Teach Me! [PanWink]

10.5K 193 5
                                    

Aku tak tahu apa yang ada dalam pikiran guru tua itu, bagaimana bisa dia menyuruh adik kelas untuk mengajariku. Camkan! ADIK KELAS!

Namaku Park Jihoon, murid kelas dua SMA Refund. Aku murid yang lemah dibidang renang. Bisa dibilang aku tidak bisa berenang. Karena itu, guru tua yang mengajar olahraga dikelasku meminta seorang adik kelas untuk mengajariku berenang.

Apa-apaan dia, kenapa harus dengan adik kelas? Kalau begini image-ku di sekolah akan hancur.

Seorang Park Jihoon 'Prince Charming' SMA Refund tidak bisa berenang dan diajari oleh adik kelas.

Itu tidak elit sama sekali! Ingin rasanya kutendang bokong guru tua itu. Dia menyuruhku pergi ke kolam renang sepulang sekolah dan menunggu adik kelas itu.

Kini aku berada di kolam renang indoor milik sekolah, aku berganti pakaian selagi menunggu adik kelas itu.

Lama sekali, lebih baik aku pergi dari sini daripada menunggu adik kelas yang akan mengajariku itu.

"Maaf, sunbae. Kau pasti menunggu lama, tadi aku harus piket terlebih dahulu!"

Aku menoleh dan melihat seorang namja yang pasti adik kelas itu. Mataku membulat, tubuhnya sangat tinggi dan lihat rambutnya. Bagaimana bisa dia mewarnai rambutnya menjadi blonde.

Dasar anak jaman sekarang tidak tahu peraturan sekolah.

"Perkenalkan namaku Lai Guan..."

"Tidak usah berbasa-basi, cepat ganti pakaianmu dan mulai pelajaran ini," tukasku ketus.

"Arraseo, sunbae-nim."

Dia pun pergi, persetan aku tak tahu namanya. Lagi pula aku tak akan memanggil namanya bukan?

Tak lama kemudian dia sudah berganti pakaian. Tubuhnya sangat tinggi dan lihat, tubuhnya sangat kurus.

"Pertama, mari lakukan pemanasan terlebih dahu..."

"Aku sudah melakukan pemanasan tadi, langsung saja ke pelajaran inti."

Aku kembali memotong ucapannya, aku begini agar dia menyerah dan bilang pada guru tua itu untuk mengganti guru ajar renangku.

"Kalau begitu, biarkan aku melakukan pemanasan terlebih dahulu."

Dia menghela napas dan segera melakukan pemanasan sendiri. Aku tetap pada mode dinginku dan membiarkannya pemanasan.

Selesai pemanasan, dia langsung menyuruhku masuk ke dalam air.

"Oke, kau sudah bisa mengapung di dalam air, kan?"

Aku mengangguk, mengapung hal yang mudah bagiku.

"Kalau begitu gerakan kaki? Tangan? Pernapasan?" tanyanya langsung.

"Mengkombinasikan"

Jujur mengkombinasikan ketiganya sangatlah sulit dan aku benci saat banyak air masuk lewat hidung dan mulutku.

"Kalau begitu,kita coba perlahan-lahan. Aku akan berada di belakangmu dan kau berenang menuju sana," Guanlin menunjuk ujung kolam.

Aku mengangguk dan segera berenang. Air terus masuk ke dalam hidung dan mulutku. Aish sial sekali.

Tiba-tiba kakiku keram di tengah jalan. Bagaimana ini? Aku panik dan meminta tolong. Aku tak bisa menapak di dasar kolam karena kolam yang jaraknya dalam. Aku akan tenggelam.

"Tolong! To..." semua menjadi gelap.

Aku merasa seseorang melumat bibirku, kubuka mata perlahan dan betapa terkejutnya aku saat melihat wajah Guanlin sangat dekat. Astaga! Dia menciumku! Apa dia gila? Aku masih waras, bukan homo!

Segera kupukul Guanlin dan meronta sekuat tenaga. Usahaku berbuah hasil dia menjauh dari tubuhku. Aku segera terduduk dan menatapnya tajam.

"Apa yang kau lakukan?" tanyaku sarkas.

"Menyadarkanmu, kau tahu sunbae. Kau sangat payah dalam berenang. Masa kau tenggelam di kolam yang hanya setinggi 2 meter?" remehnya.

"Kakiku keram bodoh!" balasku.

"Kau ingin cepat bisa berenang, bukan? Penilaian renang sebentar lagi. Karena itu, aku akan gunakan tips cepat belajar renang" ucapnya dingin.

Aku terkejut, dia serius aku bisa langsung berenang? "beneran?"

Bocah itu mengangguk, "caranya gampang. Sunbae lepas kacamata renang dan celana renang. Lalu masuk ke dalam kolam"

"Ya! Kau gila? Aku telanjang?" protesku.

"Mau diajari, tidak?"

Aku memutar bola mata malas,. Aku segeramelepas kacamata dan celana renagku kemudian masuk ke dalam kolam.

"Oke, ajari aku cepat!"

Guanlin segera ikut masuk ke dalam kolam dan memposisikan dirinya di belakangku.

"Sekarang mengapung."

Aku menurut, kemudian kurasakan guanlin memegang kakiku dan mulai menggerakkan kakiku. Gerakan kaki gaya dada.

"Rasakan gerakannya, jaga tubuhmu jangan sampai ikut ke depan" titahnya.

Lagi-lagi aku hanya menuruti, hingga aku merasakan sesuatu menyentuh holecku dan hendak masuk ke dalamnya.

"Apa itu?" tanyaku kaget.

"Fokus! Jangan lihat ke belakang dan terus konsentrasi" mendengar Guanlin menghardikku entah kenapa nyaliku ciut. Aku tak berani melihat apa yang dilakukan Guanlin di belakang sana dengan sesuatu yang hendak menerobos hole-ku.

Sret

"Aw!" pekikku kesakitan saat benda tumpul itu mulai masuk ke dalam hole-ku. Sebenarnya benda apa yang sedang memasuki hole-ku? Ini sungguh sakit.

"Akh!" Aku menjerit sekencangnya saat benda itu tanpa aba-aba masuk lebih dalan ke hole-ku. Astaga benda apa itu?

Kurasakan benda itu mulai bergerak maju mundur, hole-ku masih sangat sakit saat benda itu bergerak. Kudengar juga geraman Guanlin dari arah belakang.

Apa jangan-jangan ....

"Yak! Guanlin! Cabut penismu dari lubangku! Aku masih normal, aku bukan gay! Cabut sekarang juga!" teriakku saat sadar pa yang dilakukan Guanlin.

"Sssst, nikmati saja. Aku jamin kau akan bisa berenang setelah ini"

"Kumohon hentika ... Angh!" astaga suara apa itu? Kenapa aku tiba-tiba mendesah.

"Oh,jadi ini titik spot-mu" ucap Guanlin dan menekan di titik itu kembali.

"Angh!" aku kembali mendesah. Astaga kenapa nikmat sekali saat dia menekan titik itu.

"Hen ... Eungh ... Tika ... Angh"

"Apa?" bukannya menghentikan, dia menumbukku di titik itu semakin keras.

"Angh!" desahku semakin keras.

Dia menumbuk di titik itu sangat keras an cepat. Oh Tuhan ini benar benar nikmat.

"Eungh! Akh! Lebih! Lebih keras!" kenapa dengan mulut dan tubuhku ini? Kenapa aku menikmatinya? Kenapa tubuhku bergerak mengimbanginya? Tuhan kumohon cepat hentikan kegilaan ini.

"Kau menikmatinya, kan? Desahanmu sungguh seperti seorang jalang"

Tidak, aku bukan jalang. Dia menumbuk lebih keras.

"Angh!"

"Angh!"

"Angh!"

Astaga dia menumbuk terlaly cepat dan keras. Aku ingin keluar. Aku sudah mau sampai. Astaga aku tak tahan!

"Lai Guanlin!" aku mencengkeram pegangan tangga kolam denga keras saat penisku orgasme. Sungguh tubuhku lemas seketika.

"Belum berakhir sayang," Guanlin membalik tubuhku tanpa melepas kontak kami. Dia melingkarkan kakiku dilinggangnya dan membuatku memeluknya.

Guanlin kembali menyerang brutal. Astaga! Ini aku tak kuasa. Ini sungguh nikmat! Menusuk sampai titik terdalam!

"Angh!"

The End.

IDOL YAOI COMPILATION [REQUEST ONLY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang