"Destiny is no matter of chance. It is a matter of choice. It is not a thing to be waited for, it is a thing to be achieved." - William J. Bryan
Author POV
Wonwoo membawa kakinya melangkah menjauh dari kelas Mingyu dengan perasaan kesal. Tujuan yang dipendamnya hampir seminggu untuk menetap di kelas Choi Saem tidak lebih dari 2 jam itu kandas ketika melihat teman-teman perempuan di kelas Mingyu tidak berhenti histeris melihat dirinya. Sebelumnya, Mingyu sudah memberitahu teman-teman sekelasnya bahwa Wonwoo ingin bergabung dan berusaha keras meyakinkan mereka untuk bersikap tenang selama Wonwoo nantinya ada di sana. Hanya untuk hari itu saja. Namun bukannya tenang, suasana malah menjadi gaduh saat pertama kali Wonwoo menginjakkan kakinya di kelas itu. Mingyu mendecak kesal, ia sudah tahu sejak awal usahanya bakal sia-sia saja. Wonwoo sendiri merasa sedikit kecewa. Beruntung sejauh laki-laki itu mengamati, ia belum menemukan gadis yang dicarinya berada di dalam kelas. Tidak ada pilihan lain. Dengan berat hati, Wonwoo mengalah dengan meninggalkan kelas daripada keberadaannya dengan sangat gampangnya diketahui gadis bernama Eunseo itu.
Setelah memutuskan untuk meninggalkan kelas, Wonwoo memilih duduk di salah satu bangku yang ada di taman tak jauh dari kampus Mingyu berada. Ponselnya tiba-tiba bergetar, menandakan sebuah pesan masuk. Permintaan maaf dari Mingyu.
Wonwoo menghela nafasnya. Padahal ia sudah menantikan saat-saat dimana ia akan kembali bertemu dengan gadis yang tidak sengaja ia temui seminggu yang lalu di perpustakaan. Namun, niatnya malah gagal sebelum dimulai. Wonwoo kemudian mengeluarkan sapu tangan berwarna pink itu dari dalam tas nya. Sapu tangan itu bersih, setelah Wonwoo diam-diam mencucinya beberapa hari yang lalu dan sengaja karena ia ingin mengembalikan sapu tangan itu langsung kepemiliknya. Dirinya mendesah kesal. Usahanya jadi sia-sia karena untuk menyusup ke kelas Mingyu saja, ia sudah gagal. Wonwoo meletakkan kembali sapu tangan itu ke dalam tas nya.
Tidak lama setelah itu, telinganya menangkap seseorang sedang mengomel dengan ponsel melekat di telinganya. Wonwoo mengarahkan pandangannya ke arah sumber suara. Kedua pupilnya seketika melebar mengetahui siapa yang berdiri tidak jauh dari tempatnya duduk di taman itu.
Demi Tuhan.
Benarkah yang dilihatnya dari jarak seratus meter ini adalah gadis yang menghilang dari pandangannya beberapa waktu yang lalu?
Wonwoo menyipitkan pandangannya. Memastikan jika apa yang dilihatnya benar, bukan hasil dari halusinasinya saja. Dan ia tersenyum, karena ini bukan sekedari imajinasi nya saja.
Wonwoo melihat gadis itu masih sama seperti minggu sebelumnya. Berambut cokelat panjang, dengan kacamata bundar membingkai wajahnya. Gadis itu berdiri di sana, barusaja menutup ponselnya dengan kasar dan dilihat dari ekspresi wajahnya, Wonwoo melihat raut kekecewaan di wajahnya.
Kemudian itu menbuatnya berpikir sejenak.
Bukankah gadis itu seharusnya berada di kelas yang sama dengan Mingyu saat ini? Ia mengecek pergelangan tangannya dan jam menunjukan sudah 20 menit berlalu sejak kelas dimulai.
Wonwoo mendadak terdiam di tempatnya. Ia menjadi bimbang, antara memilih menghampiri gadis itu atau tetap dalam posisinya saat ini. Ia tidak ingin mengulang kejadian yang sama seperti minggu lalu, tapi disamping itu dia ingin sekali menyapanya. Atau lebih tepatnya tidak melewatkan kesempatan yang ada di depannya.
YOU ARE READING
SERENITY | JEON WONWOO FANFICTION
Документальная проза"Apa warna kesukaanmu?" Jeon Wonwoo bertanya padaku. "Rosequartz." Jawabku singkat. "Apa warna favoritmu?" Tanyaku balik. "Serenity." Jawabnya sambil tersenyum. Happy Reading :) 17+ Romance, Sad, Hurt-Comfort Cast : Jeon Wonwoo (svt), Son Joo Yeon...