One

45 12 5
                                    

"Ti, bantu gue dong. Deketin gue sama Ariani, nanti gue traktir deh" ujar Satria

"Hm"

"Tias!!!plis dong bantu gue, nanti gue traktir, gue kasih anime Black Clover sama Detective Conan sekalian sama flashdisk-flashdisknya deh. Gue, Satria Wijaya berjanji memberi itu semua pada Angustias Pramaswari" ujar Satria sambil mengangkat salah satu tangannya.

"Oke sip, otw nyusun rencana" ujar Tias mengacungkan jempolnya

"Anime aja langsung oke, huuh" Satria bersorak

"Gak mau yaudah, aku sih rapopo" ujar Tias

"Eh, nggak-nggak Tias yang cantik yang baik yang unyu yang jarang mandi yang suka ngupil sampe berdarah yang matanya belekan. Uh sayang" ujar Satria sambil menepuk kepala Tias

"Muji tuh?apa ngehina?deketan sini sama kaki gue biar gue gampang tendang lu. Nih juga nih ngapain nepuk-nepuk, lu kira kepala gue bola basket" ujar Tias sarkartis

"Hehe, maaf ya bercanda doang" ujar Satria memberi dua jari yang artinya peace.

"Sadar gak sadar, bercanda lu itu bikin orang nyaman sama lu" lirih Tias

"Kenapa Ti?lu ngomong apa tadi?" tanya Satria

"Hm, oh tadi gue ngomong kalau gue terlalu cantik buat di hina" jawab Tias dengan nada nyindir

"Udah sih Ti gue minta maaf, pulang sekolah gue janji deh beliin lu satu novel Bestseller dari Wattpad" ujar Satria

"Oke sip, awas aja kalau bohong" ujar Tias

"Siap bos" ujar Satria memberi hormat

"Heh kalian yang dibelakang!!!jangan ngobrol saat jam pelajaran saya!" ujar guru Matematika bernama pak Radi

"Iya pak" ujar Tias

Pelajaran pak Radi memang pelajaran yang paling Tias benci, pasalnya pak Radi hanya membahas tentang rumus ini lah rumus itu lah. Ya apalagi kalau bukan pelajaran Matematika.
Dulu saat ada 'Dia' Tias pasti dengan mudah mengerjakan soal Matematika yang diberikan pak Radi, tapi itu semua sudah berlalu. Kini dia sudah pergi meninggalkan Tias.
Sakit dan sesak, apa boleh aku berkata bahwa... tuhan tidak adil denganku?

"Jangan keseringan ngelamun oke" ujar Satria
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Gue mau terima Satria, Ti" tiba-tiba Ariani berkata

Byurr...air keluar dari hidung dan mulut Tias. Saat itu situasi kantin tidak terlalu ramai jadi tidak terlalu banyak juga yang melihat Tias menyemburkan air.

"Alhamdulillah Linda Ariani mau terima sosok tak berguna seperti Satria Wijaya" ujar Tias dengan gerakan yang seolah sedang berdoa.

"Hm" jujur sebenarnya Ariani tidak suka pada Tias yang selalu dekat dengan Satria. Sudah lama Ariani menyukai Satria, tapi dengan adanya Tias membuat Satria lebih dekat dengan Tias. Tak apa, toh sekarang Satria sukanya sama Ariani dari pada Tias.

"Gue harus ngelakuin hal yang membuat Satria lebih sibuk sama gue daripada sama Tias" batin Ariani

"Yaudah gue ketemu sama Satria dulu ya, ada janji. Jangan cemburu dulu, dia janji mau beliin gue novel" ujar Tias dengan senyum anehnya

"Oh iya tenang aja gue gak cemburu kok" Ariani tersenyum

"Oke, gue duluan" ujar Tias

"Kenapa harus Tias sih yang kenal duluan sama Satria" dumel Ariani
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Akhirnya, penantian gue selama ini. Tapi kok dia malah bilang ke lu sih Ti, yang nembak kan gue" tanya Satria

"Yaudah sih kayak gitu aja di permasalahin" jawab Tias memutar bola matanya malas

"Iya deh intinya gue udah di terima" ujar Satria

"Selamat ya Satria, gue harap semoga lu gak kayak 'dia' " batin Tias

"Ti, maaf tapi kita batalin dulu janjinya. Gue mau ngerayain hari jadian gue sama Ariani. Maaf ga bisa beliin lu novel, tapi besok langsung gue bawain novel sama flashdisknya. Lu langsung chat gue aja lu mau novel judul apa. Gue pergi dulu, bye" ujar Satria berlalu begitu saja

"Belum apa-apa udah kayak gini, gimana kedepannya?perasaan gue gak enak. Sebanyak apa dosa gue sampe-sampe tuhan membuat orang-orang yang gue sayang perlahan pergi ninggalin gue sendiri." Batin Tias

Terlalu banyak kenangan indah yang Tias buat, sampai-sampai membuat Tias selalu merasakan nyeri di hatinya.
Karena terlalu larut dalam lamunannya tak sadar Tias menabrak seseorang.

BRUK!! Tias terjatuh. Bukankah Tias yang menabrak, tapi kenapa Tias yang terjatuh?

"Punya mata?punya kaki?tolong dipake ya, pemberian tuhan harus dipergunakan sebaik mungkin. Kalau udah gak bisa gunain matanya copot aja, dan kakinya potong aja" ujar pria dengan nada dingin

"Eh eleh, udah nyerocos aja mana panjang kali lebar kali tinggi. Jih ganteng banget lagi" batin Tias yang absurd

Tias berusaha untuk berdiri dan membersihkan roknya yang kotor.

"Maaf sih, ganteng-ganteng dingin amat. Susah jodoh lu" ujar Tias dengan nada bercanda

"Lain kali hati-hati, bahaya kalau nanti ada kecelakaan" ujarnya kembali lalu pergi begitu saja

"Gak apa-apa, lumayan cuci mata. Nikmat mana lagi ya Allah" ujar Tias tersenyum sendiri

Terkadang Tias merasa terhibur dengan hidupnya yang "lucu" meski terkadang juga ia harus merasakan "sakit" yang mendalam

"Bahagia itu sederhana. Tinggal kitanya saja bisa bersyukur atau tidak"


Holla, kali pertama bikin cerita yang panjang nih:( maklumin ya.

Bagi kalian yang merasa manusia cobalah untuk melakukan hal yang berperikemanusiaan dengan cara vote and comment disingkat voment:v *plakk

colabir_

I'm StrongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang