Kuberutahu kau satu fakta lagi tentang gadis itu. Dia adalah orang yang mudah sekali merasa bosan. Dia mudah sekali merasa jenuh. Dia tidak pernah bisa untuk melakukan hal yang sama dalam waktu yang lama. Bukan berarti pekerjaan itu tidak selesai, tapi ia akan menyelingi dengan kegiatan lain yang bisa untuk mengusir rasa jenuhnya.
Seperti sore tadi, ia memutuskan untuk pergi dari kehidupan nyatanya sebentar untuk mengusir segala perasaan yang mengganggunya. Ya, ia pergi untuk melihat senja.
Menurutnya waktu senja adalah refleksi, tempat untuk berpikir, hal apa saja yang sudah dia lakukan selama satu hari tadi? Bagaimana perasannya hari ini? Apakah ada orang yang disakiti atau menyakitinya? Hal apa saja yang bisa membuatnya untuk tetap hidup untuk hari berikutnya? Dan masih ada banyak hal lagi yang ada dalam pikirannya.
Baginya senja adalah obat yang bisa menyembuhkan rasa jenuhnya. Senja adalah tempat pelarian yang tepat. Melihat semburat jingga awan, merasakan damainya angin sore, ia bisa pergi dari kehidupan yang membosankan sebentar saja. Menurutnya, saat tidak ada orang yang bisa diajak bicara, senja bisa mengerti dengan segala kesederhanaannya.
Ia selalu bersyukur dengan apa yang sudah diberikan-Nya dalam hidupnya. Anugrah-anugrah indah itu. Termasuk senja yang bisa ia lihat kapanpun ia membutuhkannya