PROLOG

19 2 0
                                    

JANGAN LUPA NINGGALIN JEJAK YACH, SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN KALIAN UNTUK PENULIS....😊😊😊😊😊😊😊😊😊

Uhuk uhuk uhuk, tenggorokan ku terasa kering seketika, oksigen disekitar ku terasa menipis, aku benar-benar butuh udara untuk mencerna apa yang terjadi saat ini.

mungkin sekarang ekspresi wajahku sudah tidak karuan dan bisa dibilang ekspresi terkejut tingkat tinggi, oh Tuhan apa ini, ku mohon, ku mohon, ku mohon, ini hanya ilusi, ini sekedar imajinasi.

beberapa kali diriku mengerjab ngerjab kan mata, mengambil dan menghembuskan nafas berkali-kali, yang membuat lawan bicara yang sedang duduk di depan ku nampak bingung dengan apa yang sedang ku lakukan.

"Tiara.." panggilnya pelan, suara itu sukses mengembalikan kesadaran ku sepenuhnya, suara yang lembut namun sekarang sudah terdengar yakin dan tegas mengalun indah ditelinga ku, suara Mas yudha sudah sedikit berbeda dengan beberapa waktu yang lalu saat ia mengucapkan kalimat yang sukses membuat ku setengah gila seperti saat ini. "Aku tidak akan memaksa mu, aku akan menunggu", lanjutnya sembari menyentuh punggung tangan ku dan menggenggam nya erat, ia seperti memberi isyarat bahwa aku bebas mengambil keputusan apapun, ia tidak akan memaksa.

Hangat dan terasa pas sekali saat tangan mungil milikku berada digenggaman tangan kekar milik mas yudha, ada sedikit rasa hangat dihatiku mendengar tuturan mas yudha yang sepertinya mengerti akan kegelisahan ku saat ini.

Penantian & PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang