Hwang Hyunjin. Satu nama yang selalu menghampiri pikiran seorang Jung Tara. Bahkan di dalam busway pun ia kepikiran Hyunjin. Sudah berapa lama tidak bertemu? Apakah Hyunjin masih menyayanginya seperti dulu? Selalu saja terlintas kemungkinan terburuk dalam hubungan mereka. Hidup bersanding dengan idol tidak semudah yang orang bayangkan. Banyak orang yang ingin menjadi yeojachingu atau namjachingu seorang idol. Tapi faktanya, sangat sulit untuk bersanding dengan idol. Untuk bertemu saja hampir tidak ada waktu. Kalaupun bertemu, pasti tidak dapat berkencan sesantai pasangan pada umumnya. Kenapa? Karena mereka idol. Akan sangat berbahaya jika ada fans yang melihat seorang idol kencan dengan orang biasa. Akan ada hujatan demi hujatan yang diterima idol dan pasangannya dari netizen.
"Hey! Kenapa kau diam saja? Apa kau baik-baik saja?" Tara yang sedang melamun langsung tersadar begitu mendapat guncangan dari Hana di bahunya.
"Ah ani. Aku hanya memikirkan sesuatu saja."
"Jinjja? Tak apa jika kau ingin kembali ke asrama. Kita lain kali saja pergi ke taman kotanya." ucap Nina. Nina tak mau terjadi sesuatu pada sahabatnya. Hampir tiga tahun mereka kenal, tapi Tara tak pernah sediam ini sebelumnya. Seperti ada sesuatu yang mengganggu pikirannya.
"Aniooo. Gwenchana Nina-ya. Kajja kita ke taman kota." Tara memberikan senyum terbaiknya. Sungguh, ia ingin sekali bertemu Hyunjin sekarang juga. Tara ingin meminta pertanggung jawaban karena Hyunjin selalu menggangu pikirannya.
###
Di taman kota, Tara memilih duduk di bawah pohon rindang tetapi masih ramai. Banyak orang yang menggunakan taman kota untuk berbagai hal. Bermain, membaca buku, atau hanya sekedar jalan-jalan.
Tara mengingat kembali kenangan-kenangannya bersama Hyunjin saat Hyunjin belum sesibuk sekarang. Dulu saat Hyunjin masih dalam masa trainee, setelah latihan atau pulang sekolah mereka sering berjalan-jalan di taman kota. Pertemuan pertamanya juga di tempat yang sama. Berkat tragedi ponsel yang tertukar, mereka bisa mengenal dan menjalin hubungan hingga saat ini.
"Wahhh taman ini sangat nyaman untuk tidur. Merasakan anginnya membuatku mengantuk." Hana duduk di bangku taman sambil memejamkan mata, menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya.
"Tara-ya, apa kau akan pergi menonton Stray Kids besok lusa?" Nina menggoyangkan ponselnya yang sedang menampakkan pembelian tiket online.
"Tentu saja. Aku juga sudah memesan tiketnya. Kita bisa pergi pagi hari." Hana mengangguk setuju mendengar usulan Tara. Jadi, lusa adalah hari paling berharga bagi Hyunjin. Hyunjin akan resmi debut sebagai idol. Itu adalah hari bahagianya. Bagaimana mungkin Tara tidak menghadiri hari bersejarah untuk kekasihnya?
"Ahhh aku sangat bersyukur karena Stray Kids debut dihari libur. Kita bisa nonton tanpa memikirkan pelajaran yang memuakkan." Hana menampakkan ekspresi mual. Yah, salah satu spesies yang sangat benci sekolah hahaha. Itulah pelajar. Mereka membenci sekolah, tanpa mereka sadar jika tidak ada sekolah pun hidup mereka semakin hancur. Tara jadi teringat kata-kata Hyunjin, 'Sekolah lah dengan benar! Kau tidak akan menjadi seorang yang dihormati jika ilmu mu saja tidak kau hormati.'
"TARA-YA!"
"NEEE???" refleks Tara berteriak lantang. Selalu dan selalu saja. Melamunkan Hyunjin sepertinya akan menjadi hobi baru bagi Tara. Bahkan saat makan pun, Tara masih sempat-sempatnya melamunkan Hyunjin. Segitu sayangnya kah Tara dengan Hyunjin? Atau segitu berharganya kah Hyunjin bagi Tara? Hanya hati mereka yang dapat menjawabnya.
"Yak! Kenapa kau sering sekali melamun eoh!?" Nina menahan jengkel. Saat Nina curhat pun, Tara masih sempat-sempatnya melamun. Merasa ada yang aneh pada Tara.
"Ahh mianhae." Tara hanya bisa meminta maaf. Entah kenapa ia tak bisa memberi tau kepada dua sahabatnya. Ini masalah janji. Ia sudah berjanji pada Hyunjin akan menyembunyikan hubungan mereka hingga saat nya nanti akan terungkap. Hyunjin akan mengungkapkan hubungannya ketika ia sudah melalui masa-masa promosi yang akan menentukan kualitas boygrup mereka. Setidaknya itulah janji Hyunjin padanya.
"Apa kau ada masalah? Aku yakin ada sesuatu yang kau pikirkan sehingga membuatmu sering melamun. Ceritalah pada kami jika kau tidak keberatan." Hana mengelus pundak sahabatnya penuh kasih sayang. Hana paham dengan sifat seseorang. Ia tau bagaimana perasaan Tara saat ini.
"Ani. Mianhaeyo aku belum bisa memberitau masalah yang membuatku melamun. Jeongmal mianhae." Tara ingin sekali memberitau Hana dan Nina tentang Hyunjin. Tapi sekali lagi ia tak bisa memberitau mereka berdua. Ini demi Hyunjin. Ia menghargai pekerjaan Hyunjin. Menyimpan rahasia adalah bentuk menghargai Hyunjin sebagai kekasihnya.
"Gwenchana, Tara-ya. Berceritalah kapan pun kau siap. Kami akan selalu ada untukmu dan mendengarkan ceritamu eoh." Nina mendadak melow. Yang tadinya sempat kesal dengan Tara, seketika luluh saat Tara memberitau alasan mengapa ia sering melamun. Sebagai sahabat, seharusnya ia tidak egois. Seharusnya ia lebih mengerti keadaan sahabatnya. Bukan memaksan sahabatnya mendengarkan segala curhatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FANS; Hwang Hyunjin
FanfictionKetika seorang fans bisa menjadi kekasih seorang idol