four

72 6 4
                                    

[Renxiang]

Aku berjalan cepat meninggalkan kantin setelah menaruh baki ku di meja dapur.

Kenapa?

Karena perkiraanku salah. Aku pikir lelaki bernama Zhu Zhengting itu akan membiarkanku pergi begitu saja. Ternyata tidak.

"Renxiang!" serunya.

Tidak dengar, tidak dengar, Renxiang tidak dengar.

"Hei, Wang Renxiang!" serunya lagi.

Maafkan aku SMA ku tersayang dengan kultur sopan santunnya.

Aku terus berjalan, setengah berlari, hingga detik selanjutnya tubuhku seakan terhempas dan menubruk sesuatu yang keras di punggungku.

"aku memanggilmu beberapa kali. Apa kau tuli?"

Aku terdiam, gugup setengah mati. Dengan posisi sedekat ini, matanya yang memicing, tangan kanannya yang mengunci pergelangan kiriku serta tangan kirinya yang mendorong pinggangku, aku, Wang Renxiang, mungkin akan mati lima detik lagi.

"kenapa pergi?"

Aku berdeham. "a.. Aku tidak dengar kakak memanggil.." jawabku terbata sembari mengalihkan pandangan.

"tatap mataku." Kak Zhengting membalas dengan dingin.

Aku pun memberanikan diri untuk menatap mata melototnya yang kini seperti akan keluar.

"lalu kenapa line ku di block?" gluk! Aku menelan ludah. Aku harus jawab apa?! Haruskah aku berbohong? Tidak bisa! Ia akan mengetahuinya!

"jawab."

"nanti aku buka blokirnya."

"kenapa." ulangnya lagi.

"eeeeeh... itu...."

Lelaki itu mendekatkan wajahnya kearahku. "jawab atau aku akan menciummu,"

Aku tersedak, dalam arti sebenarnya. Menatap lelaki itu takut takut. "kakak tidak akan berani," ucapku pelan.

Kak Zhengting tertawa kecil. "oh ya?" tanyanya dengan nada sinis.

"kalau aku jadi kau, aku tak akan begitu yakin," ucapnya lagi seraya kembali mendekatkan wajahnya.

Tidak! Apa dia akan benar-benar menciumku? Aku hanya sekedar menggertak, kenapa dia– didepan semua orang? Memalukan // //!

Aku menutup mataku erat. Tuhan, tolonglah setidaknya beri aku sedikit pencerahan.

"apa yang sedang kau lakukan pada adikku?" sebuah suara menyela.

Thank god.

Aku membuka mataku. Menemukan Wang Ziyi sedang melipat tangannya, sekitar 3 meter dariku.

"siapa kau?" Kak Zhengting bertanya.

Aku hanya mampu terdiam tanpa berbicara sepatah katapun, karena raut wajah Kak Ziyi terlihat begitu marah.

"namaku Wang Ziyi, aku kakak dari gadis yang sekarang ada didepanmu itu. Dan aku mohon, lepaskan tanganmu dari adikku. Aku yakin kau tidak mau merusak harga dirimu dengan ini, tuan Zhu Zhengting." balas kakakku itu dengan tatapan ketusnya.

Kak Zhengting terdiam.

"Wang Renxiang." panggil Kak Ziyi. Aku buru buru berlari kecil kearahnya, namun tangan dari Zhu Zhengting mencegahku.

"aku belum selesai bicara." tegasnya.

Ia bertukar pandang dengan kakakku sesaat, kemudian menarikku kearahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 23, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

typical story: Zhu Zhengting Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang