Chapter 4

397 36 11
                                    

.

.

.

.

.

Sudah sebulan kurang, Singto pulang dari rumah sakit dengan otak yang sedikit terganggu. Pikirannya hanya ada Krist saja. Para fans pun jadi khawatir pada kondisi Singto yang tidak normal. Dia yang semula cuek dan dingin kepada semua orang, menjadi murah senyum, suka menyapa, dan satu lagi, kepribadian introvert nya hilang seketika. Memang sifatnya yang begitu berubah hanya membuat orang sedikit terkejut. Tapi, perhatiannya untuk Krist begitu berlimpah dan hal itu membuat semua orang heran termasuk Krist sendiri.

Contoh A:

Pagi pagi buta, Singto sudah berdiri didepan dorm Krist yang tidak lama ini baru ditempati oleh Krist. Segelas pink milk atau Nom Yen dan dua bungkus sandwich isi daging dengan aroma menggoda ada di tangan Singto.

Ketukan pintu dari dorm milik Krist, membuat si empunya terbangun dan berjalan gontai menuju pintu. Rambut acak-acakan dan singlet yang melar menunjukan nipple pink kecoklat-coklatan.

"Ada apa?" Tanya Krist dengan suara serak khas orang yang baru bangun tidur.

Singto menelan ludahnya susah payah ketika melihat nipple Krist yang begitu menggoda. "Aku bawa sarapan pagi untukmu."

"Oh.. makasih." Krist mengambil makanan dan minuman ditangan Singto.

"Nggak dipersilahkan masuk nih?" Tanya Singto.

Mata Krist terbuka sedikit lebar dan kemudian memperbolehkan Singto masuk ke dormnya. "Silahkan masuk. Maaf ya P', kalo kamarku agak berantakan."

"Tidak apa-apa."

Keduanya makan dengan tenang dengan Singto yang masih terfokus dengan nipple Krist yang menggoda. Tangan Singto mengulur untuk memperbaiki singlet Krist. Sedangkan Krist, hanya makan dengan mengantuk, tanpa memperhatikan tangan Singto yang membenahi singletnya.

Contoh B:

Saat hari valentine tiba, coklat bentuk love dan sebuket bunga mawar ditangan Singto. Sedangkan, coklat dari fansnya terabaikan dan diurus oleh sahabat-sahabatnya. Lain lagi dengan Krist yang menikmati coklat valentine dari fansnya. Coklat dari fans Krist, mungkin bisa dibagikan ke keluarganya dan saudara sepupunya yang perempuan. Meskipun Krist suka coklat, tetapi Krist tetap memperhatikan berat badannya.

"Krist..." Panggil Singto.

"Ada apa P'?" Tanya Krist.

Mulut penuh coklat membuat Krist semakin imut saja.

Singto mengeluarkan bunga dan coklat untuk Krist dan memberikan kepadanya. "Selamat hari Valentine Krist..."

'Mungkin P'Sing jomblo. Jadi, dia tidak punya seseorang untuk dikasih coklat. Mungkin...' Pikir Krist.

"Met hari Valentine juga P'." Krist menerima pemberian dari Singto dan langsung menyerahkan coklat dari fansnya sebagai balasannya. Dann......

Seperginya Singto dari hadapan Krist, Singto senyum-senyum sendiri seperti orang gila. Atau... Kasmaran.

Nah, dua contoh itu masih membuat Krist terbiasa dengan perilaku Singto. Tapi contoh terakhir....

Contoh C:

Malam hari yang indah, tepatnya taman di KU. Seseorang dengan senyum sumringah sedang berjalan-jalan ringan. Dia adalah Singto Prachaya. Nyanyian kecil keluar dari bibir merah bata milik Singto. Tapi, suara tangisan kecil membuatnya berhenti bernyanyi. Bulu kuduknya berdiri. Sedangkan little Sing masih lemas tak berdaya😂. Singto melihat seorang laki-laki yang dikenalnya tubuh bergetar. Siapa lagi kalo bukan Krist. Dia menghampirinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 27, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Clink Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang