Saat menulis bagian ini aku sedang membahas ilustrasi kumpulan tulisan ini dengan pembuat ilustrasi yang sama saat antologi pertamaku, Salsabila Listyandra Gunawan.
"Judulnya apaan?", pertanyaan yang terlontar dari Salsa membuat memoriku terlempar kembali pada ruang ingatan 3 bulan lalu. Tepatnya malam terakhir saat aku dan kamu bertemu sebelum berpisah sejauh kurang lebih 805 kilometer.
"Besok udah gak ketemu loh", selipku di antara nada-nada lagu yang sedang diputar di radio.
"Iya, nih", aku menunggu balasan lanjutannya tetapi sepertinya hanya dua kata tersebut yang terlontar darimu. Kamu sama sekali tidak melempar pandangan padaku. Seperti ada sesuatu, mengganjal, atau seperti ada yang dipikirkan. Mungkin
"Kira-kira aku tahan gak ya gak lihat kamu selama itu?", ternyata dirimu sedang merangkai kata tersebut. Aku sejenak memikirkan kalimat yang tepat.
"Kalau gak dicoba gak akan tahu. Aku yakin pasti bisa kok!", sahutku. Dalam benakku seketika terbesit sesuatu. Bagaimana jika aku membuat sesuatu saat pertemuan kita nanti. Sebuah kumpulan coretan-coretanku tentangmu saat jauh darimu. Ya, itu akan menjadi hal yang akan aku lakukan saat nanti bertemu denganmu. Dengan tulisan-tulisan itu adalah tanda bahwa aku menyerah dengan rasa rinduku yang meledak-ledak. Lebih tepatnya aku kalah 30 kali dengan rasa rinduku selama jauh darimu.
Tulisan-tulisan di dalam bukan sekadar rangkaian kata yang aku tulis karena keputusasaanku kepada rasa rinduku yang tak kunjung berakhir. Tetapi terangkai karena cerita yang terjadi di antara kita selama kita tidak bertemu. Senang, rindu, sedih, tangis, putus asa, kedewasaan, pahit, gelap, sendu, muram, sembab, hampa, hambar, hilang, dan.. ah, terlalu banyak rasa yang tertuang di dalam tulisan-tulisan acakku ini.
Alur benakku tiba-tiba terpotong oleh jarak yang semakin dekat dengan tempat perpisahan kita malam itu.
"Sampai berjumpa pada waktunya!", kamu berseru seperti itu, melihatku sejenak, dan tersenyum padaku. Yang tidak kamu ketahui adalah saat kamu pergi, aku sempat menitihkan air mata. Karena sejujurnya, aku selalu merindu setiap dirimu telah luput dari pandanganku.
"Eh, judulnya apaan?", tanya Salsa yang memecah lamunan panjangku.
"Sajak Saat Jauh Darimu", jawabku.
Romansa Melankolia.
YOU ARE READING
Antologi #2: Sajak Saat Jauh Darimu
PoetryAntologi 2 ini merupakan kumpulan coretan-coretanku selama aku berada jauh dengan orang yang aku sayang. Setiap aku membuat tulisan adalah tanda aku menyerah pada kuatnya rasa rindu yang tak kunjung berakhir. Sebenarnya aku selalu kalah dengan rasa...