Chapter 2

3 0 0
                                    



SMA Antariksa bukanlah sekolah menengah biasa melainkan sekolah yang penuh dengan suatu hal yang baru dan tidak pernah terikat dengan dinas pendidikan manapun tetapi jangan meragukan kualitas pendidikannya. Sekolah dengan peraturannnya sendiri dan system yang berbeda dari yang lainnya. Tak sembarang orang bisa bersekolah disana, hanya orang tertentu yang dapat bersekolah disana. Penyusunan kelasnya pun berbeda.

Suatu pagi ketika kelas belum dimulai dan sekolah masih sepi.

"Untung gue masuk kelas Matahari yang notabene adalah sekolah unggulan dan gak nyangka gue bisa masuk ke Matahari" membuka topik pembicaraan dengan Pricil.

"Nggak untung untung juga kali..kelas unggulan berarti kesulitannya juga unggul" tungkasnya dengan nada menyesal.

"Iya sih, tapi gue bakal semangat kalo ada cogan di kelas kita. Sesulit apapun itu akan gue jalani.." tegasnya.

Tanpa disadari Vira sudah duduk di bangkunya dan meletakkan tasnya malas. Walaupun anak nya tertib tapi dia kelihatan tidak bernafsu untuk menuntut ilmu tapi jangan salah dia adalah anak yang lumayan pintar.

"Apanya yang kelas unggulan..lebay lu pada" timbrungnya kini yang diikuti dengan menidurkan kepalanya di meja Allison.

Walau baru beberapa hari berteman, mereka sudah sangat dekat dan ada dalam hubungan yang aman untuk mencaci maki yang bukanlah menjadi masalah melainkan menujukkan kepedulian satu sama lain.

" Maksud lo apaan Vir?"

"iyanih pinter pinter tapi bego lu..kemaren aja disebutin kalo Matahari adalah kelas unggul" membanggakan dirinya.

"lo bener gak salah tapi kurang tepat aja. Masih ada kelas Bintang kelas yang lebih unggul dari kelas kita" sahutnya malas.

"hah! Kelas Bintang? Baru denger tuh kelas..emang ada ya?" Tanya Pricil penasaran.

"terus lo pikir dewan yang kemaren itu kelas apa? Kelas bintang lah.." jelasnya.

"ehh beneran!! Kalo gitu gue mau pindah kelas aja..walaupun tidak sekelas tapi setidaknya masih segedung sama doi" lantur Allison yang membuat teman temannya mengernyitkan dahi.

"kenapa tu bocah ?" Tanya Vira

"Biasa..hobinya halu tu bocah." Jawab Pricil.

Obrolan mereka berhenti ketika mendengar suara bel masuk dan bersiap untuk mengikuti pelajaran pertama.

                                                                                              ***

Tak terasa setelah beberapa jam focus pada pelajaran akhirnya waktu istirahat pun tiba dan disambut dengan gembira oleh Allison dan teman-temannya.

"Vir..pricil ke kantin yuk!" ajak Allison bersemangat.

"YUK!" balas mereka bersamaan.

"Emang dulu pas MOS ada perkenalan anak baru dari kelas Bintang? Enggak kan?" retorisnya dalam perjalanan ke kantin.

"Emang gak ada dan tak akan pernah ada.."jawab Vira dengan pasti.

"Ahh udah lah gue pusing mikirin nya...mending ngisi perut gue dulu"

"Jangan mikir kebanyakan All, nanti otak lo yang secuil itu bisa bisa abis!" goda Pricill sambil terkekeh yang membuatnya tambah kesal.

Mereka sedang asik melahap makanannya masing-masing tiba terkejut dengan segerombolan cowok ganteng yang membuat suasana kantin menjadi gaduh. Hal itu membuat Allison semakin termotivasi untuk bersorak namun ditahan oleh teman-temanya. Mereka yang tidak lain adalah anak dari kelas Bintang. Anak yang pertama kali melihat mereka langsung tahu bahwa mereka adalah anak poppuler dan istimewa.

"ohh itu yang namanya anak Bintang..ganteng semua lagi."kagum Allison yang melupakan makanan di depannya.

"itu Cuma bonus..rumornya tu mereka yang masuk kelas Bintang punya factor X " sambung Vira.

"Dan yang anehnya lagi, tahun ini gak ada anak baru yang masuk ke kelas Bintang."

"Yah mungkin Mas Anang Jawabnya NO, jadi gak ada yang masuk deh" jawaban polos dari Pricill.

"aduhh!!" rintih Pricill yang sadar kepalanya di jitak oleh Allison yang geram.

Tanpa disadari beberapa cowok tidak sebanyak gerombolan tadi perlahan menghampiri Allison.

"eehh kok mereka kelihatannya jalan ke sini deh.." keluh Vira.

"Untung lah rejeki nomplok."

Akhirnya mereka sampai di meja dimana Allison duduk. Yang sontak membuat Allison reflek berdiri untuk menyambutnya yang tanpa disadarinya membuat semua mata yang ada di Kantin tertuju kepadanya. Dan yang lebih parahnya sosok yang ada didepannya adalah anggota dewan yang dulu menghukumnya karena terlambat. Tak butuh waktu lama bagi Allison untuk mengenalinya. Ada suatu saat yang membuat mereka akhirnya saling bertatapan. Tiba-tiba tubuh Allison terasa hangat dan nyaman yang belum menyadari bahwa dirinya sudah berada dalam pelukan cowok tersebut. Sesaat setelah ia menyadari bahwa dirinya berada di pelukan cowok yang belum dikenalnya bahkan dia tidak tahu siapa namanya, dia meronta agar terlepas dari pelukannya. Walaupun Allison lemah pada cogan tapi hati nya masih menang dalam dirinya dan mempertahankan etika dan moralnya.

"Apaan sih lo..dateng langsung peluk peluk gue!" bentak Allison yang tidak bisa menyangkal bahwa dirinya juga merasa senang.

Laki-laki tersebut hanya terdiam dan tidak berkata apapun. Semakin lama semakin aneh suasana di kantin tersebut. Tak butuh waktu lama, Allison memutuskan untuk pergi dan saat melangkahkan kakinya tangan nya terasa ditarik dan jatuhlah ia dalam pelukan laki laki itu..lagi dan lagi. Namun kali ini pelukan itu terasa berbeda bagi Allison.

"Aku tidak punya banyak waktu lagi.."bisik laki-laki itu sebelum akhirnya melepaskan pelukannya dan pergi.


My First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang