A Murder

85 8 0
                                    

Naruto ©Masashi Kishimoto 

I do not own the characters. Saya hanya meminjam karakter dari Mangaka handal Masashi Kishimoto.

Latte and Destiny ©D.B. Winn

Sebelumnya, saya pernah mempublish cerita yang sama di situs FFn. Pertanyaannya, apakah tidak apa-apa jika kupublish ulang di Wattpad? Mohon pencerahannya ya^^

Selamat Membaca...

Bunyi sirine menggema seantero Las Vegas. Puluhan mobil polisi dan ambulans berbaris acak di Leona Street pukul 04.25 dini hari. Teriakan histeris serta tatapan nanar orang-orang lalu lalang tidak berhenti menemani pekerjaan polisi-polisi Las Vegas. Garis polisi mulai dipasangi di sekeliling bangunan tua bercat merah marun dengan lampu kerlap-kerlip warna-warni khas kafe-kafe. LIVE CAFE. Begitulah tulisan balok besar di atap bangunan itu tertera. Cukup menandakan bahwa bangunan itu adalah sebuah kafe tempat orang dewasa mampir mengusir penat setelah bergelut dengan pekerjaan sebelum akhirnya pulang ke rumah.

Namun malang, nasib buruk kompak berpihak pada semua pengunjung kafe itu malam ini. 23 orang ditemukan tewas termasuk pelayan kafenya. Bukan kebakaran hebat yang merenggut nyawa mereka. Bukan juga bangunan runtuh karena tornado atau angin ribut. Lebih-lebih bukan karena pesawat yang salah mendarat, atau bus yang salah parkir. Muka pucat, mulut menganga mengeluarkan cairan putih dan tangan di dada memegangi luka tembakan. Semua yang tewas di sana berpose yang sama. Sudah pasti mereka dibunuh.

"Ini sudah ketiga kalinya terjadi pembunuhan dalam minggu ini," salah seorang polisi senior bermonolog, "Dan ini yang paling sadis." sambungnya sambil mengelus-elus jenggotnya. Nampaknya dia berpikir kemungkinan-kemungkinan siapa dalang dari peristiwa ini.

"Pembunuhan ini direncanakan!" satu lagi polisi bermonolog. Yang ini tampaknya lebih muda. Raut wajahnya begitu serius memperhatikan tiap-tiap mayat yang sudah berselimutkan kantong jenazah. Para mayat dinaikkan ke ambulans untuk segera diotopsi di rumah sakit.

Sementara pihak ambulans mengantar para korban ke rumah sakit, pihak polisi masih harus berlalu-lalang di Live Cafe. Mengumpulkan sebanyak-banyaknya informasi dan bukti. Sayang, tidak ada sidik jari ataupun jejak pelaku yang dapat ditemukan. Pembunuhnya melalukan tugasnya dengan sangat baik. Tetap membiarkan suasana kafe bersih dan rapi. Bahkan darah korban tidak ada yang berserakan di lantai. Pembunuhnya sudah mengatur tangan korban-korbannya untuk diletakkan di dada, maksud menahan agar darah bekas tembakannya tidak membuncah kemana-mana. Sepertinya si pembunuh sangat menjaga kebersihan lingkungan. Tapi cairan putih yang kompak keluar dari mulut semua korban mengundang misteri. Semuanya mengeluarkan bau kopi latte tapi mereka tewas bukan karena keracunan yang disebabkan oleh jenis minuman penghilang kantuk itu. Dari data penyidikan, hanya ada 8 korban yang memesan kopi jenis latte, semuanya adalah pria paruh baya dengan jas hitam ala bos besar perusahaan.

Bersamaan dengan terbitnya fajar, para polisi bersama-sama menuju mobil kebanggaan mereka. Membawa semua barang bukti sekaligus tanda tanya di masing-masing kepalanya tentang kasus ini.

Ada satu polisi yang paling gelisah air mukanya sedari tadi. Dia adalah Sasuke Uchiha. Pangkatnya Letnan meski usianya baru akan menginjak 25 tahun. Tangan kekarnya memijit-mijit keningnya sambil sesekali menganalisa buku catatannya.

'Ada yang ganjil' batinnya.

Tiga kasus pembunuhan berturut-turut yang sama sekali belum terselesaikan. Bukan jumlah kasusnya yang ganjil, bagaimanapun Las Vegas adalah kota metropolitan dimana kriminal bisa terjadi kapan saja. Tapi dari hasil corat-coret sang letnan di buku catatannya, dia tidak menemukan satu bukti pun yang mengarah kepada pembunuhnya kecuali kejanggalan pada tempat kejadian perkara. Analisanya mengatakan bahwa semua pembunuhan itu terjadi di kafe.

Anehnya lagi, setiap korban pembunuhan pasti akan mengeluarkan bau kopi latte yang menyeruak dari badan mereka. Tidak salah lagi, pelaku dari ketiga pembunuhan beruntun ini adalah orang yang sama. Sasuke Uchiha menyimpan praduganya sendiri. Dia butuh dari sekadar insting dan nalar untuk membuktikannya. Adrenalinnya berpacu. Dia tidak sabar untuk sampai di meja kerjanya dan menganalisa kejanggalan yang dia temukan. Malam ini akan dihabiskannya untuk mencari titik terang dari kebuntuan kasus ini.

"Oh sial!" ada yang menggerutu di ujung ruangan kantor kepolisian Las Vegas. Rupanya itu si letnan rupawan. Cahaya lampu yang tepat berada di atas meja kerjanya menyoroti kulit putihnya yang dipenuhi peluh karena bergelut dengan kertas analisanya.

Latte and DestinyWhere stories live. Discover now