1. σиє

5.1K 762 69
                                    

*)120 vote=update
*)Komen,kritik dan saran juga acu tunggu

•••

Sore hari ini Seungmin duduk sendiri di kursi taman belakang sekolah. Dia masih memandangi kertas folmulir yang dia dapat dari temannya,Han Jisung.  "Folmulir Pendaftaran Pengurus OSIS SMA Garda Cempaka 2018/2019" kop folmulir tersebut.  Ada rasa bimbang untuk mengisi folmulir tersebut. Hatinya mengatakan dia memiliki niat dan potensi. Namun dia juga tau,kakaknya tidak akan suka jika dia satu organisasi dengannya. Dan persaingan juga seleksi pasti akan berat baginya.

Seungmin Pov....

Aku mengusak rambutku. Haruskan aku ikut? Ini akan menjadi masalah bagiku. Sudah cukup minggu kemarin aku tidak berangkat sekolah karena tanganku terkena lemparan gelas kaca dari Chan Hyung. Astaga aku bingung.

Aku memutuskan untuk kembali ke ruang musik untuk mengukuti ekstrakulikuler vocal dan meminta pendapat pada Jisung,satu satunya teman di sekolah baruku ini.

"Hey, mata bulat! Aku minta pendapatmu dong... Sebaiknya aku isi folmulir tadi dan kukumpulkan,atau hanya kusimpan di rak bukuku?"

Jisung yang tengah meminum es coklat, tersedak dan mendelik ke arah Seungmin.

"Uhukk huk!! Ehm! Harus ikut! Kamu harus menemaniku,aku sudah mengumpulkan folmulir itu tadi dengan Kak Minho yang sombong itu. Aish! Mukanya minta disiram asam sulfat"

"Awas nanti suka... Karma biasanya gitu"

"Nggak! Aku suka dia kalau dia berubah jadi ramah. Eh btw hari ini pengumpulan terakhir. Cepatlah kau isi dan kasihkan ke Kak Changbin di Ruang Osis".

"Iya kah? Harus banget aku ikut? Nanti bisa dapat masalah kalau aku ikut"

"Masalah apa? Tidak diperbolehkan? Bukannya kamu cuma kost ya?" jawabnya menyidik.

Sejujurnya Jisung belum kuberi tahu tentang kakakku yang tempramental itu. Aku selalu menutupinya untuk memperpanjang nyawaku.

"Iya,takut bu kost marah kalau pulang malam. Hehe" Aku berbohong. Maafkan aku Jisung.

"Ohh.. Tenang akan kubantu kamu bicara dengan wanita bau bawang merah itu" jawab Jisung sambil memukul ringan dadanya.

"Siap!"

•••


Aku dan Jisung berjalan menuju ruang osis. Ada beberapa anak yang duduk di teras ruang tersebut sembari memandangi laptop. Mungkin sedang membuat laporan event. Tetapi Kakakku tidak ada disana. Syukurlah semoga dia tidak lekas tau,agar aku dapat mencari alasan membela diri.

"Maaf kak...."

Seorang kakak kelas yang bername tag "Kim Yugyeom" mendongak . Mukanya terlihat sedang terkejar death line. Tidak lama dia berdiri setelah meletakkan laptopnya.

"Iya,dek. Ada apa ya?" tanyanya ramah.

"Ini kak,mau mengumpulkan folmulir. Maaf ya kak telat." Aku memberikan kertas tersebut dan dia menerimanya. Dia membaca tulisan disana.

"Minat BPLAM ya? Kenapa tidak sekertaris? Jujur ini aku beluk dapet partner setelah Kak Nayoung pensiun ."

Aku kaget mendengar tawaran Kak Yugyeom. Ada sedikit minat untuk menjadi sekertaris. Tentu saja aku juga masih sayang dengan nyawaku untuk menjadi sekertaris.

"Eum...belum tau ya kak. Ini aja belum pasti lolos seleksi hehe." jawabku beralasan.

"Iya juga sih. Yaudah,semangat ya! Aku mau lanjut buat proposal"

"Oh iya kak,makasih atas waktunya. Jadi nggangu"

"Enggak kok."

Aku pergi meninggalkan tempat itu,mendekat ke arah Jisung yang hanya mau mengantarkanku hingga lorong. Malu katanya bertemu Kak Woojin yang hitam manis.

"Gimana??" tanyanya setelah aku sudah mengikis jarak.

"Udah dong... "

"Yaudah kita pulang, kamu ikut denganku ya...ajari aku materi fisika yang tadi. Sekalian mengerjakan  Tugas Geografi bersama" ajak Jisung.

"Mengerjakan bersama atau aku saja dan kamu menyalin?" godaku.

"Tentunya aku tinggal nyalin,hehehe" jawabnya terkekeh.

"Selalu begini"

•••

Aku sampai di rumah jam 6.p.m. Keadaan rumah masih sepi. Ya walau kenyataanya selalu sepi karena kita berdua saja yang menempati rumah besar peninggalan ini. Dibalik rumah yang sepi,motor Kak Chan sudah terparkir manis di ruang tamu. Lampu-lampu juga belum dinyalakan. Apa dia sudah ke kamar?

"Syukur kalau dia sudah dikamarnya" gumamku sembari melepas kaos kakiku.

Setelah aku melepasnya dan meletakkan sepatuku di rak sepatu,aku berjalan menuju kamar untuk bersiap mandi. Namun saat aku akan naik tangga,lampu dinyalakan. Aku kaget,badanku mematung.

"Matilah aku"

Aku segera bejalan cepat menuju ke kamarku yang terletak di lantai 2. 

"Stop, dek! Dari mana aja?! Dan aku juga tau,kamu mendaftar OSIS kan?"

Sudah kuduga,dia pasti sudah melihat lihat folmulir-folmulir pendaftaran tadi. Dan dia juga tau kalau aku ikut mendaftar. Harus kujawab apa ini?

"KALAU ADA ORANG TANYA DIJAWAB! BUKAN MALAH DIEM! BISU APA TULI SIH?!"

Okay,nyaliku habis dengan gertakan satu tarikan nafas.

"Eum...anu...aku dari rumah Jisung untuk mengerjakan t-tugas k-kelompok." jawabku terbata-bata.

"Pertanyaan kedua belum dijawab."

Dia mulai berjalan mendekatiku yang terdiam diatas tangga. Rasa nyilu di tulang keringku masih terasa jika berjalan. Dan apa aku akan mendapatkan tendangan lagi di area yang belum pulih dengan tendangan lusa lalu?

"E....e....anu" mulurku terasa susah untuk jujur.

Dia sudah berada di hadapanku. Matanya dingin dan rahang yang mengeras. Alamat aku akan menambah luka.

Dia menepuk pundakku yang gemetar. Mencengkram bahuku dan mendongakkan wajahku yang tertunduk. Aku melihat mata itu lagi. Mata yang penuh kemarahan dan rasa benci padaku. Mata yang mengintimidasi siapapun yang menatapnya. Dia mulai berucap...

"Aku bertanya, apa maksudmu mendaftar keanggotaan pengurus osis?"

Aku masih tidak menjawabnya...

"Haruskah aku ulangi? Atau aku ulangi hantaman kemarin lusa?"

Aku masih tak dapat menjawab...

Mataku kupejamkan. . .

Berharap rasa sakit yang akan kudapat tidak begitu terasa....

"Apa masih tidak mendengarkan? Pilihan kedua sepertinya pantas untukmu"

Nafasku berderu. Aku tak bisa membuka mulutku. Cengkramanya semakin kuat. Aku mempererat mataku. Berharap rasa sakit dimanapun itu tidak terlalu terasa.

Dan. . .



-tbc-

26-9-18





love hate┆CHANMIN (hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang