Commouvere

10 3 2
                                    

Prolog
Seorang gadis berjalan dengan santai ke apartemennya melewati gang sempit padahal waktu sudah menunjukan waktu tengah malam padahal gadis itu masih berusia 17 tahun, ia bernama Lisanna Sarah. Udara malam begitu dingin, ia rapatkan hoodie yang ia kenakan bermaksud untuk mengurangi rasa dingin yang serasa menusuk kulit.
Cahaya jalan sebagai penerangan kala lampu dimatikan oleh si pemilik rumah. Suasana jalan begitu lenggang tapi berbeda dengan orang-orang biasa keluar malam. Sesekali ia menghela nafas sambil nenatap bulan dengan memikirkan sesuatu
"Haaah... sudah tengah malam rupanya" gumamnya dengan wajah datar tak terbaca.
Tiba-tiba sebuah mobil melaju dengan kecepatan yang cukup kencang melewati Sarah dan...

Brakk

Terdengar benturan keras. Mobil sport itu menabrak pohon pinggir jalan. Sarah yang mendengar itu berlari ke arah mobil itu.
"Hei bangunlah!" Serunya. Ia mencoba menepuk pipi pria itu namun masih belum sadar juga. Airbag mobil itu tidak mengembang dan membuat kepala si pengemudi membentur stir mobil. Aliran bensin keluar dan percikan api muncul.
"Gawat!" Serunya.
"Hei bangun!" Sarah terus mengguncangkan bahu pria itu. Tak ada cara lain selain membawanya ke tempat aman.

Ia membawanya ke tempat yang agak jauh dari mobil itu.

Duarr

Suara ledakan terdengar dari arah mobil tadi. Ia tepat waktu untuk berlindung dibalik pohon walaupun tak begitu jauh. Tak jauh dari tempatnya berada sebuah mobil hitam datang menghampiri mobil yang meledak tadi. Seseorang keluar dari mobil hitam itu dan mengeluarkan ponselnya menghubungi seseorang

"Halo tuan, mangsa kita sudah lenyap"

"Apa kau yakin?"

"Iya tuan. Saat ini saya didepan mobilnya yang sudah meledak"

"Bagus, setelah ini hilangkan barang bukti yang ada dan pastikan tidak ada saksi mata disekitar sana."

"Baik, tuan" dan panggilan pun berakhir. Lelaki itu menatap sejenak pada mobil yang masih terbakar setelah itu pergi meninggalkan tempat itu.

Sarah yang bersembunyi tepat dibelakang lelaki itu terkejut mendengar apa yang diucapkan lelaki itu barusan. Tadi ia akan menghampiri lelaki itu yang ia kira bisa menolongnya namun lelaki itulah yang memang merencanakan pembunuhan berencana ini.

"Sekarang, apa yang harus aku lakukan?" Gumamnya. Ia melirik pria yang ia tolong. Ia menghela nafas sesaat dan memikirkan sesuatu.

CommuovereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang