The Day He Broke My Heart

23.6K 4.2K 209
                                    

Raira udah di kosan?

Udaaaah. Nyampe jam 7 tadi.

Aku main ya?

Sekarang? Lagi hujan deres banget nih Kak.

Aku kangen.

Aku tak bisa mendefinisikan bagaimana rupaku sekarang. Yang jelas aku bersyukur karena sedang sendirian di kamar kos, bukannya di kampus atau di depan banyak orang. Meskipun aku yakin tingkahku akan dimaklumi bila mereka tahu penyebabnya. Siapa yang bisa tetap stay cool saat Langit bilang "aku kangen..."? Fakta cowok yang kutaksir sejak maba tahu namaku saja rasanya bagai mimpi. Apalagi kalau dia bilang "aku kangen"? Ibaratnya seperti aku menang 1 M dari kuis Who Wants to Be A Millionaire.

Berusaha mengendalikan diri untuk tidak cengengesan, kubalas pesannya dengan emoticon senyum tersipu. Setelahnya kulempar bantal dan segera ngibrit ke kamar mandi. Perjalanan Bandung – Jakarta dengan bus tadi lumayan membuatku lusuh. Jadi aku harus berbenah, supaya lebih cantik saat gebetanku datang.

Ah ya, gebetan. Aku harus ingat-ingat lagi bahwa status Langit baru gebetan saja. Tapi siapa tahu kan hari ini dia mau mengungkapkan perasaan? Mungkin dia sangat merindukanku setelah kami tidak bertemu sebulan persis. Mungkin 6 bulan kedekatan kami membuatnya yakin bahwa akulah orang yang dia cari. Jika dia mengungkapkan perasaan dan hubungan kami jelas, tentu segalanya akan lebih mudah, bukan?

Pikiran manis ini membuatku menyanyi-nyanyi riang selama mandi. Setelahnya, dengan sengaja kupoleskan sedikit bedak dan lipgloss. Tak lupa kusemprotkan parfum sedikit. Aku pernah tampil dengan penampilan terburukku saat Langit datang dini hari mengantarkan obat maag itu. Tapi aku tetap ingin tampil cantik dong di depan gebetan.

Kala Langit Abu-Abu (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang