Jouska

37 5 1
                                    

"Terkadang banyak hal yang telah kita ketahui tentang dunia ini, tetapi lebih banyak lagi yang tidak kita ketahui dan masih tersembunyi"
-Regi Prabowo-

"Terkadang banyak hal yang telah kita ketahui tentang dunia ini, tetapi lebih banyak lagi yang tidak kita ketahui dan masih tersembunyi"-Regi Prabowo-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah Araya mengetahui bahwa ada sesosok misterius yang memperhatikannya dari jauh, Araya pun mencoba menenangkan dirinya yang mulai panik. Ia tidak mau berbuat sesuatu yang malah akan membuatnya celaka nanti.

"Tarik nafas Araya, tenang..tenang..berfikir..berfikir.."ucap batin Araya yang berusaha menenangkan dirinya sendiri

Araya kembali mengambil ponsel nya yang tadi sempat terjatuh olehnya akibat ia terkejut melihat pantulan bayangan orang tersebut di layar handphone nya.

"Siapa dia? Kenapa dia masih disana? Apa yang dia cari dariku? Apakah itu penculik, pencuri, psikopat atau mungkin dia murderer?" Araya mulai punya fikiran jelek terhadap sosok tersebut.

Araya duduk terpaku di kursi halte, dia mulai keringat dingin. Digerakkannya bola mata nya kekiri dan kekanan tanpa sedikit pun menggerakkan wajahnya. Ia tidak ingin gerak gerik nya menunjukan hal yang ganjil dimata orang misterius tersebut. Tetesan keringat mulai membasahi wajah dan sebagian seragam putih abu-abunya.

"Gue gak bisa lama-lama disini, gue akan berjalan perlahan kepersimpangan disana. Karena disana suasananya agak rame" ucap batin Araya lagi dan Araya pun mulai menyusun rencana

Araya mulai bangkit dari tempat duduknya, dan melangkah keluar dari halte meninggalkan lingkungan sekolah yang sudah sepi.

Tap.. tap.. tap
Araya mendengar suara langkah kaki persis dibelakangnya. Araya benar-benar ketakutan, ia merasa sosok misterius tersebut benar-benar telah dekat dengannya.

Dag.. dig.. dug..

Suara jantung Araya tak kalah kencang dengan suara langkah tersebut. Araya mulai mempercepat langkahnya, berharap cepat sampai kepersimpangan jalan yang berjarak 500 meter dari gerbang sekolahnya itu. Suara langkah kaki tersebut juga semakin cepat terdengar, sepertinya sosok tersebut juga ikut berlari. Araya tidak berani menoleh kebelakang. Rasa ketakutannya benar-benar telah sampai pada batasnya. Keringat dingin mulai bercucuran di seluruh tubuh Araya. Kini ia tidak mempedulikan apapun, ia mulai berlari sekuat tenaga nya. Menerobos kegelapan jalanan sepi yang mulai menyembunyikan sinar matahari itu.

"Ya tuhan, tolong Araya" Batinnya terus memohon berharap ada seseorang yang akan menyelamatkannya

Araya hampir sampai dipersimpangan jalan, ia melihat toko pak Aseng tempat biasa ia dan murid sekolahnya berbelanja. Araya berlari ke toko yang telah tutup itu, maklum saja didaerah ini toko memang tutup saat magrib tiba. Dengan panik Araya menggedor-gedor pintu toko tersebut.

STALKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang