naik pelaminan

45.3K 209 6
                                    

Hai ini selasa 12 oktober 2016
Adalah merupakan hari yang paling bersejarah ketiga dalam hidupku,dimana aku dan pujaan hatiku yakni bang syam akan resmi menikah.

Aku merasa deg degan malam itu,dimana aku dan pihak keluarga bang syam dan di hadiri para tamu lainnya,akan menyaksikan secara langsung prosesi akad nikah antara aku dan bang syam.

Begitu kami di hadapkan dengan bapak penghulu,hati ini mulai berkecamuk antara bagahagia dan sedih.Sedih di karenakan aku menjadi orang ketiga di dalam rumah tangga bang syam,bahagia karena aku mendapatkan apa yang aku mau menjadi bahagian dari kehidupan bang syam.

"Bagaimana semuanya sudah bisa kita mulai" begitu kata pak penghulu mengawali prosesi akad tersebut.

"Sudah" jawab semua para hadirin

Kemudian pak penghulu berjabatan tangan dengan bang syam untuk memulai akad tersebut.

"Saudara syamsudin siregar"kata pak penghulu

"Ya saya "jawab bang syam tegas

" saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan seorang perempuan yang bernama nuraini nasution binti amran nasution sebagaimana saya menjadi wali nikahnya dengan mahar cincin emas 24karat sebesar 4gram berikut uang tunai sebesar rp2500 di bayar tuuuunai"ucapa penghulu

"Saya terima nikah dan kawinnya nuraini nasution binti amran nasution dengan mahar emas 24karat sebesar 4gram berikut uang tunai sebesar Rp 2500 di bayar tuuuuuuunai" jawab bang syam tegas.

"Gimana para saksi sudah sah" tanya pak penghulu.

"Sah" jawabnya kompak.

Kemudian acara tersebut di tutup dengan doa lalu acara makan bersama.
Dan  kami sudah resmi menikah sah dimata hukum dan agama.

Ada setitik air mata yang tidak mampu aku bendung,dimana air mata itu adalah air mata kebahagian karena aku menjadi istri syahnya bang syam walaupun menjadi yang kedua.

Besok paginya prosesi adat mulai dilakukan,semua warga pada ngumpul untuk menyaksikan acara mangupa atau mayattan(prosesi adat khas orang batak tapsel,dimana ketika  pengantin wanita yang untuk pertama kalinya masuk kedalam keluarga mempelai pria akan diberi  berupa makanan khas, yakni makanan yang terbuat dari  tepung beras yang di campur dengan parutan kelapa dan gula aren dan di bentuk seperti kepalan tangan dan di beri kuah dari santan mentah yang di campur dengan gula aren.Makanan ini mengandung arti kedamaian di dalam kehidupan berumah tangga.

Begitu prosesi adat mangupa selesai maka masuklah ke acara yang di namakan marpege pege/martahi,dimana seluruh keluarga besar pria  akan memberikan bantuan berupa uang tunai kepada keluarga mempelai.

Setelah selesai prosesi marpege pege maka masuklah ke acara umum yaitu pesta pernikahan.Dimana aku dan bang syam duduk di atas pelaminan bagaikan raja dan ratu sehari,aku tidak pernah mengira kalau mertuaku akan mengadakan acara sebesar ini mengingat statuku yang janda dan bang syam yang sudah berkeluarga.

Di antara para tamu yang datang pada waktu itu,pandanganku tertuju pada sosok wanita yang berdiri di bawah tenda tamu.Wanita itu nampak berusaha untuk tetap tegar menghadapi cobaan yang dia alami saat ini,dan sosok itu adalah istri pertama bang syam yakni kak eva.

Beliau hadir di tengah kerumunan para tamu dan undangan yang sedang menikmati makanan dan hiburan orgen tunggal,wanita itu terus  berusaha menutupi kesedihannya ketika melihat apa yang terjadi di depan matanya.

Aku tidak tahu bagaimana hancurnya hati ini jika aku berada di posisi kak eva,karena setegar apapun wanita pasti akan hancur juga ketika suami syahnya menikah dengan wanita lain,apalagi pernikahan itu di lakukan secara terang terangan.

"Mudah mudahan aku tidak akan merasakan apa yang di rasakan oleh kak eva" doaku dalam hati.

Setelah selesai acara pesta pernikahan tersebut,aku di boyong oleh bang syam kerumah baru kami di kota nopan,bang syam sengaja membeli rumah disana agar aku dan istri pertamanya berjauhan.Tapi itu tidak masalah bagiku,dimanapun aku tinggal aku akan tetap terima asal aku dan bang syam tetap bersama.

Mertuaku ikut serta mengantarkan kami ke kota nopan,dan segala pasilitas yang aku butuhkan semuanya di berikan oleh mertuaku.

"Kamu tidak boleh terlalu capek ya maen" kata bou mengingatkan

"Iya bou" jawabku

"Kalau ada sesuatu yang kamu butuhkan jangan sungkan sungkan untuk ngasih tai sama bou" kata bou ketika mereka akan berpamitan untuk pulang.

Aku tidak tau aku ini termasuk perempuan matere apa bukan,apa yang di berikan oleh bou aku tidak bisa tolak,seperti waktu itu pas mau berangkat ke kota nopan bou meberikan aku berbagai macam perhiasan emas  yang sengaja dia belikan untukku.Dan setelah aku hitung hitung semua perhiasan yang di berikan oleh bou sebanyak 120gram emas 24 karat,kata bou ini belum seberapa karena aku adalah menantu kesayangannya.

Bahkan semua perabotan rumahpun bou yang belikan,mulai dari sofa,bufet,lemari pakaian,lemari piring,tv,kulkas,ac,tempat tidur,mesin cuci dan perabotan lainnya semua bou yang belikan.

Aku merasa bersyukur punya mertua yang baik dan perhatian sama menantunya,aku yang dulunya di sipirok hidup susah kini menjadi orang yang di bilang cukup beruntung dari segi ekonomi.Bahkan semua uang yang terkumpul pada saat acara marpege pege dan pesta itu,semuanya bou serahkan sama aku.

Setelah kepergian bou balik ke sidimpuan,aku dan bang syam hanya tinggal berdua  di dalam rumah besar ini.Rumah yang akan menjadi saksi lahirnya anak kami nanti.

"Capek y dek" tanya bang syam

"Lumayanlah bang" jawabku.

"Tapi adek masih sanggupkan" kata bang syam menggantungkan kalimatnya sambil main mata dengan nakal.

Aku yang mengetahui akan gelagat bang syam segera menghambur  kedalam pelukannya,mencium dan melumat bibir syam yang kini telah resmi menjadi suami syahku.

Maka aksi pergumulan kami malam itu berjalan dengan lancar tanpa harus takut ketika mendesah menahan kenikmatan.
Entah berapa kali kami melakukannya malam itu,yang pasti  kami menyudahi persetubuhan itu setelah kami mendengar suara adzan subuh dari masjid,dan begitu kami selesai melaksanakan sholat subuh kami melanjutkan untuk tidur karena kami sudah tak sanggup menahan rasa ngantuk.

Besoknya saya dan bang syam akan ketempat bou ijah,mengambil semua pakaianku dan sekalian mohon pamit karena aku akan ikut serta dengan suamiku,dan begitu nyampe di kedai bou ijah kami langsung berpelukan sambil menagis haru..

"Selamat ya maen atas pernikahanmu,maaf bou nggak bisa hadir saat itu"kata bou.

" iya bou,nggak apa apa"kataku

"Oya bou,maksut kedatangan  kami kesini hanya untuk berpamitan,karena saya dan bang syam akan tinggal di rumah kami yang baru,dan saya juga mengucapkan banyak terima kasih karena selama ini bou sudah memberi yang terbaik buat saya,mudah mudahan saya bisa membalas kebaikan bou,dan saya juga minta maaf apabila selama ini ada perbuatan dan perkataan  yang menyinggung hati bou" kataku panjang lebar sambil menangis.

"Iya,bou juga minta maaf apabila ada perkataan bou yang menyakiti hatimu,bou sudah menganggap kamu seperti anak bou sendiri" kata bou terisak

Aku mengerti gimana perasaan bou,di usianya sudah kepala 4 tapi bou belum punya teman hidup sejak kepergian almarhum suaminya.

Setelah semua barang barangku di kemas,aku mencium telapak tangan bou sambil berpamitan dan aku berjanji akan sering sering mengunjungi bou kesini.

BERSAMBUNG....




Balada cinta sang istriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang