Chapter 8

828 89 2
                                    

   Pukul 21:00, seorang namja sedang duduk di pinggir ranjangnya sambil sesekali mengeringkan rambutnya yang masih basah karena ia baru saja selesai mandi.

   Namja itu, Jongin, merebahkan tubuhnya di ranjang yang sudah 2 tahun tidak ia digunakan. Ia merasa sangat lelah hari ini karena harus mengurus perusahaannya. Padahal, ia akan memasuki perusahaannya sekitar 1 minggu lagi, tetapi appanya langsung menyuruh Jongin untuk menyelesaikan pekerjaannya sekarang.

   Jongin menatap langit-langit kamarnya. Ia merindukan kamarnya ini. Ia merindukan kamarnya yang beraroma kopi, jus jeruk, dan aroma lainnya yang menjadi identitas dari makanan dan minuman kesukaannya.

   Namun, ia merindukan satu aroma. Aroma yang terus menerus mengganggunya sejak pagi tadi.

   "Aroma vanila itu....."

   Jongin bergumam pada dirinya sendiri sambil berusaha mengingat aroma vanila yang selalu saja mengganggunya.

   Jongin pun memutuskan untuk mengambil sesuatu di dalam lemari nya. Sebuah kotak hitam yang sudah beberapa tahun ia simpan di dalam lemari nya. Perlahan ia mengambil kotak itu dan membukanya.

   "Aku tak tahu harus mengatakan apa, tapi aku pikir, aku akan mengatakan sesuatu yang sudah menghantuiku sejak 15 tahun yang lalu" Jongin menghela nafasnya saat ia menatap sebuah bingkai yang lengkap dengan sebuah foto yang menampilkan seorang anak kecil yang tersenyum sangat manis ke arah kamera.

   "Aku merindukanmu... Aku benar-benar merindukanmu" kata Jongin sambil mengambil sebuah kalung yang bentuknya seperti hati. Di dalamnya terdapat sebuah cincin yang pada bagian dalamnya tertulis nama seseorang.

   "Aroma vanila itu membuatku mengingat mu. Aromanya benar-benar sama, sampai aku berpikir bahwa kau adalah dia"

   Jongin mengambil kalung itu dan memakainya. Kemudian ia mengambil bingkai foto tadi dan meletakkannya di bantal yang ada di sampingnya. Setelah meletakkan kotak hitam di tempat semula, Jongin langsung merebahkan dirinya sambil menatap foto yang ada di sampingnya.

   "Aku ingin bertemu denganmu lagi, suatu hari nanti. Entah kapan, tapi aku akan setia menunggu untuk itu. Aku harap, kau juga ingin bertemu denganku dan tetap sabar menanti sampai waktu dimana kita bertemu nantinya"

   Jongin pun tersenyum lalu memeluk foto itu. Ia berharap, Bahwa ia akan memimpikan gadis kecil itu malam ini.

***

   "Nini, sadarlah.. Buka matamu!"

   "Ky...Kyung...kyungie-aah.."

   "Bertahanlah! Ambulance akan segera datang. Kyungie akan menyelamatkan Nini"

   "Kyu...Kyung......."

   "Nini? Yak, Nini-aah! Ireona...jebal ireona, Nini-aah.... Hiks, aku mohon...bertahanlah sedikit lagi... Nini-aah.."

  
   Kyung Soo terbangun dari tidurnya. Ia masih kaget karena ia baru saja bermimpi.

   "Huh... Ternyata hanya mimpi" gumamnya sambil beranjak dari ranjangnya dan pergi ke dapur untuk minum air karena tiba-tiba ia merasa tenggorokkannya sangat kering.

   Sekitar pukul 4 sore tadi, Kyung Soo langsung kembali ke rumahnya, karena ia tidak bisa berlama-lama di ruangan birunya itu.

   Setelah kembali dari dapur, Kyung Soo tidak kembali tidur. Ia duduk di pinggir ranjangnya sambil menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 01:30.

I Love You, My Little Doctor (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang