akaashi membuka matanya kala mencium aroma wangi dari arah dapur.
"keji-san selamat pagi"
"cepat mandi,aku sudah menyiapkan sarapan"
"kudengar pameranmu hari ini kan"
akaashi berjengit kaget kala menyadari suara siapa itu."murase-san"
namun pandangannya kabur,sekelilingnya mendadak putih disusul hujan kelopak bunga yang entah dari mana asalnya,elein tersenyum didepannya.
hangat ia rasakan ketika tangan kurus itu menyentuh pipinya,tak lupa aroma wangi khas gadis itu menggelitik penciumannya membuat seluruh ideranya merasa tenang,akaashi ingin menikmatinya lebih lama bahkan selamanya.kemudian semuanya gelap.
"sial"
akhir akhir ini akaashi memimpikan elein,dan entah mengapa ia selalu melihat kelopak bunga daisy dalam setiap mimpinya.ini seperti puzzle.
akaashi mengusap wajahnya lalu menatap keluar jendela yang menampilkan hamparan bunga daisy.
"ah mungkin karena itu"
sudah 2 hari akaashi tidak lagi di fukuoka,tidak mengira program KKN nya dilaksanakan lebih cepat. bahkan ia belum sempat berpamitan dengan elein.
"memangnya aku berhak ya bicara padanya" gumamnya kikuk sendirian.
matanya kini terlihat sayu,biasanya ia akan lega setelah membeberkan kenyataan bahwa ia agak belok.
tapi kenyataannya satu satunya hal yang membuatnya lega adalah keputusannya untuk berhenti menemui seniornya--Bokuto Koutaro.malam itu Akaashi memang ingin mengatakan pada Bokuto bahwa dirinya tidak ingin menjadi teman gay Bokuto lagi,lalu ketika Akaashi mulai menceritakan tentang perasaan aneh ketika bersama dengan elein hal tak terduga itu terjadi.
saat biner obsidiannya bertemu cokelat milik elein hatinya terasa mencelos,ada perasaan tak nyaman yang menyelubungi hatinya."aku menyukainya"
tetapi gadis itu keburu menghilang,membuat akaashi tak mampu meraihnya.
dan arti jejak bunga itu..akaashi terus penasaran.
.
.
."selamat pagi,saya akan mulai melukis di sisi ini"
akaashi menyapa para lansia yang kebetulan sedang bercengkerama di dekat gedung yang ingin di beri mural oleh akaashi."oh..jadi ini mahasiswa yang mau mural di daerah ini"
"syukurlah..sudah lama tidak ada universitas seni yang mengirim mahasiswanya kemari"
salah seorang nenek menepuk nepuk punggung akaashi,pemuda itu hanya tersenyum menanggapi.
setelah itu memulai tugasnya."dulu sekali,mungkin 10 tahun yang lalu ada satu mahasiswa yang suka mural di daerah sini,katanya supaya lebih berwarna"
salah seorang nenek bercerita,meskipun terlihat tidak peduli tetapi akaashi mendengarkan seiring ujung kuasnya terus menari pada bidang datar dan kokoh didepannya."ooh maksudmu akihito-kun? aku ingat lukisannya yang selalu membuat suasana desa kecil ini lebih hidup"
"benar,namanya sangat dikenal semua orang sini. anakku dulu suka sekali mengekorinya kemana mana"
akaashi tersenyum menyaksikan para nenek nenek saling bertukar tawa dan menghubungkan ingatan satu sama lain,sebaik itukah si Akihito itu dimata mereka.
terbesit rasa penasaran meski sedikit."lalu..dimana Akihito-san itu?"
entah apa yang membuatnya bertanya hal itu yang sama sekali bukan urusannya.
lalu salah seorang nenek tersenyum sambil mengingat ingat."kalau tidak salah akihito-kun menikah dengan gadis asing lalu setelah itu aku tidak tau apa yang terjadi,tiba tiba sudah terdengar kabar kalau akihito-kun meninggal dalam sebuah kecelakaan"
KAMU SEDANG MEMBACA
White Daisy || Hanahaki Disease [Akaashi Keiji ver]
Fanfictionperasaan ini tumbuh liar dan indah. di sisi lain juga mencekikku. ketika sosokmu menjadi suatu hal yang mustahil bagiku. tak ada yang bisa ku lakukan selain memilih satu diantara 2 pilihan. Desclaimer: Hanahaki Disease from La storia Project. Haikyu...