Kembali ku teringat akan peristiwa beberapa tahun lampau, kala diriku masih terpaku akan suatu perasaan yang dinamakan cinta.
Ya, memang benar pengalaman adalah guru terbaik, berkat pengalaman pula aku mulai berhenti untuk perduli dengan sebuah perasaan. Semua itu terjadi beberapa tahun lalu, kala aku masih duduk di bangku SMK.
Ya aku adalah murid di Sekolah menengah kejuruan Al-ishlah, yang terletak di Cikarang, kab. Bekasi.
Oh iya, aku lupa memperkenalkan diriku, perkenalkan namaku Damar Andara putra.
Kejadian ini tentunya terjadi kala ku masih duduk di bangku sekolah, beberapa tahun silam.
Kala itu..
Aku hanya seseorang pria lugu, yang tak pernah mengetahui apapun mengenai sebuah hubungan.
Saking lugunya aku, bahkan sempat beberapa kali temanku mengerjai ku, dengan berpura pura menjadi seorang wanita dengan nomer handphonenya yang baru. Kalian tau kan, seperti berpura pura mendapatkan nomorku dari temanku yang lain, berpura pura memperhatikan ku, berpura pura memperdulikan ku, sampai berpura pura ingin menjadi kekasihku. Lewat SMS tentunya, ah gila kamu.. jika ia berpura pura dengan menunjukkan wajah nya langsung bisa mati berdiri aku, karena tak kuat melihat tebalnya kumis temanku di balut bedak bayi di wajahnya... Hehehe tpi aku tau itu semua hanya sebuah guyonan bagi mereka, Iya bagi mereka, tidak bagiku.Kalian tau kan rasanya kecewa setelah berharap, Kurang lebih seperti itu lah. andai dia bukan temanku dulu, mungkin sudah ku basahkan tulang keringnya.
Selain itu, aku juga menjadi murid aktif di sekolah dulu, ya karena aku masuk kedalam grup teater di sekolah ku dulu.
Semua ketenaran yang kudapat, entah mengapa tak bisa kunikmati. Ngomong ngomong aku ini dulu termasuk murid terkenal loh... Hehehe itu semua kudapat berkat bakat yang kumiliki dengan sedikit caper sana sini sih, Tapi serius loh aku beneran terkenal.
Tetapi ketenaran ku di sekolah, tak bisa jadi pembeda di hatiku. Ku kira jika aku terkenal maka hati ku akan merasa hidup, tapi nyatanya sama saja, tetap hampa.
Semua itu berawal....
KAMU SEDANG MEMBACA
First "Last" Love
Jugendliteraturketika cinta tak bisa menempatkan dirinya, sebagai yang pertama atau yang terakhir.