Let You Go | Part 4 [End]

150 20 9
                                    

Hampir seminggu lamanya Ara tak bertegur sapa dengan Danny. Mereka bagai orang asing yang tak saling mengenal. Bahkan beberapa temannya mulai menggosipkan bahwa hubungan keduanya sudah berakhir.

Danny juga hanya tersenyum seadanya saat berpapasan dengan Ara, laki-laki itu tak pernah berusaha mengajaknya bicara.

Dari yang Ara dengar, Danny sedang fokus membantu proses administrasi Della di Rumah Sakit, karena sebentar lagi gadis itu akan melakukan operasi sumsum tulang belakang.

Entah Ara harus bahagia atau tidak.

Ara kini sering menyendiri di perpustakaan saat jam kosong ataupun jam istirahat. Ia tidak ingin melihat kebersamaan Danny dan Della. Ia yang harusnya tertawa mendengar lelucon garing milik Danny, bukan gadis itu.

Untuk itu, ia hanya bisa mengalah. Mungkin mereka berdua memang memerlukan waktu sendiri-sendiri.

Ara juga sering melamun. Tangannya bergerak ke atas rak mengambil buku, namun tatapan matanya kosong. Hampir saja sebuah buku tebal mengenai kepalanya kalau saja sebuah tangan langsung dengan sigap menangkap buku yang terjatuh itu.

"Hati-hati." Ucap siswa itu diiringi senyum hangat.

Ara tertegun. Senyum siswa itu mengingatkannya pada senyum tulus milik Danny. Senyum yang sangat Ara rindukan.

"Ah, iya. Sorry..." Ucap Ara tersadar dari lamunannya. Namun sosok itu kembali menghilang di tengah kerumunan siswa di perpustakaan.

***

"Happy birthday Araaa..." Beberapa teman sekelasnya menghampirinya saat Ara baru saja memasuki kelas pagi itu. Ara hanya membalasnya dengan senyuman. Ia sempat melirik bangku dimana Danny terlihat duduk sambil mendengarkan musik.

Entah laki-laki itu ingat hari ulang tahunnya atau tidak.

Ara langsung saja mengumumkan bahwa ia akan mengadakan pesta ulang tahun di rumahnya malam ini. Pengumuman itu langsung disambut tawa antusias dari teman-temannya.

"Dan, kamu harus dateng ya," Ucap Ara yang langsung saja duduk di samping bangku Danny.

Danny memberinya senyuman tipis. "Pasti, Ra."

Ara lega mendengar jawaban Danny
Sebelum beranjak dari tempat duduknya, gadis itu memberanikan diri untuk bertanya hal yang menganggu pikirannya belakangan ini.

"Dan, kamu masih sayang sama aku kan?" Ucapnya ragu.

Danny terdiam.

"Maksudku, kamu masih anggap aku tunangan kan?"

Danny tak bersuara. Namun anggukan kecil disertai lekukan tipis di bibirnya sudah cukup membuat Ara bahagia.

Dan malam itu, tibalah acara puncak yang sudah Ara serta temannya nantikan. Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, para tamu juga sudah tidak sabar melihat Ara memotong kue ulang tahunnya. Namun si empunya acara malah terlihat berdiri di depan gerbang rumahnya.

"Danny nggak bisa dateng lagi?" Kali ini Mamanya yang menghampiri putrinya di tengah dinginnya malam.

"Kayaknya dia masih sibuk, Ma." Ucap Ara yang terlihat kecewa. Ia tak mampu menyembunyikan raut wajah sedihnya.

"Nak, kamu baik-baik aja sama dia? Oke, Mama tau Danny sibuk dengan kegiatan OSIS-nya, cuma apa dia nggak bisa beberapa jam aja nemenin kamu disini? Hari ini cuma ada setahun sekali, Mama cuma nggak habis pikir,"

Let You Go [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang