Chapter 04

99 2 0
                                    

Bel pun berbunyi, waktu nya jam pelajaran pertama. Digurui sama Pak David, dia tuh ganteng, baik, dan ramah deh. Saat dikelas, Nahar tuh liatin aku mulu sih, aku kan jadi malu. Sedangkan si Melissa ini dia terus mengejek ku tentang Nahar. Untung aja Pak David ini baik, kalo enggak, pasti dihukum.

Bel pun berbunyi lagi, menandakan saat nya istirahat pertama. Aku dan Melissa pun pergi menuju Kantin, karena perut kami sudah ada panggilan makan. Lalu kami pun duduk di kursi kantin, dan memesan minuman.

" Ra, gue ngerasa bingung deh sama sikap nya si Nahar, kayak nya sih bentar lagi lo bakal jadian sama dia deh, soalnya dari pandangan nya itu beda banget. " ucap Melissa sambil mengocek-ocek jus jeruk nya menggunakan sedotan.

" lo apaan sih? Tau darimana coba? Gak mungkin kali. Gue juga gak harus terlalu ngarep sih ama dia. " ucapku lalu meminum jus itu.

" bener. Ahk gak tau deh, bisa aja kali. Mungkin itu. " ucap Melissa.

Sedangkan Nahar yang sedang duduk di kelas bersama Ariyan, berbincang-bincang sesuatu.

" Yan, gue ngerasa lo tuh beda banget kayak dulu. " ucap Nahar sambil menatap wajah Ariyan. Sedangkan Ariyan yang sedangkan Ariyan yang pokus melihat-lihat novel milikku itu dan tidak menghiraukan perkataaan Nahar. " Yan, lo denger gak! Yan! " Nahar pun mencoba untuk mengagetkan Ariyan.
" Yaaannn!!! " Suara Nahar begitu keras dan kencang, membuat semua murid dikelas melihat ke arah nya.

" Har, gila lo! Gue kaget. Lagian napa juga, klo ngomong tuh jangan keras. Malu gak sih lo? " ucap Ariyan dengan ekspresi marah, dan berdiri lalu menyimpan novel ku di meja.

" Lagian sih lo, gue ngomong dari tadi, gak di denger, acuh gitu. Pokus amat sih lo liat tuh novel. Udah, gak usah dipikirin nih novel punya siapa, dan lo harus habisin waktu lo buat hal yang gak penting kayak gini. " ucap Nahar yang juga ikut berdiri dari duduk nya.

" emang apa hah? Nih hidup gue. Terserah gue mau apa juga. Bukan urusan lo Har. Ya udah, lo mau ngomong apa? Gue dengerin sekarang. " ucap Ariyan dengan lemah lembut.

" gue tadi nanya sama lo. Kenapa lo tuh beda sama dulu? " tanya Nahar sambil melihat tajam mata Ariyan.

" beda gimana maksud lo? " tanya balik Ariyan, sambil duduk di Meja bangku nya sendiri.

" lo sekarang gak kayak dulu, dulu tuh lo nakal banget, sekarang lo rubah jadi alim gini. " ucap Nahar yang lalu ikut duduk di Meja sambil memegang pundak Ariyan.

" emang kenapa? Ada yang salah dengan hijrah gue? " ucap Ariyan dengan tenang dan lembut.

" Emm, gak sih. Justru itu bagus lah. Gue dukung. Gue cuman nanya, apa sih alasan lo hijrah? Buat cari pasangan yang baik gitu? Atau itu keinginan hati lo sendiri? " tany Nahar penuh penasaran sambil mengerutkan kening nya.

" gue hijrah, karena gue pengen taubat, ini akhir Zaman Har. Sudah sepantas nya, setiap insan beristiqomah.  Gue hijrah karena Allah, bukan karena pengen jodoh yang baik. " jawab Ariyan dengan santai, tenang, dan kalem.

Nahar pun tersenyum pada Ariyan. " Yan, klo lo pengen hijrah, gue juga pengen. Mumpung ada temen. Boleh kan? " tanya Nahar dengan wajah yang memohon sangat pada Ariyan.

" kenapa lo ngomong nya gitu Har? Udah tentu boleh. Gak ada yang gak boleh. Insya Allah gue bantuin lo kok. " ucap Ariyan lemah lembut sambil tersenyum pada Nahar.

" serius lo Yan? " ucap Nahar sambil tersenyum bahagia.

" Hmm " jawab Ariyan singkat sambil tersenyum dan menganggukan kepala nya.

Aku dan Melissa pun pergi menuju kelas. Disana aku melihat Nahar yang sedang ngobrol bersama Ariyan. Aku dan Melissa pun duduk di bangku kami.

" Yan, gue pengen ngenalin lo sama seseorang. Mau gakk? " ajak Nahar pada Ariyan tapi pandangan nya tertuju pada Sakhira.

" siapa? Pacar lo? Gak, gue gak mau. " ucap Ariyan cuek sambil melihat-lihat Novel ku itu.

" Cuek amat sih lo! " ucap Nahar sambil cemberut.

Nahar pun menghampiri aku dan Melissa. Sedangkan Ariyan masih pokus melihat-lihat novel milikku itu.

" Lis, gimana kabar lo sekarang? " tanya Ariyan pada Melissa. Aku sih cemburu, kok dia malah nanya Melissa duluan bukan nya aku. Hmm, pasti dia marah sama ucapan aku tadi pagi. Ya, emang salah ku juga sih, gak seharusnya aku bilang gitu ke dia.

" gue baik. Lo? " tanya balik Melissa pada Nahar.

" gue baik. Dan lo Sakhira? " pandangan Nahar pun menuju ke arah ku.

" Alhamdulillah, gue sehat. " aku acuh saja ama dia sambil liat-liat buku biologi.

" ouh, bagus klo gitu. Ra, lo sekarang pake kacamata ya? Kenapa? " tanya Nahar.

Aku diam saja padanya, soalnya aku tuh marah banget ama dia. Dan Melissa yang jawab.

" Har, dia mata nya agak rusak sekarang. Jadi dia pakai kacamata mint. " jawab Melissa.

" ouhh... " ucap Nahar singkat sambil mengangguk.

" Har, lo masih inget lagi ama Sakhira? " tanya Melissa.

" ya, inget. Dia masih sama kok kayak dulu. " ucap Nahar dengan agak gugup.

" emm, gue rasa... Dia beda kok sama waktu SD. Paman nya udah terpisah 1 tahun udah gak kenal, masa sih lo yang terpisah 3 tahun bisa kenal. Loh kok bisa gitu sih? Jangan-jangan lo anak indigo lagi, kayak siapa tuh? Emm klo di antv mah Roy Kiyoshi. " ucap Melissa tenang.

" ahk... Gue gak tau. Gue kan cuman tebak-tebakan aja. " Jawab Nahar.

" hmm, ya udah deh. " ucap Melissa singkat.

Aku pun menghembuskan nafas. Untuk aja si Lissa gak comel. Klo ngak aku kan jadi malu sama Nahar.

Gimana temen-temen, seru gakk? Klo seru lanjut aja, klo suka, vote aja. Klo gak suka mohon comment nya yaa... Supaya tau yang mana yang gak suka dan kesalahan nya, insya Allah diperbaiki kok.

Makasih udah baca sampai sini, lanjut aja ya, ke Chapter selanjutnya, Chapter 05 nya yaa...

IKATAN CINTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang