat beli kopi.. ga sengaja gue berpapasan dengan pak Hanif.

Beliau adalah seorang pengusaha kain. Pengusaha kain yang sombong. Karena udah 2 kali gue kena marah sama tuh orang. Kalo bukan lihat nyokap gue yang larang gue gorok tuh lehernya.

"Ah"
terlintas pikiran yang cemerlang
di otak gue.

Pak Hanif ini punya anak gadis 2 orang lagj. Cantik anaknya putih. Rambut panjang hitam lurus. Tinggi nya sekitar 155 sampe 160lah soalnya, kalo dia lewat ke sebelah gue paling cuma sedagu. Kalo adiknya ga tau deh gue jarang ketemu. Untuk informasi saja tinggi gue 178 cukup tinggi lah untuk pribumi.
Akhirnya gue putusin buat datang ke rumah pak Hanif.

*Tok.. tok.. tok*

" Ada apa?" Ternyata pak Hanif yang membuka pintu nya.

"Saya mau masuk" ucapku

" Silahkan Jo" dia langsung
mempersilahkan gue.
Gue pun langsung masuk dan duduk di sofa ruang tamunya.

" Panggil istri bapak" perintah gue

" Bu... Ibuu kesini Bu" panggil pak Hanif pada istrinya.

Tak lama istrinya pun keluar..
Seorang wanita umur sekitar 38 tahun. Dadanya yang besar terlihat jelas di balik daster berwarna krem.

" Lepas semua baju Lo , sampai bugil. bikinin gue kopi hitam dan kasih ke gue sambil me rang kak" gue beri penegasan pada merakak nya.

Tanpa basa-basi di pun melepas daster , bh , dan cd-nya di depan gue. Kulit putih nya terlihat jelas dan menggiurkan di mata gue.

Tak berselang lama Bu Hanif berjalan merangkak dengan 1 tangan sebagai tumpuannya dan tangan 1 nya lagi memegang cangkir kopi. Dia sangat terlihat kesulitan. Tapi gue sangat menikmati nya. Di tambah dadanya yang besar bergelayut saat merangkak menuju meja yang ada di depan gue.

" Duduk di bawah saya Bu" perintah gue saat dia meletakkan kopi di meja.

" Pak Hanif saya mau nanya,jawab jujur! Sudah berapa memek yang bapak rasakan?"

" Banyak Jo." Jawabnya singkat

" Petualangan juga nie.. ngomong ke gue orang ga bener , ternyata Lo juga ga bener!" Bentak gue.
" Bu, berapa kontol yang sudah masuk ke memek ibu. ?" Tanya gue.

" 5 Jo" jawab Bu Hanif sambil tersipu.

" Kalian suami istri ga bener"
" Selama pernikahan pernah kamu mencicipi kontol lain?" Tanya gue kembali.

" Enggak Jo, itu sebelum saya nikah sama bapak."

" Owh, kalo kamu pak?"

" Sering Jo, kalo sedang keluar kota." Jawab pak Hanif sambil menunduk.
Mendengar ucapan suaminya, Bu Hanif terlihat sedikit terkejut. Melihat reaksi Bu Hanif gue tau satu hal, kesadaran mereka tidak hilang walau dalam pengaruh gue.

" Hidup ini harus adil pak." Aku pun berdiri dan membuka baju dan celana gue, sampe bugil.

Kontol gue yang masih lemas terlihat sangat panjang mungkin sekitar 15 cm. Bu Hanif pun kaget, melihat kontol gue yang di upgrade sama si Tomang.

" Bu sepong gue.! Seperti Lo nyepong kontol - kontol yang udah pernah Lo sepong."

Tanpa lama Bu Hanif pun menggenggam kontol gue,. Dan langsung mengulum nya. Hisapannya terasa sangat mahir.

"Ahh, nikmat. Oh iya pak hanif, anda bisa duduk dulu ada yang pengen saya bicarakan dengan bapak"

" Oh iya Jo," sambil duduk matanya tetap tertuju pada istrinya yang sedang menghisap kontol gue.

" Kenapa pak Hanif? Kamu melihat apa? Kontol gue yang besar apa istri kamu yang sedang menikmati kontol gue.?"

" Dua duanya Jo"

" Cemburu?"
" Iya"

" Hidup itu harus adil pak Hanif, biarkan dia merasakan apa yang kamu rasakan di belakangnya. Sekarang saya mau membicarakan hal yang lebih penting dari pada kegiatan istri mu. Aku ingin bapak fokus membicarakan ini dengan saya!"Aku mulai memelototi nya.

" Baik Jo baik Jo. Ada apa memang nya?" Jawabnya terbaTa bata.

Sebenarnya gue sendiri ga fokus. Di bawah sana, kontol gue mulai menegang. Mulut Bu Hanif benar benar hebat.

"Sst.. aw.. jangan dulu kepalanya Bu.." gue tahan kepalanya, linu kontol gue..

" Begini loh pak hanif, apa pak Hanif punya relasi yang memiliki perusahaan yang besar atau pengusaha yang sangat kaya?"

" Banyak sekali Jo.. orang orang cina yang punya pabrik se-kota ini saya kenal semua."

" Bagus! Kalo para penjabat?" Tanya ku bersemangat, walau sambil menahan nikmat dari mulut istrinya.

" Kalo penjabat sih hanya satu dua."

"Tak apalah itu sudah cukup, aaaaahh. Anjing! Enak banget mulut loh. Beruntung Lo nif. Diem dan perhatikan gue ngentot sama bini Lo. Oiya Lo rekam sekalian oke."

Gue angkat Bu Hanif, sedangkan pak Hanif berdiri dari sofa dan pergi.

" Gue udah ga tahan bu."

Bu Hanif pun langsung berjongkok di atas kontol gue dan berhadapan.

" Bless"
dengan sangat mudah kontol gue masuk ke memeknya yang sudah ber anak dua. Dia pun langsung memompa sambil mencium bibir gue. Jam terbang nya tidak bisa di ragukan ciumannya benar benar hebat. Di tambah memeknya yang berkedut kedut menghisap kontol gue dari dalam. Sungguh kenikmatan yang tak bisa gue ucapin. Mungkin cewe dengan teknik paling hebat yang pernah gue rasain selama ini.

Gue pun ga mau diam saja. Gue hisap toketnya yang besar. Dan gue lihat pak Hanif sedang merekam menggunakan handicam. Entah sejak kapan dia ada di sana.

"Aaahh aahhh uuuhh joooo. Enak banget... Kontol mu gede bangetttt"
Gue pun langsung Gigit putingnya.
Gue remas pantatnya dan gue naik turunkan dengan sangat kencang dan cepat.

" Ahhh.. ahhh Jooo... Mentok banget Joo.. saya ga kuattttttt.."
" Creett creett creett creett..." Berkedut kedut memeknya. Bu Hanif pun langsung lemas di di pindah gue.

Gue biarin sejenak memberikan dia nafas. Tak Lamat pantatnya pun mulai maju mundur di atas kontol gue. Tapi gue tahan.
Gue balikin bu Hanif menghadap suaminya yang sedang merekam dirinya sendiri.

"Bless ough.."
Setelah kontol gue masuk, di langsung mengerjakan pantatnya maju mundur.
Gue pun ga diem, gue remas toketnya besar nya dari belakang dan menghisap lehernya dari samping. Gue jilat telinganya , gue masuk in lidah gue ke telinganya. Dia pun bergelinjang menahan geli.

" Bilang nikmatnya ke suami kamu!" Bisik gue

" Oouuuhh paakkk. Ini kontol Bejo enak bangetttt.. gede lagi.. oouhh paaakkk nikmatttt bangetttt kontol Bejo di banding kamu... Ouggh nikmat banget pak."

Gue pun terus memompa memeknya. Sambil terkadang mencubit pentil toketnya kencang. Terlihat pak Hanif merekam sangat marah..

" Hahahaha senang hati gue. Makanya jangan sombong pak jadi orang." teriak gue dalam hati.

"Ouugghh jooooo... Ibu ga kuat lagi... Nikmat bangetttt. Ooouuhh nikmat banget pak kontol bejooooooo" dia pun menjerit sampai tubuhnya melengking...

"ASTAGA ! IBU!"

TUNDUKLAH ! ! !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang