05

5.6K 725 85
                                    

Maaf untuk typo dan sebangsanya
Jangan lupa vomentnya ya!

.
.
.

.
.
.

.
.
.
Pagi ini Haechan kembali bangun di sofa tempat ia menunggu Jeno pulang. Setelah ia menulis diarynya tadi malam, Haechan memang langsung menunggu Jeno pulang di sofa ruang tamu.

Selama menunggu itu, Haechan beberapa kali menghubungi ponsel Lucas, karena eommanya Lucas, Taemin, menanyakan keadaannya. Tapi, hingga panggilan ke duabelas, Lucas tak juga mengangkat teleponnya. Membuat Haechan harus menepuk jidatnya. Bayangkan saja, itu sudah tengah malam dan Haechan berusaha menghubungi seseorang yang ia kenal tidurnya seperti kebo.

Pada akhirnya Haechan tertidur lagi tanpa tau kepulangan Jeno.

Haechan sekarang bersiap siap untuk berangkat sekolah. Setelah semuanya siap. Haechan berniat membuka pintu.

Tapi....

"Astaga!!" pekik Haechan kaget melihat Lucas sudah berdiri sambil bersender pintu apartemennya. Membuat tubuh besar Lucas langsung terjatuh tepat diatasnya.

"Lucas hyung! Bangun! Tubuh mu berat tau!!" Haechan berteriak didepan muka Lucas, yang sekarang tersenyum seperti orang idiot.

Lucas mengangkat tubuhnya, tapi tidak mengingkir dari atas tubuh Haechan. Lucas menahan tubuhnya dengan kedua tanganya. Sehingga posisi Lucas sekarang seperti mengukung Haechan.

"Pagi, matahariku!" sapa Lucas tetap dengan senyum lebar hingga matanya hampir tenggelam, Haechan menatap Lucas diatasnya.

"Hyung! Aku bilang bangun! Bukanya ucapkan selamat pagi!" Datar Haechan.

Lucas tak menggubris perkataan Haechan dan terus menatap wajah kesal Haechan yang mengulum bibirnya kedalam. Imut.

Mereka terus seperti itu hingga membuat seseorang yang berniat masuk itu melemparkan tatapan tak suka pada mereka. Lalu berbalik arah meninggalkan apartemen itu, ia sedikit cemburu dengan kedekatan Lucas dan Haechan.
.
.
.
.
.
Duagh!

Karena Haechan cukup lama bersabar akhirnya iapun menendang perut Lucas. Hingga Lucas akhirnya limbung kesamping.

"Akhh.. Chan! Kenapa kau menendang perutku?"tanya Lucas sambil memegangi perutnya,

"Itu salahmu sendiri! Kau membuat mood ku tambah buruk tau!" ketus Haechan.

Lalu bangkit, ia membantu Lucas berdiri agar menyingkirkan tubuhnya yang berada ditengah pintu apartemen. Setelah badan Lucas keluar sepenuhnya Haechan menghempaskan tangannya yang sedari tadi memegangi Lucas, membuat Lucas terjerembab kedepan. Dan merasakan sakit untuk kedua kalinya.

Haechan tak memperdulikan rintihan Lucas. Ia lebih berniat menutup pintu apartemennya dulu.

"Chanie kenapa kau begitu tega denganku?!" melas Lucas saat Haechan akan melewatinya.

Haechan menghentikan langkahnya dan menatap Lucas yang masih duduk dilantai depan pintu.

"Hyung, sampai kapan kau akan duduk disitu? Cepatlah bangun dan berangkat sekolah!" ajak Haechan sambil menarik narik tangan Lucas.

Maybe In Another LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang