Chapter 1

8 1 0
                                    

Seorang pria berpakaian rapi dengan memakai jas dokter berwarna putih datang sambil terburu-buru setelah turun dari mobil.
"Sarah!" Panggilnya setelah melihat sebuah mobil yang hangus terbakar.

"Aku disini!" Teriak Sarah dari balik pohon. Beberapa menit yang lalu Sarah menghubungi seseorang untuk meminta pertolongan. Ia tak mungkin menghubungi ambulans.

"Apa yang terjadi? Apakah kau terluka?" Tanyanya sambil meneliti penampilan Sarah serta pakaian yang terkena noda darah.

"Kau berdarah?" Tanyanya lagi

"Tidak, bukan aku yang terluka tapi lelaki ini" jawabnya menunjuk seorang pria yang tidak sadarkan diri. Lelaki yang baru datang tadi segera memeriksa lelaki yang tak sadarkan diri itu.

"Ayo kita bawa ke rumah sakit" ujarnya yang dijawab anggukan oleh Sarah. Mereka pun pergi ke rumah sakit.

Elisabeth hospital

Lelaki itu langsung dibawa keruang perawatan untuk diperiksa kembali.

"Kau tetaplah disini. Aku akan memeriksanya dan kembali kesini lagi." Ucapnya. Pria itupun berlalu memasuki ruangan si pasien.
Selang beberapa menit, lelaki itu pun keluar beserta brankar serta suster.

"Tenanglah, dia akan sadar besok dan hapus airmatamu" ucap lelaki itu seraya menyerahkan sapu tangannya pada Sarah.

"Terima kasih, kak Orland" mengambil sapu tangan itu. Isakan kecil terdengar.

"Traumamu masih ada ternyata. Ku kira traumamu akan hilang seiring berjalannya waktu."

"Maaf" Sarah menundukan kepalanya sedih.

"Yah, mau bagaimana lagi? Memang butuh waktu yang cukup lama walaupun tidak selamanya ingatan itu akan hilang. Oya, kenapa kau tidak menelfon ambulans?" Tanya Orland.

"Aku tidak bisa. Jika hiks... menelfon ambulans otomatis akan ada paparazi hiks... yang datang meliput. Dia akan dalam bahaya" terang Sarah sedikit terisak.

"Apa maksudmu?"

"A-ah... i-itu... aku tidak bisa menjawabnya sekarang dan berjanjilah kalau kakak tidak akan memberitahukannya pada siapapun" jawab Sarah. Orland memandang Sarah penuh selidik dan tajam membuat Sarah mengeluarkan keringat dingin.

"Kau yakin tak mau mengatakannya?" Tanya Orland sekali lagi dan dijawab anggukan kaku Sarah.

"Aku tidak akan memaksamu untuk menjawabnya. Tapi, jika terjadi apa-apa padamu aku akan bertindak" ucap final Orland dan ucapan "iya" dari Sarah. Orland dan Sarah pun masuk keruangan rawat pria itu.

Besok harinya ditempat lain... 

"Bagaimana? Apakah sudah ditemukan?" Tanya pria berumur sekitar 30 tahun dengan tegas bertanya pada anak buahnya.

"Sudah tuan, saat ini tuan Zein ada di rumah sakit Elisabeth dikamar nomor xxx" ucap salah satu anak buahnya.

"Kerja bagus. Sekarang, kita langsung menuju rumah sakit, siapkan penjagaan ketat disekitar kamar tuan"

"Baik tuan".
Mereka segera bergegas ke rumah sakit yang mereka tuju dengan 3 buah mobil yang beriringan. Sejak semalam, Daniel sudah menghubungi tuannya itu beberapa kali namun tak ada jawaban. Akhirnya, ia pun melacak sinyal jaringan ponsel tuannya dan terkejut ketika mendapati bahwa mobil tuannya mengalami kecelakaan serta terbakar. ia bergegas menuju ke tempat kejadian. Tapi ia tidak menemukannya. Segera ia kerahkan anak buahnya untuk menyelidiki kasus dibalik peristiwa ini. Ia yakin kalau tuannya tidak akan menabrakan mobilnya sendiri dan meninggal ditempat. Terlalu mengganjal jika untuk disebut sebagai sebuah kecelakaan tunggal.

☆♡☆♡☆

Hehehe... sorry klo gaje n suka telat. Masih harus banyak belajar lagi nih...
Btw, tempat dan kejadian serta tokoh yg ada dicerita pure dari pikiran author yak! Jdi hargai juga yg udah mikir2 berat malah diplagiat. Thanks ^_^ ♡♡

CommuovereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang