"Tidak ada hal yang sangat mengagumkan didunia ini, selain kebebasan dalam hidup"
-Araya-⚘
Tepuk tangan penonton yang gemuruh terdengar mulai memenuhi seluruh ruangan aula sekolah. Bahkan sebagian penonton ada yang memberikan standing applause sebagai bentuk apresiasi atas penampilan tim theater yang telah berhasil memukau penonton dengan penampilan mereka.
Para pemain theater pun, satu per satu mulai turun dari panggung meninggalkan penonton dengan senyum yang masih terpancar kokoh diwajah mereka. Sebuah Senyum yang memiliki arti kepuasan atas usaha dan latihan mereka selama ini.
"Wah...gue bahagia banget melihat penonton yang sangat antusias memberikan kita tepuk tangan tadi." ucap Stela sambil melompat kegirangan
"Iya, gue juga puas banget melihat keberhasilan kalian tadi. Gue fikir penampilan ini bakal kacau berantakan." jawab Ryan yang menghampiri Stela dan memberikan sebotol air mineral kepadanya
"Hahaha...Wajar kalau kak Ryan ngomong gitu. Disaat latihan kita kan salah melulu." Stela mulai membuka tutup air mineralnya dan langsung meminumnya
"Ini semua berkat kak Ryan yang gak nyerah ngajari kita" Sambungnya
"Ah, gak juga kok. Yang pasti nya semua keberhasilan ini gak bakal terjadi kalau Araya kemarin tetap menolak untuk jadi pemeran utama, buat gantiin Bella yang mendadak sakit." Ryan menyenggol pelan bahu Araya yang dari tadi hanya duduk diam di sudut ruang ganti tersebut tetapi Araya hanya membalas dengan senyum tipis diwajah nya.
"Iya juga, ternyata loe hebat dalam hal seni peran. Kenapa loe selama ini gak mau gabung ke grup theater Araya?"
"Hm, gue gak punya banyak waktu Stela untuk latihan theater."
"Sayang banget bakat loe jadi terpendam Araya" Ucap Ryan sambil mengambil kursi dan duduk disebelah Araya
"Sebenarnya Kak Ryan, gue gak tertarik untuk terjun kedunia yang bisa menyita kebebasan gue"
"Hm, bukannya kebebasan bisa loe dapatkan dimana aja?"
Araya tersenyum. "Theater bisa membuat kita terkenal kak, Meskipun itu dalam lingkup kecil seperti sekolah"
"Bukannya semua orang pengennya dikenal banyak orang?"
"Memang benar Kak. Tapi terkenal akan membuat kebebasan kita tergadaikan. Seperti para selebritis, mereka harus ngeluarin biaya lebih untuk liburan keluar negeri karena mereka gak bisa bebas liburan didalam negeri. Alasannya 1, karena gak mau diganggu sama fans."
"Yaps, loe benar Araya. Tapi gak bisa di bohongi, loe hebat banget bisa nguasai dialog loe hanya dalam waktu 1 bulan" Ryan menepuk pundak Araya
"Iya, gue aja pemeran figuran yang dialog nya sedikit masih susah buat hafalin. Beda banget sama loe Araya" ucap Stela sambil menunjukan muka sedih nya
"Ayolah, gue gak ada apa-apanya. Semua ini hanya keberuntungan saja. Bagi gue, gak ada hal yg menakjubkan didunia ini selain kebebasan dalam hidup" ucap Araya mantap
Ryan dan Stela mengangguk mendengar ucapan Araya tersebut seolah ikut setuju dengan apa yang telah diucapkan Araya barusan.
"Oke, kalau gitu gue tunggu kalian semua di aula 10 menit lagi" Ryan berjalan kearah pintu keluar ruangan ganti
"Se-sepuluh menit kak, Ce.." Stela panik
"No excuse" ucap Ryan sedikit berteriak, sehingga tidak ada kesempatan untuk Stela menyelesaikan ucapannya
Punggung itu mulai menghilang di koridor sekolah, hanya menyisakan suara tapak sepatu Ryan yang makin lama makin tak terdengar lagi.
Dengan panik, semua tim theater mulai berganti pakaian dan siap-siap ke aula sekolah untuk mengikuti acara penutup.
17.00 wib
Acara perpisahan SMA N 14 Bekasi itupun selesai. Para murid, guru serta tamu lainnya, satu per satu mulai meninggalkan sekolah dengan kendaraan mereka masing-masing."Barengan gue aja pulangnya Araya" Stela tiba-tiba menghampiri Araya yang sedang berdiri di halte bus yang tidak jauh dari sekolah nya
"Gak usah Stel, gue naik bus aja"
"Gak usah sungkan kali, tuh papa gue udah nungguin kita. Dari tadi gue klakson loe gak denger, makanya gue samperin"
"Gakpapa Stel, gue mau langsung ke Rumah sakit. Mau ngeliat ibu"
"Oh iya, nyokap loe lagi dirawat ya. Gakpapa biar gue dan papa gue sekalian jengukin"
"Gak usah, gue tau loe dan om Rahman pasti capek kan? Seharian acara gini"
"Loe yakin?"
"Iya, thanks udah nawarin. Bilang maaf ke papa lo"
"Hm, yaudah deh Araya. Gue duluan ya"
"Oke"
"Bye"
"Bye" ucap Araya sambil melambaikan tangan ke arah mobil papa nya Stela
Dan Stela pun pergi meninggalkan Araya di halte.
Waktu berlalu, hari semakin sore, sekolah pun sudah mulai sepi. Hanya satu dua murid yang masih berada diparkiran sekolahan, sekedar berfoto atau bercanda. Bus kota yang ditunggu Araya pun belum muncul juga, padahal sudah setengah jam lebih dia menunggu.
Dibelakang halte ada sebatang pohon mangga yang cukup rimbun daunnya. Pohon itu tumbuh tepat di balik pagar sekolah Araya. Sehingga membuat suasana halte semakin redup. Araya merasa ada sesuatu yang aneh di halte tersebut. Dengan perlahan, dia mulai melirik ke kiri dan kekanan. Untuk memastikan kalau itu hanya perasaan nya saja.
"Gue yakin ada seseorang dibelakang gue" ucapnya dalam hati
Dengan hati-hati, Araya coba menoleh ke arah pohon mangga. Dari balik dinding kaca halte itu dia bisa melihat bahwa tidak ada siapa-siapa disana.
"Tidak ada siapa-siapa. Mungkin ini perasaan gue aja. Karena udah sepi kali makanya gue jadi parno" ucap Araya dalam hati berusaha menghibur dirinya
Araya pun mengeluarkan ponsel nya, ia ingin melihat sudah pukul berapa sekarang. Araya menghidupkan screen hp nya yang tadinya masih hitam. 17.45 angka yang ditunjukkan di layar ponsel nya. Araya pun mematikan kembali screen handphone nya, sehingga membuat layar hp nya kembali berwarna hitam. Araya pun mengangkat ponsel nya itu ke arah wajahnya, dan dia kaget bukan kepalang melihat bayangan seseorang yang berdiri di belakang pohon mangga yang tepat berada di belakangnya terpantul dari kaca ponselnya.
Sesosok pria, yang berjaket hodie hitam sedang memperhatikannya dari balik pohon mangga itu.⚘⚘⚘
KAMU SEDANG MEMBACA
STALKER
Mystery / ThrillerAraya hanyalah seorang gadis biasa, sama halnya dengan remaja lainnya. Dia bukan seorang publik figure ataupun seorang model yang banyak dikagumi orang lain. Dia tidak begitu menyukai ketenaran, karena baginya semua itu hanya akan menyita kebebasann...