Part 2

311 17 0
                                    

Dibalik tembok taman rooftop (Nama kamu) melihat Amel dan kedua
temannya, (Nama kamu) tidak perduli siapa teman Amel tapi, (Nama kamu)
berhasil membulatkan matanya dengan sempurna dengan cepat (Nama kamu)
bersembunyi ditembok yang membatasi dirinya dengan Amel.
Hanya menatap
Amel dengan sedikit celah.

(Nama kamu) masih mengatur nafasnya, ia tidak percaya apa yang ia
lihat. Amel gadis berjilbab terkenal sebagai primadona di SMA Sevit,
sekolahnya. Dengan paras Cantik, baik, sopan, dan juga cerdas. Tapi
apa yang baru saja (Nama kamu) lihat.

                “ Ini gila” gumam (Nama kamu).

Suara Amel terdengar lebih kuat dari yang sebelumnya, seolah
memperingati gadis yang baru saja di Bully oleh Amel.

Seolah mengetahui Amel dan teman-temannya akan pergi dari tempat itu,
(Nama kamu) langsung mencari tempat untuk bersembunyi agar tidak
diketahui oleh Amel dan teman-temannya.

        Setelah memastikan Amel dan kedua temannya pergi, (Nama kamu)
langsung menuju gadis yang di Bully oleh Amel tadi.

                “ Ekhem...”

Deheman (Nama kamu) menyadarkan gadis yang tengah terisak, sedikit
mendongakkan kepala nya melihat asal suara tersebut.

Hidung mancungnya merah, rambutnya sudah acak-acakan, mata bulatnya
sembab sudah terlewat sembab malah. (Nama kamu) pastikan gadis
tersebut sudah menangis sangat lama.
     

      “ Maaf kalo gue lancang, gue cuman mau nanya” ucap (Nama kamu) sembil
menghempaskan nafas beratnya.

Merasa ibah dengan kondisi gadis yang
sudah berada disampingnya.

        “ Kenapa lo bisa di Bully sama Amel?” sambung (Nama kamu).

        “ Kenalin gue Shalsa Andriani” ucap Shalsa mengulurkan tangan
lentiknya ke arah (Nama kamu), sesekali masih terdengar sesenggukan
dari mulut Shalsa.

(Nama kamu) masih bingung, tadi apa yang dia dengar Gue? Shalsa
berbicara informal kepadanya, berarti Shalsa di Bully bukan karena dia
culun. Terus apa?. (Nama kamu) masih sibuk dengan pikarannya yang
tidak jelas itu, sampai uluran tangan Shalsa ia abaikan.

                “ Haii” seru Shalsa, sedikit mengibaskan tangan lentiknya didepan
muka cengo (Nama kamu).

(Nama kamu) terlonjak kaget melihat Shalsa dan menunjukkan cengirannya.

                “ Gue (Nama kamu), (Nama kamu) Yendriani” ucap (Nama kamu) sambil
menjabat tangan Shalsa.

Bersambung 😁

Hayyy

Iqbaal Dhiafakhri RamadhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang