10

4.7K 559 50
                                    

Warn! T+
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Lucas masih berdiri di bawah hujan, menolehkan kepalanya kesana kemari. Ia sangat yakin tadi ia mendengar teriakan itu. Setidaknya ia ingin memastikan. Apakah itu orang yang sama dengan yang dipikirkanya atau orang lain? Dan jujur Lucas tak berharap dia lelaki yang Lucas bayangkan.

Tapi, tepukan dipundaknya membuatnya berhenti. Ia sedikit terkejut dengan Jungwoo yang sekarang tengah memayunginya sambil menatap heran padanya. Walau tak lama ia akan tersenyum manis.

"Kenapa diluar? Kamu jadi basah tau!" Pertanyaan dan pernyataan Lucas. Membuat ia melihat bajunya. Basah, sangat basah. Lucas tak sadar berjalan terlalu jauh dari pinggiran kafe.

"Ayo, masuk dulu! Nanti saja ceritanya." Potong Jungwoo ketika melihat mulut Lucas yang terbuka. Lucas menurut. Walau matanya masih menatap sekitar hingga berhenti di satu titik. Gedung cukup besar dan tinggi yang cukup dekat dengan kafe milik Daniel. Gedung apartemen milik Haechan.

Saat insiden Lucas yang diajak pulang ke rumah sekaligus kafe Daniel itu. Ia terpaksa menginap. Karena ia benar benar tak tau arah jalan pulang. Lagipula rasanya tidak sopan jika Lucas menolaknya. Daniel, Seongwoo, dan Jungwoo sudah menyambutnya dengan hangat.

Maka dari itu ia mau membuangkan dua plastik besar sampah. Dan Lucas bersyukur mau membuangkan sampah sampah itu. Ia melihat Jeno dan seorang gadis. Yang ia sangat yakin adalah Hina. Ia sudah hafal dengan wajah gadis yang hampir setiap hari menempel pada Jeno itu. Keluar dari gedung tinggi disamping kafe.

Lucas langsung tau jika gedung itulah yang ditinggali oleh Haechan dan Jeno. Senyum mengembang di wajah Lucas waktu itu. Ia sudah tau alamat Haechan.

Lucas juga sedikit menyunggingkan senyum licik.

"Bagus, Jenossi semakin sering kamu membuat Haechan terluka. Maka semakin sering aku menyembuhkan luka Haechan. Dan akhirnya Haechan akan jatuh cinta padaku!!"

---------------

"Ini!" Sebuah handuk berada tepat didepan wajah Lucas. Membuat tangan Lucas segera mengambilnya dan bergumam terima kasih kepada Jungwoo.

Mereka sekarang berada dikamar Jungwoo. Lucas sudah mandi dan bersih sekarang. Tentu dengan paksaan Jungwoo karena sedari tadi Lucas terlihat melamun.

Lucas menaruh handuk dirambutnya berniat untuk mengeringkan rambutnya. Tapi, sedikitpun Lucas tak mengusak rambutnya. Ia hanya menaruh handuk dan menekan nekan rambutnya.

"Sebenarnya apa yang kau lakukan? Berbalik!" Perintah Jungwoo. Ia gemas dengan Lucas yang seperti kehilangan sesuatu. Terlihat linglung, tapi tetap menggemaskan.

"Tidak, aku hanya sedang mencari seseorang yang mungkin kukenal."

"Siapa? Boleh aku tau?"

"Teman lamaku."

"Ohh" Jungwoo sekarang serius dengan kegiatanya. Tidak ingin bertanya lebih jauh. Takut disangka terlalu ikut campur.

"Kaki, hyung sudah lebih baik?" Jungwoo mengangguk. Sedikit menggumamkan kata iya.

"Hyung..."

"Hm?"

"Apa hyung mau membantuku?"

"Tentu. Apa yang bisa ku lakukan?" Jungwoo sudah selesai mengeringkan rambut Lucas. Hendak berdiri dan mengantung handuk itu.

Tapi, tarikan cukup kuat membuatnya harus duduk. Duduk dipaha Lucas.

Mata Jungwoo membulat, ketika ia bisa melihat wajah Lucas dengan jarak yang sangat dekat. Bahkan nafas tenang Lucas bisa ia dengarkan. Jujur, ia memiliki sedikit rasa 'suka' kepada Lucas. Dan posisi ini membuat pipi Jungwoo memanas.

Maybe In Another LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang