"aku sudah menambah dosisnya"
"dan ini" tabung kecil berisi butiran kecil berwarna putih disodorkan.
"adalah terakhir kalinya" pungkas pria muda berlisensi dokter spesialis disease (termasuk hanadise)
"aku mengerti,terimakasih dokter"
helaan nafas kembali terdengar dari seberang meja yang membatasi mereka."obat itu hanya mengurangi efeknya,tidak menyembuhkannya. kau tau?"
gadis bernama elein mengangguk pelan,bibir bawahnya terasa nyeri akubat gigitannya sendiri."maafkan aku,aku berjanji ini terakhir kalinya aku meminta obat padamu"
ungkap gadis itu dengan nada pasrah."aku sudah mendengar itu puluhan kali" dokter muda itu hanya mampu menggelengkan kepalanya,kemudian kedua sikunya bertumpu pada meja putih didepannya,biner sewarna jade menatap lurus manik ungu.
"waktumu tinggal satu bulan,jika tetap tidak ada perubahan kau harus menjalani operasi"
itu adalah kalimat yang tidak ingin elein dengar sepanjang waktu,memusnahkan kebun bunga dari sistem pernapasannya berarti juga menghapus perasaannya terhadap Akaashi keiji. dan parahnya dokter spesialis yang menanganinya memvonis bahwa bunga itu sudah mengakar sangat dalam,memungkinkan setelah diangkat elein takkan bisa mencintai lagi seumur hidupnya.
lalu apa bedanya dengan mati?
tidak dapat mencintai berarti mati bagi elein,karena itu ia tetap bertahan sampai sekarang berharap sedikit saja 'penawar kutukan' ini akan membalas perasaannya,
namun harapannya dihianati oleh air mata yang meluncur deras ketika mengingat pernyataan cintanya 3 bulan yang lalu."terimakasih"
"aku juga mencintai murase-san" seharusnya itu yang elein dengar selanjutnya. namun tampaknya elein berharap terlalu banyak.
"maaf,aku tidak bisa menerima perasaan murase-san lebih dari seorang teman"
"lagipula aku ini seorang aseksual"
kalimat bernada final itu sudah cukup untuk membungkam elein,mengisyaratkan bahwa ia harus menyerah,saat itu juga.
gadis itu berharap semuanya hanya mimpi,pesta perkumpulan itu,penyataan cintanya,dan yang paling penting adalah jawaban tak masuk akal dari akaashi.itu hanya mimpi.
nyatanya sampai akaashi menurunkan elein didepan apartemen,dan membungkuk sebagai salam perpisahan, perasaan sesak itu terasa nyata---sangat.
seperti sesuatu berdesakan ingin keluar melalui tenggorokannya, saat itulah beberapa kelopak lembut gugur dari tangkainya.
kupikir ini tidak akan apa apa jika kubiarkan,mungkin mereka akan hilang dengan sendirinya jika aku berhenti memikirkannya. tetapi seperti halnya bernafas, mencintai seorang akaashi keiji merupakan keharusan mutlak---untukku
.
.
🌸berulang kali dokter muda bernama haiba lev menyarankan operasi pengangkatan,namun ditolak secara halus dengan alasan "aseksual bukan penyakit,tetapi hanya bentuk penolakan keiji-san terhadap orang asing yang ingin memasuki hidupnya,lagipula sifatnya memang seperti itu" tutur elein seolah tau seluk beluk seorang akaashi keiji.
"cinta tumbuh karena terbiasa,aku percaya dengan kata kata itu"
melihat keyakinan penuh pasien satu kebangsaannya,lev hanya bisa pasrah.
tugasnya hanyalah melakukan pemantauan terhadap penyakit yang diderita elein dan memberinya obat bila perlu,kalau boleh jujur ini pertama kalinya haiba lev menangani disease berjenis hanahaki,juga pertama kalinya ia menghadapi pasien keras kepala macam elein.
KAMU SEDANG MEMBACA
White Daisy || Hanahaki Disease [Akaashi Keiji ver]
Fanfictionperasaan ini tumbuh liar dan indah. di sisi lain juga mencekikku. ketika sosokmu menjadi suatu hal yang mustahil bagiku. tak ada yang bisa ku lakukan selain memilih satu diantara 2 pilihan. Desclaimer: Hanahaki Disease from La storia Project. Haikyu...