Something

3.3K 656 32
                                    

Minta vote nya dulu dong~~~

...

"Kookie-ya, ini sekolahmu?"

"Ehm.."

Pemuda Jeon mengangguk samar sembari berdehem, berusaha tampak acuh ㅡmenghindari tatapan siswa lain yang berpapasan dengannya saat menyusuri koridor sekolah. Gadis hantu itu masih bersamanya, melompat-lompat lucu sambil sesekali menghindari manusia-manusia yang dilaluinya.

Entah kenapa, obsidian Jungkook tak dapat beralih dari gadis hantu itu. Ia tampak bersemangat, seperti sebuah bola energi. Terbesit setitik rasa penasaran, bagaimana kehidupan gadis hantu itu sebelumnya. Dia pastilah sosok gadis muda yang ceria dan dicintai orang banyak, benar... Jika sifat dasarnya seperti ini, maka pastilah gadis itu sangat populer semasa hidupnya.

Tanpa sadar Jungkook tersenyum tipis, pasti menyenangkan memiliki seorang teman seperti itu disisinya.




"Kookie-yah wae??"

"Jangan bicara padaku bajingan"

Pemuda Jeon membanting tasnya di sandaran kursi, mengabaikan tatapan menuntut Jimin yang menyambutnya bahkan saat detik pertama kaki Jungkook menginjak ruang kelas. Ekspresi Jeon mengeras, dan wajah memelas Jimin tak mampu menyentuh hati Jungkook yang dipenuhi kekesalan.

Ia benar-benar marah, merasa terkhianati oleh pemuda bantet yang telah membawanya pada jurang masalah ini. Iya, si pendek brengsek yang meninggalkannya malam itu tanpa kata, benar-benar sahabat sejati sekali Park Jimin ini ya :)

"Si bodoh ini siapa? Ini si brengsek Jimin itu ya Kook?"

Jungkook menoleh ke sisi kanan, menatap gadis hantu yang mendudukkan diri di bingkai jendela kelasnya yang terbuka. Ia terkekeh, berdecih kemudian. "Ya, dia si brengsek Jimin". Si gadis hantu mengangguk-angguk paham, sedang rekan sebangkunya mengernyit ㅡmengamati keanehan perilaku sahabatnya.

"Kook, aku mengerti kau marah padaku. Tapi jangan mengabaikanku dan berpura-pura mengobrol seorang diri!"

"Kookie marah pada si brengsek Jimin ya?"

"Bukan marah lagi, aku kecewa. Si brengsek Jimin benar-benar seorang big fat liar!"

Jimin semakin mengernyit, sedang si gadis hantu tampak manyun. Wajah Jungkook tampak kesal dan ia tidak suka, kadar ketampanan Jungkook berkurang satu persen saat sedang kesal. Sesuatu terlintas di benaknya, mungkinkah ia bisa membantu Jungkook?

"Kookie mau kubantu?"

"Apa?"

"Apanya yang apa Kook?". Jimin meraih lengan Jungkook, meski ditepis.

"Tck.."

Lihat tatapan sinis Jungkook pada si Park, sepertinya Jungkook benar-benar kesal pada Jimin. Hantu yang bertengger di bingkai jendela itu melompat, berpindah menjadi duduk bersila di atas meja tepat dihadapan Jimin. Mengundang obsidian Jungkook untuk mengikuti setiap langkahnya, dan Jimin sukses dibuat merinding olehnya.

"Haruskah kubunuh si berengsek Jimin untukmu?"

"Apa? Jangan! Kalau si brengsek Jimin mati, aku tak punya teman bodoh lagi nanti!"

Jungkook melotot saat itu juga, untunglah suasana kelas cukup ribut sehingga tak ada yang menyadari setiap perilaku aneh Jungkook yang tengah berinteraksi dengan si gadis hantu. Beda kasus dengan Park Jimin, mendengar namanya disebutkan serangkai dengan kata mati membuat pemuda itu merinding seketika.

One More Time [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang