CHAPTER 3

7 1 0
                                    

JANGAN LUPA NINGGALIN JEJAK YA GUYS, SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN KALIAN UNTUK PENULIS😊😊😊

Ku selalu mencoba untuk menguatkan hati dari kamu yang belum juga kembaliiiiii ada satu keyakinan, yang membuat ku bertahan.

Nyanyian ku terhenti, ketika benda mungil milik ku bergetar-getar ria ditempatnya.
Namun tak ku pedulikan, aku masih melanjutkan aktifitas menyikat gigi. Aktifitas rutin yang selalu ku lakukan setelah makan malam.

Menurutku sih, yang tadi itu sama sekali tidak mirip dengan sebuah nyanyian, lebih mirip suara kambing tetangga ku yang ditarik untuk disembelih saat qurban kemarin, mala lebih merdu suara kambingnya...hahahaha😆😆

Dret dret,
handphone ku bergetar kembali. Aku menyegerahkan menyikat gigi dan kemudian berlalu secepat kilat dari kamar mandi, menuju kamar tidur.
2 whatsapp dari pak kapten.

"Oho kenapa pria ini mengirim pesan, padahal ia bertemu dengan ku tadi pagi".

Klik, aku membuka pesan dari yudha.

Yudha : sudah sampai dirumah...?
Yudha : apa yang sedang kau lakukan, aku benar-benar bosan.😪

Wah, tidak biasanya yudha mengirim pesan, apalagi sampai menggunakan emoticon..
aku terkikik geli, membayangkan bagaimana tampang bosan yudha sekarang, ah lucunya.

Aku : hei kau mengirimi ku pesan sekarang, tentu saja aku sudah sampai sejak tadi. Dasar aneh😬
Yudha : ayo keluar
Aku : ogah
Yudha : ayolah, aku bosan sendirian. Lagi gak dinas nih.
Aku : males.😋

Aku sengaja menolak, hanya ingin menggoda yudha.
Satu menit...
dua menit...
lima menit....
tak ada balasan dari yudha, padahal whatsapp ku sudah di read.

Dasar jahat..
aku mencebik dalam hati.

Nanana dududu....
aku bersenandung ria sambil menyisir rambutku dan memoleskan sedikit lip bam kebibir ku.

Aku memaksa telingaku menggunakan fungsinya lebih dalam lagi, aku mendengar bunyi klakson, namun samar-samar.

Dan benar,  bunyi itu terdengar lagi.
Aku sedikit memperbesar langkah mendekati jendela, menyibak gorden pink kamar tidur ku.
Yupssss benar saja.
persis dengan pikiran ku.
Itu mobil yudha.
Ihhh, dasar pria ini.

Aku menuruni tangga dengan tergesa-gesa, takut yudha menunggu ku terlalu lama. Namun sayang, kaki ku terpelintir dan brukk, srett brak..

awww
aku benar-benar kaget, mendapati tubuh yudha berada diatas tubuhku. Aku terjatuh dari tangga, namun yudha menarikku dan kami terguling.
yudha memeluk ku erat, ia tak membiarkan diriku terbentur tangga. Waw so sweetnya.
ih Ara mulai lagi deh..
hihihi maaf ya guys, pikiran ku kadang agak sedikit kurang waras.hahaha

Awalnya aku benar-benar jengkel dengan yudha, namun sedetik kemudian, seperti ada yang aneh. Ia tak begerak sama sekali.

"Yudha, yudha."

Aku menggeser tubuh yudha kesamping. Ia tak bergerak sama sekali, aku mulai khawatir, aku sangat takut jika terjadi sesuatu dengannya.

Aku mulai berteriak histeris, aku bingung apa yang harus kulakukan sekarang.
Aku bergegas bangkit, namun seketika aku terduduk kembali, tanganku dicekram kuat, siapa lagi pelakunya kalaw bukan Yudha.

aku menatapnya dengan tatapan berbinar, seolah-olah baru mendapatkan cekpott 1 milyar.. ya kali mana ada si Ara hadiah segede itu.. ahhaha

. "Yudha kau sadar".
Aku menubruk dan memeluknya erat, yudha yang sedang tidak siap dengan aksi ku.
Sehingga membuat kami malah terjerembab jatuh kelantai.

Penantian & PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang