Chap 1 : Kesialan yang Haqiqi

394 45 1
                                    

Day6 - How Can Say
.
.
.
Jan lupa Follow!
.
Vote
.
Komen
.
Jadiin readinglist
.
.
Happy reading 😉
.
.

Vega berlari cukup kencang, sampai menjadi pusat perhatian beberapa mahasiswa yang berlalu lalang. Dari pada berfikir untuk menjaga image karena malu, lebih baik untuk mencari aman dengan datang tepat waktu. Pak Samsul akan membuatnya lebih malu lagi di kelas nantinya dan Vega tidak menginginkan hal itu terjadi padanya.

Ia berhenti tiba-tiba saat hampir saja menabrak tubuh seseorang.

"Ehhh..." pekiknya sambil mengerem kakinya sendiri.

"Sorry ya!" Katanya kemudian dengan nafas tersengal-sengal pada sosok cewek yang baru akan ia tabrak ini.

"Lo bisa nggak sih nggak usah lari-lari kek anak kecil?" Sewotnya dan pergi meninggalkan Vega dengan wajah kebengongannya.

"Eh, Amanda kenapa coba Han?" Tanya Vega yang masih penasaran. Amanda dan Hana adalah teman sekelas Vega dan biasanya Amanda lumayan akrab dengan Vega. Namun, sikapnya kali ini sangat berbeda menimbulkan tanda tanya besar dalam benaknya.

Hana yang akan pergi juga, ia berhenti dan memandang Vega dengan bingung. "Gini..." Cuma kata itu yang ia ucapkan dan terlihat sekali ekspresi bimbangnya.

"Gini apa? Dia lagi datang bulan ya?" Tebak Vega dan Hana menggeleng cepat.

"Kesendak baksonya pak Budi?" Pemikiran yang aneh bin ajaib dari Vega yang kali ini membuat Hana tertawa tanpa suara. Pak Budi penjual bakso depan kampus mereka yang terkenal cukup enak, dengan beberapa varian bakso dan favorit Vega adalah bakso ikan top marko top namanya.

"Astaga, bukan itu!" Kata Hana sembari menutup mulutnya dengan tangannya dan Vega sudah menunjukkan ekspresi keselnya karena semua jawabannya tidak ada yang benar.

"HANA CEPETAN!" Teriak Amanda dan seketika Hana lari terbirit-birit mendekati Hana.

"Eh buset! Nggak usah keras-keras gitu napa? Emang si Hana asisten pribadinya apa?" Gerutu Vega yang sebenarnya kurang begitu suka dengan sifat Amanda yang suka merintah-merintah temen-temen segengnya

"Vega!" Panggil dari dua orang yang membuat Vega menoleh dan seketika ekspresi kesalnya berubah menjadi senang.

"Angel...Tara..." Vega berlarian seperti anak kecil yang sudah lama tidak bertemu dengan teman bermainnya.

"Kenapa lo ngomong sendiri? Kesel sama siapa?" Tanya Tara yang selalu saja dengan kekeponnya. Seketika ekspresi Vega berubah kembali menjadi kesal.

"Itu kan, kenapa lo bahas itu lagi sih? Vega jadi bad mood lagi kan?" Angel yang memang lebih peka melihat perubahan wajah Vega yang terlihat kurang menyukainya.

"Lah, salah gua dimana? Gue cuman tanya kenapa dia kesel?" Elak Tara dan Vega mendesah.

"Itu si Amanda, kek baru nginjak tai kuda aja. Sewot nggak jelas." Omel Vega.

"Emang lo nggak tau? Dia lagi perang dingin sama anak Manajemen." Ungkap Tara.

"Hah? Siapa? Dan kenapa?" Vega penasaran.

"Rebutan cowok." Jawab Angel.

"Eh, kok nggak elit banget sih." Komentar Vega dan Angel serta Tara tertawa. Menurut Vega, rebutan cowok itu nggak elit. Kalau rebutan baksonya pak budi baru elit. Unik kan ni anak?

"Beneran dan yang nyebelinnya lagi, Amanda ngeracunin anak sekelas buat dukung dia. Ada sebagian yang terpengaruh dan mulai ikutan perang di sosmed." Ungkap Tara dan membuat Vega semakin bengong.

SHOOT METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang