16

3.2K 362 22
                                    

Belum direvisi, komen jika ada typo!

Enjoy reading? Click star!?
.
.
.
.
.
.
Haechan berjalan perlahan mengikuti seseorang yang jauh didepanya, Lee Jeno, suaminya. Ia tidak bisa diam saja dirumahnya. Makanya acara menangisnya langsung berhenti ketika mendengar suara pintu tertutup.

Ia harus mengikuti kemana perginya Jeno. Berbekal hoodie ungu kebesaran miliknya dia mengikiti Jeno masuk ke dalam salah satu cafe dekat apartemen yang juga sebuah bar kecil. Tempat itu cukup dekat dengan jalan raya. Walau saat masuk kedalam suara bising dari luar tidak terdengar digantikan musik jazz yang membuat pelanggan betah.

Haechan memilih tempat duduk yang berjarak sekitar lima belas meter. Ia tidak ingin mengambil resiko berada didekat Jeno, dan membuat dirinya lebih marah.

Jeno duduk sambil memainkan ponselnya. Seorang pegawai menghampiri dirinya dan Jeno disaat yang bersamaan. Haechan sendiri tidak terlalu memperdulikan pesanan Jeno. Ia hanya berharap bahwa Jeno makan saja itu sudah cukup baginya.

Jeno kembali diam dan memainkan ponselnya. Sepertinya dia menunggu seseorang. Haechan sendiri mencoba menahan diri dari pikiran negatif.

Tapi, semua pemikiran positif Haechan hancur ketika melihat siapa yang  sedang ditunggu Jeno.

"Kenapa harus dia?"

•••

Jungwoo berjalan dengan langkah pelan disepanjang trotoar. Bisa dilihat jika bahunya sedikit merusut. Ia sedang sedih. Atau patah hati?

Entah kalimat apa yang pantas menggambarkan keadaan dirinya saat ini. Galau, sebab bingung karena sikap si pujaan hati? Sedih, karena tidak di anggap? Atau, memang patah hati, karena dia tau bahwa dia tidak punya tempat dihati si pujaan hati?

Jungwoo memang belum lama kenal dengan Lucas. Tapi, memang saat jatuh cinta kalian bisa tau?

Rasanya mustahil, menurut Jungwoo. Namun, satu hal yang Jungwoo yakini, ketika Lucas memintanya untuk membantu melupakan cinta pertamanya. Saat itu Jungwoo sudah merasakan perasaan bahagia asing dihatinya.

•••

"Hei, Woo, sedang apa disini?" suara husky dan terdengar lembut itu menyapa telinga Jungwoo.

Jungwoo menoleh untuk melihat siapa yang menyapanya.

"Ah, Eunwoo sunbae juga sedang apa disini?"

"Hei, biasakan jawab pertanyaan orang sebelum menanya balik." Ujar Eunwoo bercanda. Jungwoo tersenyum tipis sebagai respon.

"Jadi, kenapa kamu ada ditaman fakultas HI? Bukanya anak dari fakultas HI sedang libur, ya?"

"Sunbae sendiri? Sunbaekan anak fakultas kedokteran kenapa bisa sampai kesini?"

"Aishh, sesusah apa sih menjawab pertanyaanku?" Eunwoo membuat wajah marah pura-pura. Tapi, malah terlihat lucu. Dan berhasil membawa satu tawa kecil dari Jungwoo. Eunwoo sendiri mulai melemaskan sedikit otot wajahnya dan mulai tersenyum ketika melihat Jungwoo tertawa.

"Nah, seperti itu kan, kamu terlihat manis. Jangan murung lagi!" Jungwoo terdiam beberapa saat sebelum akhirnya tersenyum lagi. Jungwoo menyiratkan dari sudut matany ucapan terima kasih karena hiburan singkat dari Eunwoo

Maybe In Another LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang