"selamat pagi keiji-san" sapa elein ketika melihat akaashi muncul dari balik pintu apartemennya,wajahnya tetap datar atau memang sudah seperti itu dari sananya.
"selamat pagi" balas akaashi sebagaimana mestinya.
mungkin tidak akan ada yang percaya jika pertemuan mereka beberapa waktu yang lalu adalah sebuah kebetulan.
niat akaashi hanya ingin menolong gadis asing yang sedang tersesat karena tidak mengerti arah,namun siapa sangka jika tujuannya adalah komplek apartemen yang sama dengannya.meski jauh jauh hari akaashi sudah mendengar tentang apartemen sebelah yang sudah memiliki penyewa--tapi ya siapa yang mengira.
tentu saja hal itu di artikan istimewa oleh elein,bahkan gadis itu terus terusan berkata "ini pasti takdir" dengan tatapan berbinar dramatis.
seperti baru saja menjadi tokoh utama dalam cerita fiksi.hanya memerlukan waktu beberapa bulan bagi gadis itu untuk mengakrabkan diri dengan akaashi,karena selalu ada celah untuknya mendekati akaashi selangkah demi selangkah sampai pemuda berekspresi minus itu terbiasa oleh kehadiran si gadis rusia.
"keiji-san ada kuliah pagi juga?" bahkan akaashi tak merasa keberatan ketika nama depannya dipanggil begitu mudah.
"ya"
"kalau begitu kita berangkat bersama ya" ucap elein sembari menyetarakan langkah kakinya dengan akaashi.
pria itu tidak menolak,ataupun terlihat risih.
setelah beberapa bulan sering berinteraksi,elein merasa akaashi keiji itu unik. terlebih ekspresi tunggalnya yang nyaris tidak berubah dalam keadaan apapun.
elein takkan menyangkal fakta dirinya telah terpikat oleh pesona seorang akaashi keiji.
..
.
earphone,buku sketsa,dan pensil.
adalah 3 hal yang tak pernah lepas dari seorang akaashi keiji sepanjang perjalanan menuju kampus.
seolah tak pernah membuang waktu senggangnya untuk hal lain selain menggambar.suara khas gesekan besi kereta,dan pemuda 'autis' didepannya adalah pemandangan yang menurut elein jauh lebih menarik dari hingar bingar kota di balik jendela kaca,terkadang gemas sendiri kalau melihat akaashi begitu fokus dengan dunianya dan melupakan eksistensinya sebagai teman jalan.
satu sisi earphone dilepas tanpa izin,akaashi menoleh ke tersangka yang tak lain adalah elein murase.
dengan senyum jahilnya ia memasang satu earphone akaashi di telinganya."berbagi ya" cengirnya tanpa dosa.
"tidak masalah"akaashi menjawab singkat kemudian kembali mengarsir gambar di buku sketsanya.
suara instrumen milik band indie mengaliri pendengaran mereka berdua,meringankan beban dikepala sekaligus menyalurkan inspirasi yang hanya bisa dipahami oleh penikmatnya,meski hanya sebentar elein merasakan dunia yang sama dengan akaashi keiji.
gadis itu mengintip lagi,ke buku sketsa yang kini digarap akaashi.
"keiji-san suka sekali dengan arsitektur ya? pertama kali bertemu juga begitu--sedang menggambar bangunan"
"sekedar suka untuk sampingan,aku melukis hal lain juga kok" jelasnya masih memusatkan atensi pada gambarannya.
"oh ya? aku ingin lihat boleh?" celetuknya asal,namun juga menaruh harapan.
"boleh,mampirlah ke tempatku kapan kapan"
"dengan senang hati"
KAMU SEDANG MEMBACA
White Daisy || Hanahaki Disease [Akaashi Keiji ver]
Fanfictionperasaan ini tumbuh liar dan indah. di sisi lain juga mencekikku. ketika sosokmu menjadi suatu hal yang mustahil bagiku. tak ada yang bisa ku lakukan selain memilih satu diantara 2 pilihan. Desclaimer: Hanahaki Disease from La storia Project. Haikyu...