Sahabat ada untuk direpotkan, jadi jangan merasa sungkan.
***
"Hi!" Ujar Cathie pada Vivi yang sudah menunggu di mobilnya.
"Udah?" Tanya Vivi yang diangguki oleh Cathie. "Ok let's go" Vivi dan Cathie pun masuk ke dalam mobil dengan posisi Vivi di bagian kendali dan Cathie disampingnya.
Mereka pun melanjutkan perjalanan ke rumah Angel.
"Eh Vi, nanti kita ke sekolah masa pake mobil sih, nggak ada sejarahnya nerd itu pakai Lamborghini!" Ujar Cathie pada Vivi.
"Nanti mobil gue, gue parkirin di rumah Angel, kan rumah dia deket sama DHS. Nah dari rumah Angel baru kita jalan kaki ke DHS" ujar Vivi menjelaskan. Cathie pun mengangguk paham.
Setelah pembicaraan tersebut suasana di mobil menjadi sunyi. Mereka berdua sibuk dengan pikirannya masing masing. Vivi yang sibuk memperhatikan jalan, dan Cathie yang sibuk mendengarkan musik.
Setelah 10 menit perjalanan mereka pun sampai di rumah Angel.
TIIIIIT
Vivi meng-klakson mobilnya. Tak lama setelah itu keluarlah Angel dengan seragam nerd-nya.
"Eh Ngel, gue parkir mobil di sini aja ya" ujar Vivi.
"Yoi, slow ae" ujar Angel.
Vivi pun memarkirikan mobilnya di garasi rumah Angel.
"Yuk" ujar Angel setelah Vivi selesai memarkirkan mobilnya.
Mereka pun pergi berjalan menuju DHS.
"Eh Vi, Rissa sama Lexa gimana?" Tanya Angel pada Vivi.
"Oh mereka nanti langsung nunggu di gerbang" mendapat jawaban seperti itu Angel hanya ber-oh ria.
Mereka pun hanya diam sepanjang perjalanan menuju DHS.
Sesampainya di gerbang DHS mereka-Vivi, Cathie, dan Angel-melihat Rissa dan Lexa yang berdiri di dekat pos satpam, lengkap dengan pakaian nerd-nya.
"Hi, cus masuk" ujar Rissa. Mereka pun mengekor dibelakang Vivi yang berjalan terlebih dahulu.
Ih itu nerd ngapain disini?! - komentar seorang perempuan.
Ewh nerd gitu mana pantas sekolah di DHS! - ujar seorang perempuan dengan make up tebal.
Paling anak beasiswa! - kata seorang laki - laki merendahkan.
Culun banget sih hahaha! - bisik seorang perempuan pada temannya.
Tapi keliatannya cantik kok kalau nggak pake kacamata - komentar seorang laki - laki.
Dan banyak lagi komentar komentar negative yang mereka dapatkan saat berjalan di koridor menuju ruang Kepala Sekolah, tapi mereka berlima terus berjalan tanpa memperdulikannya.
Sesampainya di ruang Kepala Sekolah, Cathie langsung mengetuk pintu kayu coklat yang di bagian atas terdapat nama kakek Cathie, Mr. Thomas Duarte.
"Masuk!" terdengar suara bariton yang sangat berwibawa setelah Cathie selesai mengetuk pintunya.
"Hi Grandpa, I'm so miss you!" Ujar Cathie langsung memeluk kakeknya.
"Me too honey, but why you put the eyeglass? And your hair?" Ujar Grandpa Cathie yang melihat cucunya berubah.
Cathie memang sering ke salon untuk sekedar mengganti warna rambutnya atau pun perawatan, tentunya dengan keempat temannya yang lain.
"Oh, this is? cause I want to see my school" ujar Cathie memainkan rambutnya yang berwarna hitam.
"Oh ok, terserah kamu honey, but kalau ada yang menyakiti kamu langsung bilang pada Grandpa ya nanti biar dia Grandpa hukum" ujar Grandpa Cathie yang dibalas dengan anggukan patuh dari Cathie.
"Oh iya Grandpa, nanti aku sama temen temen aku dipisah aja ya! Soalnya kami mau nyoba sesuatu yang baru!" ujat Cathie yang diangguki oleh Grandpanya.
