1. Awalan

7 0 0
                                    

" kita putus " Dengan santainya Faqih mengucapkan kalimat itu. Seolah kalimat tersebut tidak akan berdampak buruk. Meneguk kopipun masih dengan gaya elegan dan santai.

Sedangkan wanita didepannya sudah tercengang akibat terlalu kaget dengan apa yang dia dengar.

" Kenapa? " Hanya itu yang mampu keluar dari mulut Syafia. Wanita yang duduk didepan Faqih dengan raut wajah bingung.

" Kamu gak cukup baik buat aku " Syafia yang mendengarnya pun hanya mendengus. Jelas dia sakit hati, marah dan kecewa. Sebaik apa lelaki didepannya ini sampai mengatakan dirinya tidak cukup baik.

Lupakan dengan alasan klasik seseorang yang mengatakan
" kamu terlalu baik untuk aku" . Alasan Faqih berbanding terbalik, dan ini lebih menyakitkan untuk didengar.

" Emang yang baik buat kamu seperti apa? " Tanya Syafia dengan siku yang ada dimeja untuk menampung dagunya. Syafia seperti sedang mendengarkan curhatan seorang sahabat.

Idih gasudi jadiin dia sahabat batin syafia

" Wanita mandiri , penurut dan tentu saja cantik " Faqih bersadar sambil memandang Syafia dengan tajam.

Hah.. berasa ganteng banget apa si Faqih ini. Tapi untuk seorang lelaki Faqih masih bisa dikategorikan good looking si. Faqih memiliki hidung mancung, mata sedikit sipit, lesung pipi disebelah kanan,  kulit sawo matang dan bahu peluk-able.

Sedangkan Syafia merasa dirinya tidak terlalu cantik. Syafia memiliki mata sedikit belo, hidung bangir, alis tebal yang rapih dan bibir berisi. Kekurangan Syafia ada dibentuk tubuh yang sedikit berisi ini. Dia memiliki tinggi 165cm dengan berat badan 65kg.

Untuk mandiri, Syafia bisa dikatakan mandiri. Syafia sudah membiayai hidupnya sendiri semenjak kuliah. Dan untuk penurut, Syafia tidak memiliki sifat itu didalam dirinya. Syafia akan menentang apa yang tidak dia sukai.

" Pacarin aja sono anjing cihua-hua" Syafia berdiri setelah mendengar alasan Faqih.

" Sekalian nih bayarin pesenan gue, itung itung traktiran buat mantan " Syafia sudah membereskan barang yang dia bawa sebelumnya. Dan bersiap untuk pergu dari cafe ini.

udah diputusin, masa iya harus bayar sendiri. Rugi perasaan, rugi materi itu namanya. Pikir Syafia

                              ⚫⚫⚫

Syafia memandang dirinya dicermin. Dia baru sadar bahwa dirinya kurang merawat wajahnya ini. Pantesan aja si Faqihfak mengatakan dirinya tidak cantik secara tidak langsung.

" Ini muka apa keset welcome ramayana " Syafia masih memandangi wajahnya dicermin. Wajah kusam dan memiliki sedikit bekas jerawat didaerah tertentu.

Syafia termasuk wanita yang kurang peduli dengan penampilan. Apalagi kalau sudah disibukan dengan pekerjaannya. Jangankan penampilan, waktu makan pun kadang dia tidak perduli.

Sekarang Syafia berdiri didepam rak kecil yang biasanya dia gunakan untuk menaruh segala keperluan skin care atau makeup nya.

Di rak tersebut hanya terdapat 1botol parfum refil yang biasa dia beli ditoko pinggiran jalan, bedak legend yang dia sendiri lupa kapan itu dibeli, handbody yang masih penuh akibat jarang dipakai, dan satu lipstik arab yang sudah lama sekali ia miliki.

Ah, jangan lupakan sabun cuci muka dikamar mandinya. Kalo benda ini masih sering dia gunakan saat mandi.

" Pantesan muka dekil, orang perawatannya aja begini doang "

Syafia pun berbaring diatas tempat tidur miliknya. Memandang langit-langit kamarnya.

Diumur 22 tahun, dirinya tidak pandai dalam merawat diri. Setahun bekerja diperusahaan tidak membuat sadar akan penampilan.

Syafia masih terbawa kebiasaan dulu di Kampusnya, waktu semasa kuliah Syafia termasuk mahasiswa yang disibuki oleh organisasi-organisasi dan lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengurusi segala keperluan organisasi. Dan teman bergaul Syafia pun kebanyakan laki-laki, jadi maklumi saja kalo dirinya tidak perduli dengan penampilannya.

Gue harus berubah jadi cantik, biar si Faqihfak nyesel. Batin Syafia

Awalan Syafia dimulai dengan mencari informasi perawatan untuk wanita digoogle.

                               ⚫⚫⚫

Become Different.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang