Chapter 2 : Lari

238 5 2
                                    

"tunggu!" pekik Claura membuat Audrey kembali menatapnya kaget. "apa ini?" tanyanya sambil meraba telinga runcingnya. "Aaaaaaa! Apa yang terjadi dengan telingaku? Apa aku juga sudah berubah menjadi Elf?" pekiknya lagi.

Untuk kesekian kalinya Audrey dibuat tak percaya.

"Ya tuhan, kenapa ini bisa terjadi? Sebenarnya apa yang terjadi padaku? Aku—" kata Claura panik.

Namun, sebelum ia menyelesaikan kalimatnya Audrey memukul leher Claura dari arah belakang.

"Maaf Cla, ini pasti sakit tapi, sebelum menjadi lebih parah, aku harus segera membawamu pada tabib Howdie."

*******

Audrey baru saja memasuki kamar itu dengan gelas di tangannya, wajahnya berseri ketika melihat  sahabatnya telah terbangun.

Audrey duduk di pinggir tempat tidur, sambil menyodorkan segelas air putih.

"Kau sudah sadar, Cla?" tanya Audrey pada gadis yang terlihat masih mengumpulkan nyawanya itu, setelah beberapa saat yang lalu ia tak sadarkan diri.

Suara ringisan gadis yang tak lain adalah Claura, sembari memegangi tekuknya, ketika ia merasakan rasa perih di daerah itu.

"Kau sudah sadar, Cla?" tanya Audrey lagi.

Claura tetap tak menjawab. Audrey pun bangkit dan menyimpan gelas itu di meja kecil di dekat ranjang di kamar itu.

'Sepertinya dia belum sadar sepenuhnya,' batin Audrey.

10 detik kemudian.

Mata Claura membulat ketika ingatannya kembali pada peristiwa beberapa menit yang lalu. Ia segera meraba tangan, kaki, dan tubuhnya.

"Syukurlah aku masih hidup," ucapnya sambil menghela nafas lega.

Disisi lain Audrey hanya menggeleng melihat pemandangan di depannya. Ia tak habis pikir, tabib istana mengatakan bahwa gadis itu tidak sakit ataupun mengalami benturan keras karena jatuh lalu hilang ingatan, tetapi sikap Claritbell yang tak biasa, seperti orang yang sedang terganggu jiwanya, membuat ia sangat khawatir. Bahkan, tabib justru mengatakan bahwa Claritbell sahabatnya itu baik baik saja.

Disaat Audrey yang tengah sibuk dengan pemikirannya sendiri. Tiba-tiba saja dikagetkan oleh Claura.

"Kau!" telunjuk Claura menunjuk tepat di wajah Audrey. Ekspresi Claura berubah menjadi intens.

"Kau akan membunuhku?" Setelah Claura berucap,  ekspresi Claura berubah ketakuatan dengan sedikit bergetar.

Tanpa Claura sadari, ia bergeser mundur dari tempatnya, tanpa mengalihkan pandangan dari sosok Audrey, ia terus bergeser sampai akhirnya Claura terjungkal dari atas ranjang.

Bughhh. Crukk.

Claura meringis sambil memegangi punggung dan pantatnya. "Sakit sekali."

"Prrrttttttttt." Audrey menahan tawanya. Sampai akhirnya tawa Audrey meledak karena 'tak kuat menahan tawa sambil memegangi perutnya yang sakit.

Di sisi lain Claura menatap kesal pada Audrey. Bukannya menolong, gadis yang mengaku sahabatnya itu malah mentertawakannya.
Namun, rasa kesal itu tiba-tiba sirna ketika ia mengingat sesuatu, 'aku lupa, bukankah dia akan membunuhku?' batinnya.
'Aku harus segera pergi dari sini,' batinnya lagi.

Sementara Audrey tengah terpingkal tak bisa menghentikan tawanya.

Di sisi lain Claura memanfaatkan  kesempatan ini untuk pergi dari tempat ini. Ia segera bangkit dan
mengendap-endap menuju pintu kamar. Ia berharap agar Audrey tidak berhenti tertawa sampai ia keluar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A DREAM BOOK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang