Fake

2.8K 588 22
                                    

Vote nya juseyo~

.

'Sekarang kau mau ngapain?'

"Mempersiapkan snack untuk IU noona"

'Minta satu ya?'

"Ish! Andwae! Ini hanya untuk IU noona!"

Gadis hantu itu manyun, berdecih malas saat melihat Jungkook begitu sibuk dengan segala persiapan tentang 'fansign IU noona' nya yang berharga. Ia berdecih, melayang pergi dan berhenti di depan jendela. Manik amethyst nya mengintip rumah di seberang jalan.

Hari sudah gelap, lampu jalan mulai dinyalakan. Hari ini mungkin bertepatan dengan hari kematian salah seorang anggota keluarga mereka, ia dapat melihat beberapa makanan persembahan diletakkan di luar rumah. Juga, keramaian yang tak tertangkap oleh mata manusia di depan rumah itu.

Arwah seorang pria tua yang mengumpulkan para arwah itu, menarik mereka dan menawarkan jamuan melimpah seperti tuan rumah yang dermawan. Sepertinya ia merupakan seseorang yang memiliki hak atas sajian itu, seulas senyuman tipis terlukis perih dibibir sang gadis. Sepertinya pria tua itu adalah orang yang baik saat masih hidup.

Gadis hantu itu menghela nafas, melirik Jeon Jungkook dari ekor matanya. Pemuda itu masih sibuk dengan camilan, lightstick, hingga fanboard nya.

Pandangannya jatuh pada sebuah kotak besar dengan pita merah yang cantik, sekotak cokelat yang tampak menggiurkan di desain dengan begitu istimewa. Bagus sekali, Lily menginginkannya.

'Boleh minta?'

"Shireo! Cokelat ini kubeli khusus untuk IU noona! Lagian hantu untuk apa sih makan cokelat?"

'Memangnya hantu tidak boleh makan cokelat?!'

"Kau itu cuma hantu, jangan aneh-aneh! Memangnya ada hantu yang makan cokelat?"

Jungkook berkacak pinggang, dan hantu di hadapannya melayang dengan tangan mengepal. Akhir-akhir ini keduanya semakin sering berdebat, entah karena mereka sudah jadi teman dan saling merasa nyaman, atau karena Jungkook sudah semakin berani dan tak takut mati.

'Lily benci Jungkook! Aku bahkan tidak meminta nyawamu, aku cuma minta di perlakukan dengan baik dan kau selalu mengatakan jika aku hanya hantu! Memang kenapa kalau aku hantu? Toh aku juga pernah hidup!'

Lily menghilang dalam satu kedipan mata ke atas plafon, dan untuk sekejap Jungkook mematung di tempatnya. Jungkook tampak tak yakin, mungkin saja ia salah lihat. Tapi itu terlihat nyata, apakah mungkin... Apa hantu bisa merasa sedih? Apa hantu bisa menangis?

Sepasang manik itu terpejam dengan bibir mencebik, Lily duduk memeluk lutut di atap rumah Jungkook. Menatap para arwah yang sedang makan bersama di depan rumah tetangga Jungkook, ia bersedih tentu saja. Jemarinya mengusap setetes liquid bening yang menyusuri pipinya.

Sebuah perasaan sedih yang asing memenuhi hatinya, kesedihan oleh kesepian.

Tiba-tiba saja muncul, entah kenapa.

Krak

Ia berbalik saat suara genting yang di injak menarik perhatiannya, Jeon Jungkook muncul di sana dengan sebuah kripik besar dalam genggamannya. Lily memilih untuk buang muka, terlanjur kesal oleh si pemuda Jeon. Lagi-lagi permatanya malah menatap sekumpulan arwah di bawah sana.

"Maaf"

'Untuk?'

"Kupikir aku telah melukaimu, meskipun kau hantu"

One More Time [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang