Kosong memang, bukan? incaranku telah dimangsa, dicabik, hancur jiwa dan ragaku melihatmu. Aku terdiam, melihatmu bergeliat, bergembira. Cepat, benar kau terlalu cepat berlali, sampai aku tak bisa mengejarmu. Aku suudah lelah, memburumu tapi, tapi apa? Kau terlalu cepat. Aku tak bisa melangkah lagi, kennapa? Tak ada kuasa, lemah tak berantak. Kau pun tak lagi perduli, iyakan saja.
Malam, sunyi sepi sendiri. Kabut nan tebal, purnama bulan terang dan krik-krik. Benar, hutan ini tak berpenghuni lagi, tanpamu lagi. Aku ingin berlari kemana ku jauh pergi. Samudra tak berpenghuni, dalamnya palung laut. Lantas siapa aku ? aku bukan lah apapun, perburuanku hilang . aku tak percaya, kalah? Bukan aku hanya kurang cepat, berlariku menunggu. Menanti perburuan di lain kesempatan. Siapa ? kini aku mengincarnya. Jauh, nan jauh tapi aku memburu. Menyebrangi pulau, akupun mampu. Tapi apa, aku masih disebranng, memburumu di waktu tepat, tak berharap aku terlambat.
Selamat datang di samudraku, luas dan tak beralas
Hilang – datang
Berlari mengejar jauh samudra
Tercabik-cabik tubuh asa
Berdaya juang lintang
Melayang terbang kebawah jurang
Tak ada ujung palung samudra
Lenyap tak kentara waktu
Berlari lalu lalang hilang
Kembali datang baru jua
Bersajak bimbang dan tak berdasar
Hilang datang selamat berjuang
Malang, 11/04/18