"Cus guys kita MOS" ujar Cathie yang diangguki oleh teman temannya.
"Bye Grandpa" Cathie pun keluar dari ruang Kepala Sekolah dan pergi menuju lapangan bersama ke-4 temannya.
Mereka berlima pun pergi menuju lapangan yang telah dipenuhi oleh para peserta MOS.
"Ekhem! Silahkan semuanya berbaris dengan rapi!" Ujar seorang laki laki di tengah lapangan.
Oh jadi dia ketua OSIS-nya? Hm, lumayan - ujar Cathie.
Para peserta MOS pun berbaris membentuk leter U dengan laki laki tadi sebagai titik utama.
"Ok, hari ini adalah hari pertama kalian MOS jadi kami akan membentuk kalian jadi beberapa kelompok yang masing masing terdiri dari lima orang, laki laki dengan laki laki sedangkan perempuan dengan perempuan, paham?" Ujar si Ketua OSIS.
Cathie langsunh saja menarik keempat temannya yang lain.
"Wih sabar neng jangan ngegas" ujar Angel saat Cathie menarik tangannya.
"Slow Cath, kami nggak kemana mana kok" ujar Vivi.
"Ih Cathie kan, tangan gue jadi merah nih gara-gara lo tarik!" Ujar Rissa sambil mengelus tangannya yang sedikit kemerahan.
"Ya udah sorry, nanti pulang sekolah kita Spa sepuasnya!" Ujar Cathie yang langsung mendapat pelukan dari Rissa.
"Thanks cinta, kamu tau aja apa yang aku butuhkan!" Ujar Icha dengan nada yang membuat Angel dan yang lainnya ingin muntah.
"Kresek woy kresek mau muntah gue!" Ujar Angel menirukan gaya orang yang ingin muntah.
"Ih Angel mah gitu!" Ujar Rissa yang membuat temannya yang lain tertawa keras terutama Angel.
Tawa mereka mengundang perhatian orang disekitar mereka. Yang membuat mereka langsung terdiam sambil memasang wajah polos.
"Ok sekarang kami memberikan tugas kepada kalian, jadi kalian harus mendapatkan tanda tangan dari guru - guru killer di sekolah ini, totalnya ada 5 orang guru, sedangkan jumlah kalian 100 orang, jadi kami akan membagi kalian menjadi satu kelompok yang berjumlah 5 orang per kelompok. Satu kelompok mendapat tugas mengumpulkan 5 tanda tangan guru killer, siapa yang tercepat dia akan diberikan hadiah, dan yang gagal akan kami beri hukuman!" Ujar si Ketua OSIS menjelaskan.
Suasana menjadi riuh seketika. Banyak yang mengeluh dengan tugas yang di berikan.
Berbeda dengan peserta lain yang panik, Cathie dan teman-temannya lebih kalem.
'Nggak ada yang lebih susah? Ini mah mudah banget!' Ujar Angel berbisik pada Lexa.
'Yoi, ini mah anak TK juga bisa!' Sahut Lexa juga berbisik.
"Harap tenang semuanya. Kalian akan kami beri waktu hingga jam 10, ketika bel istirahat berbunyi kalian harus sudah berbaris rapi, jika tidak kalian akan mendapat hukuman!" Ujar si Ketua OSIS.
"DI mulai dari sekarang!" Ujar si Ketua OSIS. Para peserta langsung pergi mencari guru killer tersebut.
***
Annyeong sorry kalau author lambat update soalnya ada beberapa kesalahan teknis. Oh iya author mau ngasih tau kalau THE FIVE BAD GIRLS akan UPDATE tiap hari SENIN. Sekian dari author jangan lupa tombol bintangnya dirubah warnanya bye bye.
27 August 2018
933 words.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE FIVE BAD GIRLS
Roman pour AdolescentsCerita ini bukan tentang bad girl yang bertemu dengan good boy atau pun sebaliknya. Cerita ini tentang lima orang gadis yang berbeda sifat, sikap, tingkah laku, asal usul, dan juga tujuan yang dipersatukan oleh Tuhan. Cerita ini tidak hanya mengisa...