I Love You Chapter 2 (DraRy)

902 101 1
                                    

Cerita ini murni milik saya. Jadi kalian dilarang menjiplak, menyalin mempost atau meng-hak milik ff ini tanpa se-izin saya sebagai penulis. Tolong hargai saya sebagai penulis ff ini.

Disini saya hanya meminjam nama-nama pemain Harry Potter sebagai imajinasi saya di ff ini.

Maafkan jika typo masih merajarela (?)😅

Happy reading kaka😘

Jangan lupa klik bintangnya~~

***
Harry terbangun siang itu dengan keadaan tubuh yang remuk dan sakit apabila ia menggerakkan tubuhnya.

Dengan pasrah Harry membaringkan tubuhnya kembali. Harry pikir untuk beberapa jam kedepan ia tak akan bisa menggerakkan tubuhnya.

Dalam lamunannya Harry kembali mengingat apa yang terjadi padanya semalam. Rasanya ia benar-benar ingin menangis, apalagi melihat jika orang yang seharusnya bertanggung jawab dengan keadaannya malah sudah menghilang.

Draco Malfoy sudah tidak ada begitu Harry membuka kedua matanya. Dan Harry yakin dia juga tidak ada dimana pun dibagian apartemenya karena tak ada suara apapun yang Harry dengar selain detikan jam di kamarnya.

Harry melihat sekitar kamarnya dan itu benar-benar berantakan. Pakaian Harry tersebar di sekitar tempat tidur. Bahkan celananya ada di atas meja belajar yang letaknya lumayan jauh dari tempat tidur Harry.

Semalam Draco sangat kasar ketika melakukannya. Harry yakin ketika bangun nanti ia akan menemukan bercak darah pada sprei nya, karena Harry merasakan perih yang sangat pada anusnya.

***

Dua jam kemudian Harry pun mencoba untuk bangkit dari tempat tidur. Bagaimanapun Harry harus membereskan kekacauan di kamarnya dan ia pun butuh mandi karena badannya sangat lengket dan bau sperma.

Harry mematung ketika beberapa cairan menetes keluar dari anusnya. Tanpa melihat pun harry tahu cairan apa yang keluar dari anusnya itu.

Melangkah pelan sembari sesekali meringis, Harry berjalan menuju kamar mandi setelah memakai kacamatanya yang terjatuh disamping tempat tidur.

Harry melihat di cermin yang ada di kamar mandinya. Banyak bercak merah tersebar di tubuhnya. Kebanyakan terlihat pada leher dan tulang selangkanya.

Menghela nafas berat, Harry melangkah memuju shower dan membilas tubuh.

Menggigir bibir menahan sakit ketika membersihkan anusnya, Harry yakin jika anusnya lecet ketika merasakan betapa sakitnya ketika hanya diraba dengan sedikit sentuhan.

***

Dua hari sudah Harry membolos perkuliahan. Tapi hari ini ia memaksakan diri untuk masuk kuliah.

Meskipun bagian belakangnya masih sakit, tapi Harry harus masuk hari ini, bagaimanapun ia masuk ke sini karena beasiswa. Dan Harry tidak mau jika beasiswanya dicabut karena ia tak masuk selama beberapa hari.

Untungnya dalam hal inj Harry bukanlah mahasiswa yang terkenal. Harry cenderung menjadi mahasiswa terabaikan yang seringkali tidak disadari oleh teman sekelasnya jika ia ada disana.

Jadi Harry tidak mendapat pertanyaan apapun dari siapapun tentang cara jalannya yang sesikit aneh.

Namun yang Harry tidak tahu adalah jika ada seseorang yang terus memperhatikannya dari semenjak ia menginjakkan kaki di kampus hingga ia masuk ke gedung fakultas.

Pria itu hanya menatap datar ketika melihat orang yang selama dua hari ini tidak masuk kuliah.

***

Short Stories (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang