Pict Claura
Happy Reading..
Seorang gadis berparas cantik baru saja keluar dari kamarnya. Gadis bermata coklat berambut senada dengan matanya itu, memakai dress putih yang indah. Lalu mata coklatnya berputar menyusuri setiap sudut rumah tua lantai dua milik neneknya.
Ia begitu merindukan suasana rumah tua itu, sudah lama ia 'tak kesini.
"Claura!" tiba-tiba seseorang memanggilnya dari lantai bawah.
"Iya, Nek!" jawab gadis itu berteriak.
"Ayo cepat sayang, waktunya makan malam!" teriak orang yang dipanggil neneknya tersebut.
"Aku datang, Nek," balasnya, sambil melangkahkan kaki jenjangnya menuruni tangga.
Baru saja kakinya menapak di lantai bawah, ia dikagetkan dengan pintu yang tiba-tiba ada di depannya. Sebuah pintu kayu usang di dalamnya terlihat sangat gelap dan menyeramkan.
Ruangan apa ini? Seingatku ruangan ini tak pernah terbuka seperti ini sejak dulu, batinnya.
Claura tidak bisa menahan rasa ingin tahunya, perlahan tangannya terangkat menyetuh daun pintu itu dan mendorongnya pelan.
"Claura apa yang kau lakukan di sana, sayang? Ayo cepat makan."
Belum pintu itu terbuka sempurna, neneknya memanggil, membuat dia urung membuka pintu. Lengannya pun terlepas dari daun pintu itu, lalu tubuhnya berputar untuk berlalu.
Baru saja Claura mengambil satu langkah, sebuah suara masuk pada rungunya. Suara yang mengintrupsinya untuk berbalik kembali dan masuk. Sekejap tubuhnya terasa kaku. Entah siapa yang mengendalikan, tubuhnya kembali berbalik mengikuti suara itu dan mencoba membuka pintu itu lagi.
"Masuklah~ masuklah~" suara itu seakan menghipnotis setiap saraf yang ada pada tubuhnya.
"Sayang, kau lama sekali. Kakekmu sudah menunggu dari tadi."
Seorang wanita lansia muncul dari arah dapur dengan celemek yang masih bertender di pinggangnya.
Wanita itu membisu ketika mendapati cucu kesayangannya sedang terpaku dan menatap kosong kearah gudang di depannya."Claura!" tegurnya nyaring.
Tubuh Claura sedikit bergeming, suara neneknya itu cukup nyaring untuk kembali menariknya ke dalam dunia nyata. Keriput di dahinya semakin berkerut menatap cucunya dan pintu gudang secara bergantian.
"Kau sedang apa, Cla?" tanyanya ketika merasa bahwa cucunya sudah tersadar.
"Ah, ti-tidak, Nek," jawabnya sedikit gugup.
"Baiklah, jangan melamun, tutup pintu gudangnya dan cepat kemari sebelum makanannya dingin!" perintahnya sebelum kembali berlalu.
Claura hanya mengangguk sebagai jawaban. Ia baru sadar bahwa suara bisikan itu 'tak terdengar lagi. "Ah, mungkin hanya perasaanku saja," gumamnya sambil menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
A DREAM BOOK
FantasyAku tenggelam dalam mimpi yang nyata. Mimpi yang membuatku jatuh dalam titik dasar ketidak sadaran. Kuterjebak dalam waktu yang lama. Kuberusaha untuk mencari jalan tuk kembali. Sampai sebuah alasan muncul yang membuatku tak mengharap untuk pulang l...