U Smile

23 2 0
                                    

Hai, aku mempersembahkan cerita baru, nih!
Cerita sederhana yang semoga bisa mengena di hati kalian.
Jangan lupa feedback-nya ya, Guys! 😃😃
.
.

U Smile
Written by lovely_taa29

Mencintai adalah hal yang sangat luar biasa mengasikkan. Dimana kita akan rela melakukan apapun untuk orang yang kita cintai agar tetap bahagia dan tersenyum. Tidak ada keterpaksaan dalam urusan tersebut, yang ada hanya kerelaan -keikhlasan.

Cinta sendiri difilosofikan dengan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Siapapun harus percaya, bahwa mencintai tidak akan membuat diri kita merugi. Karena apa? Tubuh, hati, dan pikiran akan terasa sangat ringan dalam melakukan apapun untuk orang yang kita cintai. Trust me!

"Babe, apa yang kau lakukan?"

"Kau tak melihat, apa yang sedang aku lakukan?"

Wajahnya pasti sangat menggemaskan saat mengerutkan dahinya. Aku tahu, ia sedang melakukan itu. That's a habit. Aku terkekeh mendengar jawabannya yang menyiratkan, 'Kau bodoh dengan pertanyaan itu, Jin'.

"Kau tak tidur? Ini sudah sangat larut. Aku tak ingin melihatmu kelelahan," ucapku dengan menyentuh kedua bahunya. Aku longokkan kepalaku guna membaca apa yang sedang diketiknya. Dahiku berkerut.

"Nanti saja, Babe. Deadline."

"Mengapa kau selalu menulis cerita dengan tema itu, Rii-Chan? Bukankah tema itu sangat sensitif?"

"Itulah tujuannya."

"Cerita romansa yang lebih indah bukankah lebih mengasikkan?"

"Tentu."

"Lalu?"

Ia menghentikan tarian jemarinya di atas keyboard. Diputarnya kepalanya hampir seratus delapan puluh derajat guna melihatku. Ia tersenyum sangat manis. Senyuman yang selalu membuatku candu. Senyuman yang pertama kalinya menarik atensiku kepadanya.

"Aku perempuan, Jin. Banyak orang di luar sana yang menganggap kami sebagai kaum yang lemah, sehingga banyak kejahatan yang ditujukan terhadap kami." Ia menghentinkan kalimatnya. Disentuhnya lenganku lembut. Aku masih diam menunggu kelanjutan kalimatnya.

"Aku tak mengatakan semua orang. Atau, kita tahu, lelaki," lanjutnya masih dengan tersenyum manis. "Tetapi banyak lelaki yang bersikap tak baik terhadap perempuan. Terlebih ketika mereka merasa telah memiliki hak secara sah maupun tak sah terhadap perempuan tersebut."

Aku berusaha untuk menghentikannya, dengan menyentuh jemari yang masih betah berada pada lenganku. Tetapi ia menggelengkan kepalanya singkat dan tersenyum kepadaku. Aku menghela napas berat. Merasa bersalah karena bertanya hal yang sangat sensitif.

"Sekali lagi aku tegaskan, bukan berarti semua lelaki seperti itu," lanjutnya. "Aku hanya ingin menyuarakan apa yang kami, para perempuan pikirkan dan rasakan. Bukan aku ingin dianggap kuat. Hanya saja, sebenarnya perempuan bukan kaum yang selemah itu."

"Kami tetap bisa berdiri walaupun tak ada lelaki yang menuntun kami. Kami tetap bisa menjadi berarti walau tak ada lelaki yang meninggikan kami. Walau begitu, selaiknya manusia pada dasarnya tetap membutuhkan orang lain untuk tetap bertahan. Tuhan menciptakan manusia untuk saling berpasangan, perempuan pasti akan berpasangan dengan laki-laki. Begitupun sebaliknya."

U Smile (Kim Seokjin) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang