"Kita sudah saling mengenal lumayan lama, apakah kau tak mengharapkan hubungan yang lebih ?" tanya Yuri.
"Hubungan lebih ? Maksudnya ?" balas Jessica berpura tidak mengerti sambil memperbaiki posisi duduknya agar lebih rileks.
"Eeuum semacam berpacaran ?" balas Yuri sedikit ragu.
"Hahaha, kita sudah dewasa, umur juga sudah cukup untuk lebih dari sekedar berpacaran, kau ini seperti anak-anak muda saja," jawab Jessica santai.
"Jadi hubungan seperti apa yang kau inginkan ?" tanya Yuri.
"Hubungan seperti yang kau inginkan," jawab Jessica sambil mengerlingkan matanya.
"Baiklah, kau milikku sekarang," ucap Yuri tegas dan mantap.
"Tidak semudah itu menjadikanku milikmu," balas Jessica sambil mengecap White Wine di genggamannya.
"Aku akan membuktikannya," ucap Yuri berapi-api.
"Ku harap kau mampu, hanya saja aku takut jika suatu saat kau akan menyakitiku," ucap Jessica tegas.
Yuri bertekad menjadikan Jessica sebagai pasangannya, setelah berbulan-bulan dia mendekati dengan berbagai cara agar Jessica jatuh dalam pelukannya, kini tinggal selangkah lagi Yuri dan Jessica akan menjadi miliknya selamanya.
"Sebaiknya kita pulang sebelum Yoongie murka," ajak Jessica sambil berdiri.
"Hahaha, baiklah kita pulang,"
Yuri mengekori Jessica yang berjalan terlebih dahulu menuju pintu keluar sebuah restaurant bergaya klasik eropa itu, dengan langkah sedikit cepat Yuri dapat mensejajari langkah Jessica lalu menggandeng tangannya dengan genggaman sangat erat.
Setelah beberapa menit menyusuri jalanan yang sedikit ramai akhirnya mereka sampai di apartemen yang mereka tinggali, berjalan beriringan menapaki lorong yang sepi, sesekali Yuri menggoda Jessica yang membuat yeoja mungil itu tertawa atau bahkan merajuk manja.
Saat sampai di depan unit apartemen masing-masing mereka dikejutkan oleh Yoona yang duduk dilantai dengan kepala menunduk ditopang oleh lutut.
"Youngie....," pekik Jessica dan Yuri bersamaan.
Perlahan Yoona mengangkat kepalanya menatap dua orang dewasa dihadapannya sekaligus membuat Jessica dan Yuri bertambah terkejut dengan keadaan Yoona, pipi lebam, lutut berdarah, tangan dan lengan terdapat luka membiru.
"Kau kenapa nak ?" tanya Yuri panik berusaha meraih Yoona kepelukannya.
"Eomma, bibi," panggil Yoona terbata karena isakan tangisnya.
"Bawa masuk Yul," perintah Jessica langsung membukakan pintu apartemennya.
Yuri membaringkan Yoona pada sofa sedangkan Jessica bergegas ke dapur mengambil air hangat dan kotak obat.
"Kenapa kau bisa seperti ini Yoong ?" tanya Yuri kawatir.
"Yoong berantem eomma," jawab Yoona sambil sesenggukan.
"Kenapa kau berantem sayang ?" Jessica berganti bertanya sambil membersihkan dan mengobati luka pada tubuh Yoona.
"Mereka,mereka menyobek foto mommy dan mengataiku hal buruk," jawab Yoona yang semakin kencang tangisnya sambil menunjukan sobekan foto di genggamannya.
"Aku,aku tidak suka eomma,bibi, foto mommy berharga buatku, mereka jahat aku tidak suka, aku marah bibi,eomma, Yoong marah, Yoong tidak mau sekolah lagi, semua jahat sama Yoong," Yoona semakin menjadi.
Yuri dan Jessica terdiam dan terkulai lesu, tak tahu harus bagaimana, Yoona masih menangis sambil memeluk robekan kecil foto mommynya dan sesekali memanggil nama sang mommy, Jessica yang menyaksikan Yoona yang seperti itu tak terasa ikut meneteskan air mata lalu memberi kode pada Yuri untuk menggendong Yoona lalu membawanya ke kamar tidur miliknya.