[II] Almond Blossom

1K 239 88
                                    

😊

— Part 2, 1,4k —

HAPPY READING 😘

___________

(Almond Blossom : Bunga lambang dari harapan)___________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Almond Blossom : Bunga lambang dari harapan)
___________

Malam telah tiba, seluruh dataran Kota Seoul diselimuti gelap dan udara dingin. Hanya ada kesunyian yang mencekam di kota yang mati. Deru hembusan angin kencang sesekali terdengar membuat siapapun yang mendengarnya meringkuk ketakutan.

Jihoon duduk di bawah jendela memeluk lututnya. Basement yang Jihoon tinggali hanya diterangi satu buah lilin yang ia letakan di meja. Setiap malam tiba, yang ia lakukan hanya diam dan mencoba tidur. Menunggu matahari kembali menyinari dan kembali diam.

Bukankah sulit menemukan alasan untuk hidup disaat-saat seperti ini?

Jihoon bahkan tidak yakin apa yang membuatnya bertahan hingga detik ini. Takut pada kematian mungkin adalah alasan yang pertama di dalam pikirannya. Setelah Guanlin dan Donghan menghilang, Jihoon sempat berpikir untuk bunuh diri. Mungkin lebih baik mati daripada menjadi budak, namun Jihoon sadar itu juga bukan pilihan yang tepat. Maka Jihoon memilih bersembunyi untuk bertahan. Mungkin saja ia akan bertemu lagi dengan kedua orang tuanya, Guanlin dan Donghan suatu hari nanti.

Terlebih lagi sekarang Jihoon tidak sendiri. Ada lelaki berbahu lebar yang ia temui tadi sore. Jihoon tidak ragu untuk menolong Daniel walau kemungkinannya nyawanya akan terancam jika pihak Korea Utara mengetahuinya.

Ah, sudahlah.
Toh nyawa Jihoon tetap terancam meski ia tidak menolong Daniel sekalipun.

Daniel duduk di kursi dan diam, rasa canggung justru baru saja mereka rasakan setelah matahari terbenam. Jihoon tahu Daniel beberapa kali melirik ke arahnya. Sepertinya ia ingin mengajak bicara Jihoon namun ragu.

Jihoon mengangkat wajahnya dan otomatis Daniel langsung menatapnya.

"Jika kau lapar, disana ada berbagai macam makanan. Ambil saja kalau mau." Ujar Jihoon dan menunjuk tumpukan kardus berwarna biru.

Daniel mengangguk, "Kau sendiri tidak makan?"

Jihoon menggeleng.

"Kenapa kau duduk disitu?"

"Aku selalu duduk disini."

Daniel menghela nafas. Jihoon yang sekarang sangat berbeda dengan yang tadi. Senyum manisnya entah hilang kemana berubah menjadi wajah sendu. Beberapa orang memang mengalami perubahan signifikan saat malam tiba.

ALPHA 101 [NIELWINK] | DISCONTINUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang