chapter 2

3 0 0
                                    

Matahari pagi tampak cerah menerangi bumi. Sarah sudah bersiap untuk pergi ke sekolahnya. Berterima kasihlah pada kak Orland (mungkin)-kakak sepupunya- yang dengan senang hati mau mengantarnya pulang, itu pun ia harus sedikit berdebat dengannya karna niat awal ia ingin pulang sendiri dengan taxi namun kak Orland memaksanya untuk mengantar Sarah dan tahu lah siapa yang menang. Untuk pria yang ia tolong itu, ia belum sadarkan diri dan masih dirumah sakit. Tak ada identitas apapun mengenai pria itu. Sepertinya, Sarah harus menunggunya sadar.

Seperi biasa, Sarah akan menunggu bis dihalte. Setelah sampai, Sarah dan penumpang lain naik. Disekolah, Sarah berjalan santai menuju kelasnya. Ia duduk dibarisan keempat dekat jendela, duduk dan  membenamkan wajahnya disela lipatan lengan. Ia butuh istirahat, mungkin tidur sebentar tak masalah. Tak berselang lama, teman sebangkunya datang.
"Pagi, Sarah" sapa temannya
"..." tak ada jawaban
"Ra, kamu tidur ya?"
". .."
"Sarah?"
"..."
Pukul 8 pagi bel sekolah berbuyi tetapi Sarah belum bergerak sedikitpun dari posisinya. Teman sebangkunya sudah sangat kesal diacuhkan, ia pun melakukan ide terakhirnya. Ia mengambil nafas dalam-dalam dan menahannya sesaat lalu...
"SAARAAAAHHH!!!...." teriakan melengking itu berhasil membangunkannya. Sarah yang diteriaki itu terlonjak kaget. Suara itu membuat telinganya berdengung.
"Astaga! Kau ingin membuatku tuli, heh Ruby!" Jawab Sarah menahan kekesalannya
"Oh my... Aku sudah memanggilmu berulang kali, jika kau ingin tahu" Ruby -teman sebangkunya- menahan amarah.
"Hm. Bangunkan aku jika sudah ada guru yang masuk ya"
"Hah? T-tunggu! Aku ingin membaritahumu berita besar hari ini!" Sarah tak memperdulikan ucapan temannya itu dan memilih untuk kembali membenamkan wajahnya -tidur- tetapi ia urungkan ketika gurunya memasuki kelas.

"Selamat pagi anak-anak" sapa guru itu, Mr. Richard -wali kelas mereka- dan dijawab serempak oleh muridnya.
"Oke, hari ini kita kedatangan murid baru. Silahkan masuk" ucapnya mempersilahkan murid baru itu masuk. Semua murid yang semula tenang langsung berbisik-bisik ria tatkala murid laki-laki itu berdiri didepan kelas mereka kecuali Sarah yang masih terkejut dengan apa yang ia lihat. Tatapan murid baru itu pun jatuh pada Sarah yang juga sama terkejutnya.

'Apakah ini mimpi?'
☆☆☆

Ditempat lain, disebuah bangunan yang tak berpenghuni terjadi baku tembak. Kedua pihak saling serang. Darah dan mayat dari masing-masing kubu berceceran tapi mereka hiraukan. Jika diperhatikan, kubu dengan lambang kepala singa lebih unggul dan pasukan yang tersisa banyak. Sang pemimpin menyeringai kejam.
'Tak akan ada orang yang bisa menghalangiku lagi' pikirnya.

Dikubu satunya dengan lambang burung yang terkenal dengan burung api itu makin terdesak. Kini, anak buahnya hanya tinggal sedikit, ia berdecak kesal
"Sial! Dimana Zein?! Disaat genting seperti ini dia malah menghilang" gerutunya
"Aku tidak tahu dia dimana sekarang, untuk saat ini sebaiknya kita mundur dan membuat rencana." Ucap pria satunya.
"Ya, kau benar. Kita mundur sekarang!" Teriaknya dan mereka pun pergi meninggalkan gedung itu.

Bersambung...

♡☆¤☆♡☆

Aduhh... maaf yah aku gk up berapa bulan yak? Kemarin niatnya mau up tpi idenya ilang. Ditulis dibuku, lupa bukunya dimana n buku apa. Hehehe... ini aku up lgi. Moga ajah ideny ngalir terus. Jangan lupa vote n comment saran juga kritikny ya reader ^_^. Sampai jumpa di next chap ya...

CommuovereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang