FATHIR |3|

6.4K 391 15
                                    

Jam pelajaran pagi adalah olahraga di lapangan semua teman kelas Nina sudah ada di barisannya masing-masing menggunakan baju olahraga kecuali pria bernama fathir, lelaki itu duduk di bawah pohon besar yang bawahnya tidak tertembus cahaya matahari.

Tudung hoodienya dia lepaskan dari kepalanya hal itu membuat perhatian para siswi menoleh ke arah fathir, tentu saja siapa yang akan menyia nyiakan wajah tampan fathir yang bisa dibilang sangat jarang membuka tudung itu tapi kali ini lelaki itu membukanya.

Banyak yang beranggapan jika fathir selalu menutupi wajahnya karna lelaki itu tidak mau menunjukkan wajah tampannya di depan banyak orang dan wajah putih pucatnya itu pasti hasil dari dirinya yang selalu menutupnya dengan tudung hoodie.

Tidak ada yang menyadari dan membedakan antara putih tanpa darah dengan putih biasa pada kulit manusia.

“Fathir!” panggil seseorang.

Fatir menoleh, panggilan itu dari jauh dan fathir tau itu karna tidak ada yang berani memanggil namanya sekeras itu di sekolah ini. Fathir bergerak menuju asal suara yang letaknya ribuan meter dari sekolahnya.

Tentu dengan gerakan yang sangat cepat bagai cahaya fathir sudah sampai pada orang yang memanggilnya tadi.

“Hei tuan bisu” panggil suara itu lagi, fathir menoleh.

“Oh astaga. Jujur aku paling malas jika berurusan dengan vampire macam dirimu ini karna kau sangat sangat irit bicara”

“Moya”

“Akhirnya aku mendengar suaramu lagi hari ini setelah lima bulan yang lalu”

“Oke aku tau kau sangat tidak suka berbasa basi jadi aku memanggilmu untuk mengatakan bahwa trapper sudah sampai di daerahmu jadi kau harus berhati-hati” kata moya memperingatkan.

“Setidaknya katakan sesuatu sebagai tanggapanmu jangan hanya diam seperti patung kau kira aku memanggilmu seperti tadi tidak membutuhkan tenaga” protes moya karna tak mendapat respon dari fathir.

Fathir mengedipkan kelopak matanya dua kali, moya memutar bola matanya jengah.

“Menyebalkan berbicara denganmu setidaknya aku sudah punya alasan yang bisa ku berikan jika tetua nanti bertanya” moya segera pergi dari hadapan fathir, fathir menggeram, moya memanggilnya hanya untuk mengatakan hal ini.

Segera fathir berlari bagaikan cahaya hingga dalam hitungan detik jarak ribuan meter terlewati dan kini dia sudah ada di sekolahnya lagi.

“Fathir” kali ini panggilan biasa dari seorang gadis, fathir menoleh kebelakang.

Nina berlari menghampiri dengan baju olahraga masih dia pakai.

Fathir menunggu nina menyesuaikan deru nafasnya sebelum mengatakan niat kenapa memanggilnya.

“Aku cuman mau ngasih ini, ini tadi terjatuh darimu” nina menyodorkan benda berwarna hitam dan berkilau.

Fathir mengambilnya dan pergi tanpa berkata apa-apa bahkan hanya ucapan terima kasih.

“Dia mengabaikanmu? Kan sudah ku bilang jika dia aneh” Abigail mengejutkan nina dengan cara menepuk lengan nina tiba-tiba.

“Tadi aku melihat dia berlari dengan cepat, cepat sekali”

“Sudahlah nina semua anak lelaki itu memang memiliki langkah yang lebih cepat kan dari wanita”

“Mungkin kau benar, mari kita ganti pakaian” ajak nina menuju ruang ganti.

**

Bunyi serangga menghiasi malam nina yang sepi sembari mengerjakan tugas, sejak kejadian malam itu nina tak berani membuka tirai jendela kamarnya jika sudah gelap.

FATHIR ✅ [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang