Ayo streaming BTS IDOl 👆Streaming guide ytb, goal: 50M viewers dan 4jt like dalam 24 jam ya. Malam :) Itu buat kalian yg udah baca part sebelumnya (#siloaa, cast, prolog, #1) jgn lupa ngasih voment ya...
Jgn mentang2 prolog udah goal 50+ vote jadi kalian yg baru baca gk ngasih vote. Siders jgn main belakang sama saya, karena saya sbg author juga bisa main belakang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
All Suzy POV
Setelah melewati kejadian tadi malam yang membuatku sulit tidur dan menjadi sedikit paranoid.
Aku kembali lagi kehari-hariku yang sangat melelahkan. Tidak terlalu melelahkan dalam bentuk fisik juga sejujurnya.
Tapi melelahkan dalam bentuk pikiran. Namun bukan dalam bentuk pikiran yang berorientasi pada stres berat.
But, you know? Ini adalah semester akhirku dan aku harus benar-benar fokus untuk menyelesaikan kuliah Strata 2-ku ini.
Aku melangkahkan kakiku masuk ke dalam ruangan Mr.Kim Myungsoo, dia adalah dosen mata kuliah hukum yang banyak memiliki penggemar.
Hampir seluruh Mahasiswi di Universitas ini mengagumi dan berangan-angan menjadi istri dari dosen muda itu.
Apakah aku tadi bilang dia muda? Sejujurnya Mr.Myungsoo tidak seperti dosen kebanyakan yang sudah tua dan memiliki rambut pelontos di tengah karena kebanyakan berpikir.
Oh ayolah, dia baru berumur 26 tahun asal kalian tahu. Dia pria genius dan tampan, semua wanita pasti akan kagum padanya.
Begitupun juga aku, tapi aku hanya sebatas kagum; dan hanya sedikit kekaguman. Dia cukup baik, tapi hanya sebatas cukup.
Kabar baiknya sudah dua tahun belakangan aku menjadi asisten dosennya.
Aku tidak mengerti mengapa ia memilihku, tapi pastilah karena aku memang pantas untuk dipilih.
Dan lagi, menjadi asisten dosen adalah keinginan kebanyakan orang yang berkuliah.
Maka disaat suatu hari ia memanggilku untuk menghadap keruangannya—yang kukira ia akan memarahiku karena bisa-bisanya mendapatkan nilai B untuk pertama kalinya di mata kuliahnya—tanpa berucap basa-basi ia langsung menawariku kesempatan berharga itu. Dan tentu saja aku menerima tawarannya.
Sedikit banyaknya menjadi asisten dosen akan memberiku banyak keuntungan.
Maka julukan Mahasisiwi teladan dan genius selalu tersemat dibelakang namaku.